TH | 29

507K 57.9K 14.2K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




*****




Di siang hari bolong, Raya yang ada kelas kuliah pagi, memutuskan untuk tidak langsung kembali ke pesantren, melainkan duduk di taman yang ada di kampusnya.

Ia ingin menenangkan hati dan pikirannya barang sejenak. Hatinya masih terasa gundah memikirkan masalahnya dengan sang adik.

Raya tidak masalah jika Abi menjadi milik orang lain, tapi kenapa harus adiknya? Kenapa harus Dira? Jika orang lain yang mendapatkan Abi, Raya mungkin bisa menerimanya, tapi ini Dira, adik kandungnya sendiri. Rasa sakitnya berkali-kali lipat.

Raya akui di sini Dira tidaklah salah, hanya saja, ia sangat sulit untuk menerima semuanya.

Deringan handphone di dalam tasnya membuyarkan lamunan Raya, gadis itu segeran mengambil handphonenya dan ia menghela nafas berat begitu tau siapa yang menelfon.

"Assalamu'alaikum." Ucapnya setelah ia menerima telfon itu dan meletakkan handphonenya di telinga.

"Wa'alaikumussalam." Jawab si penelpon. Malik.

"Kenapa, Pah?"

"Kamu udah tau semuanya, kan, Raya?" Tanya Malik.

Raya hanya diam tak menjawab.

"Papah minta maaf sama kamu. Ini semua salah papah, adek kamu nggak salah. Jangan marah sama Dira, tapi marah sama Papah, Ray. Papah salah, harusnya dari awal Papah kasih tau semuanya supaya kamu tidak menaruh perasaan lebih ke Abi. Papah yang salah, bukan Dira." Ujar Malik panjang lebar.

"Nggak salah kalo kamu punya perasaan cinta sama laki-laki, karena perasaan itu timbul tanpa diminta. Tapi kamu harus ingat, Raya. Rasa cinta kamu ke manusia tidak boleh melebihi rasa cinta kamu sama Allah. Dan sekarang kamu udah tau, kalo Abi adalah suami dari adik kamu, jadi Papah berharap kamu bisa melupakan perasaan kamu untuk Abi. Nggak perlu terburu-buru pelan-pelan aja."

Raya menunduk sambil memejamkan matanya erat-erat. Rasanya ia sama sekali tidak ingin membahas masalah ini sekarang. Tapi semuanya harus selesai, agar tidak ada masalah baru yang timbul nantinya.

Tadi pagi, saat Malik menelfon Abi untuk menanyakan kabar mereka, Abi bercerita tentang apa yang terjadi antara Dira dengan Raya, tentang perasaan yang raya miliki untuknya, Abi menceritakan semua. Bahkan ia memberitahu jika semalam Dira tidak pulang dan berakhir sakit.

Lalu siangnya, Malik memutuskan untuk menelfon anak sulungnya ini untuk meluruskan masalah mereka agar tidak terjadi salah paham lagi. Ia tidak ingin anak-anak bertengkar atau bahkan saling membenci karena masalah ini. Pria itu tidak ingin hal ini terjadi.

"Papah tau, kamu anak yang baik, pintar, cerdas, dan kamu pasti bisa terima semuanya meski sulit. Dan Papah yakin, kelak kamu akan mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik daripada Abi."







The Hidden [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang