TH | 01

836K 70.5K 7K
                                    

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.



*****




Seorang pria berusia sekita 40 tahunan berdiri tegap di hadapan seorang gadis berusia 19 tahun yang menunduk takut-takut karena tatapan tajam dari pria itu.

Pria itu adalah Malik Narendra, pria paruh baya yang memiliki 2 putri kandung yang amat ia sayangi. Salah satunya adalah gadis di depannya.

Gadis itu adalah Nadira Niesha Arshavina, putri bungsunya yang baru pulang ke rumah, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah dua malam.

"Berapa kali, Nadira?" Tanya pria itu dingin.

"Banyak." Jawab gadis itu yang kerap disapa dengan panggilan Dira.

"Bagus kaya gini?"

Dira menggeleng.

"Kamu tuh anak perempuan, nggak baik pulang malem-malem, apalagi sendirian. Kalo ada apa-apa di jalan gimana? Mau minta tolong sama siapa? Siapa yang mau tanggung jawab kalo ada apa-apa?"

"Maaf, Pah." Ucap Dira dengan lirih.

"Ngapain kamu di luar malem-malem?"

"Main."

"Main sama siapa?"

"Raka, Jovan, Desta, Dodo, Rama, Dimas, Arjun--"

"Laki-laki semua?" Potong Malik.

"Nggak, ada ceweknya kok." Gadis itu menggeleng kuat.

"Siapa?"

"Mega."

Malik menghela nafas kasar. "Kamu di luar malem-malem kumpul sama cowok-cowok, sedangkan kamu itu perempuan sendiri sama Mega. Itu sama sekali nggak etis, Dira."

"Emang kenapa, sih, Pah. Lagian aku mainnya juga nggak macem-macem, cuma ngobrol biasa di angkringan."

"Kamu tanya kenapa?" Pria itu bertanya tak habis pikir. "Jelas-jelas itu salah! Pertama, kamu keluar malem-malem kaya gini. Kedua, keluar nggak pamit. Ketiga, kamu keluar dan berkumpul sama banyak laki-laki. Papah paling nggak suka kamu main sama laki-laki, Dira."

"Masa orang mau berteman nggak boleh, sih?"

"Papah bukannya ngelarang kamu berteman. Papah nggak membatasi dengan siapa kamu berteman, tapi Papah cuma nggak mau kamu berlebihan dalam bergaul dengan laki-laki seperti ini."

"Satu dua kali Papah masih maklum, karena kamu masih remaja, masih seneng-senengnya main sama temen, tapi sekarang kamu udah kelewatan, Dira. Sekali dua kali Papah kasih kamu izin buat pergi, bukan berarti izin Papah ini berlaku untuk seterusnya."

"Kamu nggak kasian liat Mamah? Nggak kasian sama Mamah yang selalu nungguin anak bontotnya pulang sampe ketiduran di ruang tamu? Sampe Mamah sakit."

Mata Dira membulat. "Mamah sakit, Pah?" Tanyanya terkejut.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin