20

88 21 5
                                    

Liburan tengah semester telah dimulai satu minggu yang lalu. Hari ini hari terakhir di bulan Desember yang artinya nanti tepat tengah malam tahun akan segera berganti ke tahun yang baru.

Firza sedang asyik-asyiknya duduk di balkon rumah sambil berjemur ditemani secangkir coklat panas dan  novel yang sudah lama dia beli tapi belum sempat dibaca karena sok-sokan tidak ada waktu luang, padahal jika ada waktu luang digunakan untuk cosplay jadi parasit kasur. Liburan menjadi waktu terbaik untuk maraton baca hingga selesai.

Tepat sebelum halaman terakhir, ponselnya berdering beberapa kali pertanda jika ada pesan yang masuk. Firza mengambil ponsel, lalu menyalakannya untuk melihat dari siapa pesan itu datang.

Di sana ada pesan masuk dari Akira yang mengajak dia dan Azam pergi ke gunung untuk merayakan pergantian tahun, meskipun mendadak, dia tatap menyetujuinya karena tidak ada kegiatan yang harus dikerjakan lagi daripada gabut di rumah terus nyumpahin biar nanti malam hujan biar gak ada yang nge-date, kemping sepertinya akan lebih berfaedah.

Firza kembali meletakan ponsel di meja kembali melanjutkan bacaannya hingga novel itu selesai. 1 halaman terakhir sudah dibaca, diambilnya pena lalu Firza menuliskan tanggal selesai membaca dan tanda tangannya di akhir halaman.

Firza meletakan buku kembali di rak buku, lalu mengambil cangkir bekas coklat panas membawanya ke dapur untuk langsung dicuci.

Urusannya sudah selesai. Firza masuk ke dalam kamar. Ia mengambil ransel berukuran besar, memasukan beberapa baju hangat dan juga kotak obat kecil, tak lupa dompet yang berisi sejumlah uang yang nantinya akan dibelikan makanan untuk bekal mereka di supermarket karena tak ada bahan makanan di rumah, Firza tak sempat belanja untuk mengisi kulkasnya.

"Za! Ada Azam! Buruan turun!" Riana memanggil-manggil Firza dengan suara toa yang dapat membuat cikcak lari ketakutan mendengar suaranya.

Firza mengambil jaket hitam yang ada di atas kasur lalu memakainya. Ia keluar dari kamar berlari ke lantai dua.

"Za! Lu jangan lari-lari di tangga! Bahaya! Udah diperingati berkali-kali loh sama gue!" Azam mulai menggerutu ketika melihat Firza berlari di tangga. Firza hanya tersenyum tanpa dosa. Sedangkan Riana menggelengkan kepala sudah terlalu lelah dengan sifat adiknya yang sedikit petakilan

"Berangkat dulu ya teh! Dadah juga bayi! Bye!" Firza mengusap pipi keponakannya yang tengah tertidur.

"Bayi panggil bayi!" ucap Azam dengan suara rendah.

"Lo ngatin gue bang?"

"Enggak! Kita berangkat dulu! Assalamualaikum!"

Kedua pria itu keluar dari rumah dengan Azam yang berjalan duluan.

"Waalaikumsalam!" Riana menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah mereka yang tak pernah berubah sejak kecil.

Terkadang Asya berfikir bagaimana cara keduanya tetap akur, meskipun  dari kecil sampai sekarang sifat mereka berbeda banget.

Asya menutup pintu rumah naik ke atas untuk menidurkan bayinya yang sudah tidur karena tangannya sudah mulai pegal kelamaan gendong si bayi imut.

***

Di suatu supermarket Arion dan Orion sedang berbelanja untuk ke gunung. Semua anggota kelas diundang oleh Akira lewat grup WhatsApp yang baru dibuatnya kemarin.

"A! Kita harus bawa ini semua!" Orion menunjuk pada sosis mahal yang ada di kulkas supermarket.

"Yon! Kantong Aa gak cukup buat bawa semua sosis ini. Kan nanti juga pak Firza bawa makanan lagi!" Arion mencoba menolak Orion yang merengek meminta dibelikan sosis yang sedang ramai dipromosikan oleh para selebgram. Sosis yang katanya rasa dagingnya kerasa banget sama di dalamnya ada keju mozzarella. Sayangnya itu harga sosis enggak ngotak, mending aja beli sosis seribuan. Toh sama-sama enak juga.

Namanya bocah, Arion menyerah pada permintaan adiknya. "Dua pack aja ya, uang Aa udah habis!"

Orion mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Yok lanjut!"

Makin hari Arion makin pusing dengan tingkah Orion yang makin mirip bayi padahal dulunya dia cool banget tipe-tipe manusia yang jarang ngomong, tapi pas mereka akur sifat jenglotnya mulai kelihatan dan sekarang sedang puncak-puncaknya. Efek kebanyakan main sama Akira juga mungkin.

Di tempat lain Akira yang sedang melipat baju bersin.

"Heh anak-anak!" Suara Firza membuat keduanya menoleh. Pria dengan jaket hitam itu tengah melambai-lambai tangan ke arah mereka. Di sampingya ada Azam yang memegang troli dengan wajah datarnya.

"Pak!" Seru keduanya berasamaan. Keduanya menghampiri Firza dan Azam.

"Belanja juga?" tanya Firza.

"Iya. Lihat saya borong semua sosis yang lagi viral!" Orion menunjukan 2 pack sosis pada Firza.

Firza tertawa melihat tingkahnya.

"Mau barengan belanjanya?" ajak Azam.

"Boleh!" sahut Arion.

Sekarang keempat orang itu berkeliling di supermarket memasukkan segala hal yang dirasa dibutuhkan ketika mereka di gunung nanti.

***

"Arisa! Lo ngapain bawa air segede gaban di dalam tas lo?" Zara shock berat ketika melihat air mineral berukuran besar dibawa oleh Arisa.

"Ya buat minumlah cantik! Masa buat nyuci dosa lo!"

"Eh mae! Lo kira bawa air segede gitu bakalan kuat naik ke atas!"

"Lah? Gue kira nanti kita naek yang kaya rollercoaster gitu!"

Zara menimpuk pelan kepala Arisa dengan botol kosong. Rasa-rasanya dia bakalan jadi punya darah tinggi jika deket dia.

Zoya dan Faza masuk ke dalam rumah membawa sayuran yang baru dipetik dari kebun di belakang rumah Zoya. Sayuran-sayuran itu telah dicuci dan disimpan di kotak kecil yang disimpan Zoya di tasnya.

"Kenapa ribut-ribut?" tanya Faza.

"Biasa, si Arisa suka ngadi-ngadi."

Zoya hanya tersenyum melihat tingkah tom and Jerry itu yang makin hari makin ngadi-ngadi.

"Udah siap itu semua? Kalau udah kita berangkat!" Ajak Zoya.

"Yo berangkat!" Seru ketiga orang lainnya dengan semangat.

***

"Ini tiga tenda cukup?" Tanya Ale kepada Mark, Isyana, dan Lila.

"Cukup kayanya. 1 buat cowok, 1 buat cewek, dan satu lagi buat random!" Jawab Lila.

"Oke by!"

"Gak panas! Cuma kebakaran aja!" Ucapan Lila sontak mendapat tonyoran pelan dari Mark.

"Diam ya! Ini namanya udah KDRT!" Lila menepis tangan Mark dengan kasar.

Lila dan Mark merasa kalau kedua orang itu cocok. Tapi anehnya, kenapa gak jadian-jadian. Kan aneh.

"Gue bayar dulu uang sewanya! Kalian tunggu aja di luar!"

Ale ke meja kasir untuk membayar sewa tenda dan menggunakan kartu kredit yang dia punya, sedangkan ketiga orang yang lain keluar menunggu.

***

Rin, Satya dan Alif duduk di pinggir jalan sambil merokok memperhatikan orang-orang yang beralau lalang.

Rin merasakan jika ponselnya berdering terus. Karena penasaran dia membukanya.

"Anak-anak kelas mau pada kemah! Kita juga diajak!" Rin memberi tahu Satya dan Alif.

"Persetan! Kita gak dianggap jika lo lupa!" Perkataan Alif diangguki oleh Rin.

Mereka bertiga tak ikut serta dalam kegiatan kelas. Memilih untuk melanjutkan kegiatan mejeng di pinggir jalan.

***

Minggu 2 Januari 2022
11.30
Have a nice day
See you :)

Kelas Siluman Where stories live. Discover now