Extra Caput 1

348 43 20
                                    

Kelak akan kau temukan bahwa perpisahan hanyalah sebuah jalan untuk kembali dipertemukan. Di waktu yang tepat dan di tempat yang seharusnya.

👑

Saat mendengar kabar duka dari sang ayah, Liora langsung memesan tiket pesawat ke Indonesia. Semuanya atas izin Aldert tentunya.

Ya, kabar itu mungkin telat karena dua hari setelah pemakaman Lili. Tapi, setidaknya Liora ingin menemani sahabatnya yang tengah merasakan kehilangan.

Dan sekarang Liora telah sampai di rumah Gizca. Dari bandara dia langsung datang ke sini, tidak pulang ke rumahnya terlebih dahulu.

Gadis itu menekan bel di dekat pintu utama. Tidak lama kemudian pintu dibuka dan menampilkan Gizca di baliknya.

Wajah sembab dan hidung merahnya terlihat jelas membuat Liora merasa teriris.

Tanpa basa-basi lagi, Liora segera merentangkan tangannya. Menyambut Gizca agar mau memeluknya. Ia tahu sahabatnya itu sedang benar-benar membutuhkan teman.

Gizca segera menghambur ke pelukan Liora. Dia menumpukan dagunya di pundak Liora. Setiap kali ada orang yang datang, air matanya menetes.

Liora mengusap punggung Gizca yang bergetar lantaran menangis. Ia tidak akan menghentikan tangis Gizca, dia hanya ingin membuat Gizca tenang.

Setelah cukup lama, Gizca menjauh seraya mengusap kasar air matanya. Dia memaksakan senyumnya untuk mengembang.

"Lo kok pulang lagi?" tanya Gizca masih sesenggukan.

"Gue pulang buat lo sama Dizcha. Gue pengin nemenin lo. Lagian kuliah gue juga masih dua minggu lagi mulainya," jawab Liora. "Dizcha mana?"

"Di–Dizcha di kamar."

"Lo ... masih marahan sama Dizcha?" tanya Liora hati-hati.

"Enggak tau." Gizca mengedikkan bahunya.

"Gue boleh ketemu sama Dizcha?" tanya Liora meminta izin.

Gizca sempat diam sejenak lalu mengangguk singkat. "Ayo masuk, Li."

Gizca mengantarkan Liora ke kamar Dizcha di lantai dua. Ia sempat menghentikan langkahnya sejenak di depan kamar Feri dan Lili. Ada Navya tertidur di dalam box bayi.

"Itu adik lo?" tanya Liora.

Gizca hanya mengangguk pelan. Lalu melanjutkan langkah menuju ke kamar Dizcha.

"Masuk aja, Li, kamarnya Dizcha jarang di kunci kok. Gue nemenin Navya aja, ya, kasian dia sendirian. Ayah juga lagi pergi keluar, gue tadi dititipin Navya sama dia," pamit Gizca.

"Kita ngobrol bertiga, sebentar aja, Giz. Gue janji enggak akan keras-keras ngomongnya, takut adik lo bangun."

Gizca menarik napas dalam lalu mengiyakannya. Ia memutar knop pintu kamar Dizcha dan masuk ke dalam tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Liora hanya mengikuti. Ia menyapu pandangannya ke setiap penjuru kamar Dizcha. Tapi, ia menemukan Dizcha tengah terduduk di lantai balkon.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now