TH | 42

412K 55.1K 9.3K
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****



Suara adzan subuh berkumandang, membuat seorang perempuan mengerjab-ngerjabkan matanya yang bengkak dan terasa perih akibat terlalu lama menangis semalaman.

Sebenarnya bukan karena suara adzan yang membuat Dira terbangun, tapi karena usapan lembut di kepalanya lah yang menjadi faktor utama dirinya terbangun. Namun ia tidak menyadarinya.

Saat ia membuka matanya, ia bingung lantaran dirinya sudah berada di kasur, karena seingatnya dirinya tertidur di atas sajadah setelah sholat tahajud semalam.

Perempuan itu diam sebentar, menghela nafas beratnya sambil mengigit jarinya sendiri. Pikirannya langsung tertuju pada Abi. Ia lantas mengambil handphone nya dari atas nakas dan membukanya guna mencari informasi tentang kecelakaan pesawat kemarin. Tapi belum ada informasi terbaru lagi.

Usapan di kepalanya kembali ia rasakan, dan Dira langsung menghadap belakang karena posisinya memang menghadap miring ke kanan.

"Assalamualaikum, Nadira."

Mata Dira membulat begitu melihat orang yang benar-benar ia kenali, orang yang ia tunggu-tunggu kepulangannya, kini berada tepat di hadapannya, tersenyum manis kearahnya.

Dira memejamkan matanya yang kembali memanas. Apa ia sedang berhalusinasi sekarang? Apa dirinya masih tertidur dan tengah bermimpi? Jika benar, maka jangan bangunkan dirinya. Dira tidak ingin bangun dari mimpinya ini.

"Nadira." Suara berat itu kembali ia dengan bersamaan dengan pipinya yang diusap lembut.

Perlahan ia membuka matanya. Dan air mata berhasil menetes menatap sosok di depannya. Bibirnya yang masih terkatup rapat nampak bergetar.

"Ayo sholat. Udah adzan."

Dira menggeleng pelan, "Kalo ini mimpi, aku nggak mau bangun." katanya lirih.

Ora itu tersenyum lembut, "Mimpi?"

Dira mengangguk.

"Aaw!" Dira memekik pelan ketika merasakan cubitan di pipinya, "Sakit!"

"Jadi? Ini mimpi atau bukan?" tanya orang itu sambil terkekeh.

Dira diam sebentar mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Ia memegang pipinya sendiri yang baru saja dicubit. Sedetik kemudian ia langsung berhambur ke pelukan Abi.

"Mas Abi!" tangisnya memeluk erat leher suaminya.

Abi yang melihat itu terkekeh geli melihat dan mendengar Dira yang menangis hingga terisak seperti ini sambil mengacak-acak rambut istrinya tersebut.

"Kenapa? Kok nangis sih?" tanyanya sambil terkekeh.

Dira tak menjawab dan malah semakin kencang menangis. Membuat Abi semakin tertawa dibuatnya dan memeluk Dira erat, mengecup pucuk kepalanya serta mengusap-usap punggung perempuan itu.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang