17

89 20 9
                                    

Firza menghentikan mobil tepat di parkiran bioskop. Abas terkejut ketika Firza membawa dia ke bioskop. Sebenarnya ia ingat jika hari Ini film Violet Evergarden bagian ke dua akan diputar. Di Thiler Filmnya saja sudah terlihat bagaimana kerennya cerita yang akan diputar, tapi karena tadi moodnya berantakan dia melupakan agenda menontonnya pada hari ini.

"Pak ini bioskop kan? Ayo kita nonton Film Violet Evergarden 2! Ayo Pak! Aku mohon!" Abas memohon-mohon pada Firza dengan wajah imut yang dibuat-buat. Melihat itu Firza sangat ingin menimpukkan bagian bawah sepatu yang dia pakai ke wajah Abas. Berhubung harga sepatunya mahal dia mengurungkan niat sesatnya itu.

"Emang mau nonton itu! Dimohon ya wajahnya dikondisikan sebelum nanti dicium sol sepatu mahal saya!" ucap Firza sambil menampakkan wajah jijik bercampur geli.

Abas langsung memasang wajah sebal. Dia melepas sabuk pengaman membuka pintu mobil langsung  berjalan ke arah tukang karcis menunggu Firza di sana.

Firza mengikuti Abas dari belakang.

Petugas karcis sudah memberikan Abas dua lembar tiket untuk menonton film Violet Evergarden. Firza mengeluarkan 2 lembar pecahan uang seratus ribu. Dua tiket untuk Film telah berhasil dibeli.

"Tiketnya gratis, kamu gak usah bayar," ucap Firza.

Wajah Abas langsung bercahaya ketika mendengar kata gratis. Kapan-kapan lagi dia bisa dibelikan tiket nonton film sama gurunya secara cuma-cuma.

Sebelum masuk ke dalam terlebih dahulu Firza membeli 1 popcorn berukuran jumbo untuk menemani mereka nonton.

Keduanya masuk ke dalam lalu duduk berdampingan. Firza meletakkan popcorn di tengah-tengah mereka supaya lebih mudah jika Abas ingin memakannya.

Lampu bioskop dimatikan pertanda film akan segera di mulai.

Layar lebar di depan menampilkan gunung Fuji yang menjadi khas opening film KyoAni. Film dimulai dengan penonton yang senyap menikmati film.

Tangan Abas tak henti-hentinya mengambil popcorn. Firza mendesah lalu membiarkan siswanya itu mengambil semua popcorn.

Firza terkejut ketika melihat Abas menangis di salah satu adegan yang sangat emosional di mana ada seorang anak sakit. Firza menggelengkan kepala. Rasanya dia telah melihat salah satu sifat anak didiknya secara dekat.

Film berakhir dengan happy ending. Lampu bioskop kembali menyala. Firza dan Abas keluar dari bioskop. Sesampainya di luar perut Abas bersuara kerena dari siang dia belum makan. Dan sekarang hari sudah berubah menjadi gelap.

"Mau makan?" tanya Firza.

Tanpa malu Abas langsung menganggukkan kepalanya.

Desahan nafas kasar Firza terdengar. Firza mengajak Abas untuk masuk ke dalam mobil yang ada di parkiran. Setelah keduanya masuk dan memakai sabuk pengaman, mobil melaju membelah jalanan berangkat ke salah satu tempat makan yang menjadi tempat langganan Firza untuk makan malam.

***

"Kenyang-nya!" Abas mengusap perutnya yang sudah penuh dengan makanan. Di dalamnya ada nasi goreng, ayam kecap, es jeruk, dan puding coklat. Sekarang perutnya sudah mirip seperti orang hamil 2 bulan.

"Udah kenyang?"

Abas mengangguk.

"Jalan-jalan sebentar yuk Pak! Tanggung udah di luar!"

"Mobil saya mau disimpan di mana?"

"Simpan aja di sini. Kan gak bakalan hilang!"

"Lama-lama saya geprek juga ya!"

Kelas Siluman Where stories live. Discover now