TH | 03

566K 64.1K 16.7K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****


Taksi yang ditumpangi oleh Dira dan orang tuanya mulai memasuki gerbang utama dari pondok pesantren At-Taqwa. Ponpes tempat Raya menuntut ilmu, dan tempat ini juga yang akan menjadi tempat tinggal Dira.

Pondok pesantren At-Taqwa adalah salah satu ponpes terkenal di pulau Jawa, khususnya di Jawa Timur. Pondok pesantren yang memiliki bangunan yang besar-besar dengan santri yang mencapai 23.000 jiwa.

Dira saja sempat terkagum-kagum saat melihat bangunan yang besar-besar ini.

"Dira, ayo turun, Nak." Ujar Danita yang membuyarkan keterkaguman Dira.

"Hah? Oh iya." Gadis itu langsung tersadar dan buru-buru turun.

"Kerudungnya dipake dulu." Ucap Danita sambil menaikkan jilbab pashmina yang hanya tersampir di bahu anaknya tanpa menutupi kepala serta rambutnya.

Dira menatap bingung santri-santri yang melewatinya dengan tatapan aneh serta terus mengucap istighfar setiap menatapnya. Sedangkan santriwan tang tak sengaja melihat Dira langsung menundukkan kepalanya dan buru-buru pergi.

"Kenapa sih ngeliatin gue-nya gitu banget? Emang gue setan apa." Gerutunya.

Wajar saja para santri di sini bersikap demikian. Lihat saja penampilan Dira. Hanya memakai kemeja dan celana jeans ketat, serta pashmina nya tidak ia kenakan dengan benar. Sedangkan para santri di sini mengenakan pakaian yang sangat tertutup, panjang jilbabnya menutupi hingga bawah dada dan belakangnya juga menutupi hingga bokong. Sangat berbanding terbalik dengan Dira.

"Dira, ayo."

"Iya." Gadis itu mengikuti langkah orang tuanya yang melangkah menuju bangunan yang bentuknya seperti rumah.

"Assalamu'alaikum." Ucap Malik dan Danita.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab orang yang berada di dalam.

Seorang wanita dengan pakaian syar'i nya datang menghampiri mereka dengan wajah sumringahnya.

"Masya Allah, akhirnya dateng juga." Ucap wanita itu.

Danita dan wanita tadi saling bersalaman dan berpelukan serta saking menanyakan kabar. Sedangkan Malik hanya menangkupkan tangannya di depan dada, begitu juga wanita itu yang melakukan hal yang sama seperti Malik.

Wanita itu beralih menatap Dira yang berdiri di belakang Danita dan Malik. "Nadira?"

Dira yang sedang melihat-lihat sekeliling pun menoleh karena namanya di sebut.

"Hah?"

"Salim." Titah Malik, dan Dira pun menurutinya untuk saling kepada wanita tadi.

"Masya Allah, cantik sekali." Puji Wanita itu sambil mengusap pipi Dira dengan lembut.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang