TH | 24

521K 62.6K 11.9K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



*****



Tok tok tok

"Mas." Suara Bilal terdengar seiringan dengan ketukan di pintu kamar Abi.

"Sebentar." Sahut si pemilik kamar.

Abi yang baru selesai melaksanakan sholat pun beranjak untuk membuka pintu kamarnya. Dan wajah tengil adiknya lah yang ia lihat.

"Apa?" Tanyanya.

Bilal tidak langsung menjawab tapi malah mencuri-curi pandang ke dalam kamar Mas-nya itu.

"Ada apa?" Tanya Abi lagi sambil menutup pintu kamarnya.

Bilal mencibir, "Mentang-mentang sekarang kamarnya ada penghuninya selain sampeyan, jadinya aku ndak boleh liat."

"Ada apa?" Abi kembali mengajukan pertanyaan yang sama.

Bilal berdecak sebal sebelum menjawab, "Ditimbali Umma. Suruh makan." Katanya menyampaikan titah dari Ibu Negara.

"Iya sebentar." Setelah itu Abi kembali masuk ke kamar dan menutup pintunya, mengabaikan adiknya yang wajahnya ditekuk kesal.

"Mentang-mentang saiki ono bojone, sedino dadi ra metu kamar blas. Ngopo jane." Laki-laki itu geleng-geleng sendiri dan berlalu menuju dapur.

"Bilal?" Tanya Dira yang sedang melipat mukena serta sajadah yang habis mereka gunakan untuk sholat.

"He'em." Abi mengangguk.

"Apa katanya?"

"Dipanggil Umma suruh makan." Jawab Abi sambil mencium pucuk kepala Dira setelah itu ia meletakkan pecinya di nakas.

Perlakuan sederhana yang mampu membuat Dira melayang.

"Ayo makan." Ajak Abi.

Dira mengangguk. Lalu mereka keluar kamar menuju dapur dengan Dira yang berjalan di belakang Abi.

"Lah iku Mas Abi sama Nadira." Celetuk Bilqis sambil menunjuk Abi dan Dira yang baru datang.

Kiyai Usman, Umma Hafsah dan Bilal langsung mengalihkan tatapannya pada dua orang itu.

Dira semakin menyembunyikan dirinya di balik tubuh Abi yang kebih besar darinya. Gadis itu malu bertemu keluarga ndalem. Biasanya ia tidak malu, tapi kali ini situasinya berbeda, suasana juga berbeda.

"Nduk Nadira udah mendingan?" Tanya Kiyai Usman.

Abi menarik tangan Dira yang masih saja bersembunyi di baliknya, hingga gadis itu berdiri di sampingnya, "Eee... Alhamdulillah udah sembuh, Bah." Jawab Dira gugup.

"Alhamdulillah." Ucap semua orang.

"Ya udah, sini duduk. Kita makan malam dulu." Ujar Umma Hafsah.

The Hidden [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now