'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]

•9• Inersia

Kesulitan dan masalah adalah hal yang membuat kehidupan ini menarik dan unik.

👑

Inersia atau kelembaman adalah kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan terhadap kondisi geraknya. Secara numerik, ini diwakili oleh massa benda tersebut. Prinsip inersia adalah noda satu dasar dari fisika klasik yang digunakan untuk memberikan gerakan benda dan pengaruh gaya yang dikenakan terhadap benda itu. Kata inersia berasal dari kata bahasa latin "iners", yang berjasa lembam atau malas.

👑

Sekala POV.

Aku masih ragu dengan anak yang wanita itu kandung adalah anakku. Tidak mungkin 'kan hanya dalam sekali aku melakukannya tapi bisa tumbuh kembang menjadi janin.

Dalam jangka waktu dua bulan. Apa tidak terlalu cepat?

Tapi, hati kecilku terus mengatakan kalau janin itu memanglah anakku. Aku harus apa sekarang? Apa aku harus memberitahu Fù qīn? Dia pasti akan kecewa sekali padaku. Secara aku adalah putra kesayangannya, putra yang sering dia bangga-banggakan di depan banyak orang.

Beberapa tahun yang lalu aku pernah mengecewakan Fù qīn lantaran aku tidak berhasil lolos masuk SGG, dan pilihanku akhirnya jatuh pada SMA yang letaknya di belakang SGG.

Fù qīn benar-benar kecewa padaku. Jika aku memberitahukannya soal ini juga, mungkin dia akan menghajarku habis-habisan.

Wanita di sampingku juga diam saja daritadi. Mobilku sudah berhenti melaju di parkiran sebuah klinik, ya, klinik aborsi.

"Kau siap?" tanyaku.

Wanita itu menoleh. Terlihat dari wajahnya kalau dia sedang cemas.

"Apa kita tidak bisa menikah saja?" tanyanya. Huh! Aku benci jika pertanyaanku tidak dijawab dan malah diberikan pertanyaan balik.

"Kurasa tidak."

"Kenapa? Anak ini tidak berdosa. Yang salah adalah kita. Kalau aku tidak bertemu denganmu lagi kemarin pagi, aku pasti akan memilih mempertahankan anak ini. Sejujurnya aku tidak pernah setuju dengan usulanmu untuk melakukan aborsi. Aku menyayanginya," ucapnya lirih.

Hatiku berdesir. Kalau ditanya, "Apakah kau tega melakukan ini?" tentu saja aku tidak tega. Mana ada seorang ayah yang tega membunuh anaknya sendiri.

Jika saja ini bukan hasil dari hubungan yang tidak disengaja, aku pasti akan memilih untuk mempertahankannya.

"Kau tanya kenapa? Aku tidak mencintaimu. Jangankan mencintaimu, sekedar namamu saja aku tidak mengetahuinya," jawabku lugas.

Wanita itu memalingkan wajah. Sungguh aku tidak tega melihatnya. Dia pasti sedang sangat merasa ketakutan. Aku menebak, kalau dia memang benar-benar menyayangi anak itu. Ya walaupun dari hasil hubungan terlarang.

"Maafkan aku. Aku akui kalau aku memanglah orang yang jahat. Aku tidak pernah mengenalmu, tapi aku langsung memberikan luka sedalam ini kepadamu."

Aku meraih tangannya. Kucium punggung tangannya sekali, sebagai tanda permintaan maafku padanya.

"Tolong maafkan aku ...."