•19• Silikon

200 31 0
                                    

Air mata adalah kata yang tidak bisa diucapkan oleh mulut dan tidak pula dapat ditahan oleh hati.

👑

Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia, Thomas Thomson. Dia mempertahankan sebagian dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu api.

Silikon memiliki simbol, yaitu Si. Dengan massa atom 28, 0855.

👑

"Dan lo, Syaffa. Lo tetap gak bisa masuk ke circle kita. Walaupun lo udah lama sekolah di SGG, tapi lo bukan bagian dari kelas istimewa." Aina tersenyum sinis. Sisi jahatnya terlihat saat ini. "You're just a substitute student here. Gue anggap lo sebagai benalu."

Suara sahutan dari teman-temannya yang menunjukkan kalau mereka setuju mulai terdengar. Dari awal mereka semua memang tidak setuju dengan konsep belajar yang seperti ini.

Terlalu aneh.

Mereka bisa saja belajar walau dengan jumlah teman di kelas yang sedikit. Tapi, mereka menggunakan alibi kalau guru pengajar akan malas mengajar jika di kelas hanya ada beberapa murid saja.

"Gue juga gak pernah mau masuk ke pertemanan kalian. Gue duduk di sini cuma karena konsep konyol itu. Dan ya ... pertemanan kalian itu terlalu horor buat gue. Not interested at all," balas Syaffa sarkas.

Jangan pikir seorang Syaffa akan tetap diam saja seperti orang-orang kebanyakan saat masuk ke lingkungan baru.

"Sadar diri juga ya lo," kekeh Gizca dari tempat duduknya.

Graysia melirik notifikasi yang baru masuk ke ponselnya. Terlihat dari pop up kalau itu pesan dari Alifan.

Alifan Jevran Pratama
7.500 pendaftar ....

Gadis itu tak membalas pesan dari Alifan. Dia menelan saliva kasar. Kepalanya mendadak pening. Ini gila!

"Lou," panggil Graysia kepada Louissa yang duduk tepat di sampingnya. Tatapannya sedikit sendu karena memang ia tidak suka akan kabar ini. Bisa dibilang ini adalah kabar buruk untuknya dan seluruh siswa di SGG. "7.500 pendaftar ... kelas kita bakalan kedatangan murid baru mulai minggu depan."

"Gak usah bercanda, Gray!" sentak Louissa meninggikan suaranya satu oktaf.

Seluruh atensi mereka yang berada di dalam kelas beralih ke mereka berdua. Terkejut saat mendengar suara Louissa yang tiba-tiba berbicara dengan nada tinggi.

"Lou, Gray, kenapa?" tanya Anelis.

"Baru dua jam pendaftaran dibuka ... tapi, udah ada 7.500 orang yang daftar. Kelas kita ... bakalan kedatangan murid baru mulai minggu depan," terang Graysia.

Seketika hening. Isi pikiran mereka sama.

Tak terkecuali Aira. Walaupun gadis itu terlihat santai-santai saja, tapi dia juga jelas tidak setuju. Kemarin saja dia ingin memprotes bersama dengan anak-anak Loridz, namun sayangny ditahan oleh Karvian.

Ponsel milik Flavia berdering. Ada panggilan masuk. Gadis itu mengeceknya, dari Erayla. Sesegera mungkin dia mengangkatnya.

"Komputer yang Alifan pakai tiba-tiba mati. Udah coba buat dinyalain, tapi gak bisa." Suara Erayla terdengar lirih dan pelan. Dari nadanya juga terdengar kalau dia sedang bingung dan cemas.

"Tanya guru, Er!" saran Flavia menyuruh.

"Guru-guru lagi pada sibuk di ruangannya. Mereka lagi bikin soal buat tes besok," sanggah Erayla cepat.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now