TH | 16

480K 57.6K 6.5K
                                    

"Jangan menaruh harapan lebih pada manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menaruh harapan lebih pada manusia. Karena menaruh harapan pada manusia, menjadi suatu sebab datangnya kekecewaan jika sesuatu itu tidak sesuai dengan keinginanmu. Berharap lah pada Ar-Rahman, hanya dengan itu kamu tidak akan merasakan kekecewaan."

--Abizar Mukhtar Al-Hariz--



*****





"Dira."

Gadis 19 tahun itu berhenti melangkah dan menoleh saat ada yang memanggilnya.

Raya berlari kecil menghampiri adiknya tersebut dengan wajah cerahnya. Berbeda dengan Dira yang wajahnya sangat mendung karena habis dapat siraman rohani dari Abi tadi.

Meski begitu, Dira tetap tidak peka dengan petunjuk yang Abi tinggalkan. Dira mah iya-iya doang, ditanya paham apa nggak jawabnya paham. Nyatanya? Zonk!

Wajah cerah Raya terganti dengan raut bingung melihat wajah adiknya yang ditekuk. "Kamu kenapa?" Tanyanya.

"Abis siraman." Jawab Dira ketus.

"Siraman?"

"Siraman rohani!"

"Siraman rohani?"

Dira berdecak sebal dan mendengus kasar. "Lo bego apa gimana sih? Iya! Gue abis dikasih siraman rohani, abis diceramahi sama Gus kesayangan lo."

"Hah?"

Dira menggeram kesal. Kakaknya ini sebenarnya pintar, hanya saja sedikit lemot untuk mencerna sesuatu. "Gue abis dihukum terus diceramahi sama Gus Abi, Kakakku tersayang."

"Kenapa bisa?" Tanya Raya.

Ia tidak tau tentang kejadian tadi, karena dirinya baru saja pulang kuliah.

"Panjang lah pokoknya kalo diceritain dari awal."

"Kamu diceramahi apa sama Gus Abi?"

"Ya ceramahnya sama kaya lo waktu itu. Cewek sama cowok nggak boleh saling bertatapan atau bersentuhan atau apalah itu." Dira memberenggut sebal.

"Kakak masih nggak ngerti." Ujar Raya.

"Hiih! Gemes banget pengin cubit ususnya." Geram Dira. "Intinya dia ceramah gitu ke gue. Udah, nggak usah tanya lagi, bikin tambah emosi aja lo."

Meski masih bingung dan tidak paham, Raya memilih untuk mengangguk saja.

Dira beralih melirik dua kresek hitam yang Kakaknya bawa di tangannya. "Apaan tuh?" Tanyanya.

"Hah? Oh iya. Nih, buat kamu." Raya yang teringat pun langsung memberikan satu kresek itu untuk adiknya.

"Apa ini?"

"Batagor. Kamu suka batagor, kan? Tadi Kakak beli ini sebelum pulang." Jawab Raya.

Wajah Dira langsung berbinar senang. "Aaaaa, tau aja lo kalo gue suka sama batagor. Makasih, ya."

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang