13

111 24 3
                                    

"Kenapa lo gak bales pesan gue kemarin?" tanya Lila ketika Ale datang ke kelas. Belum sempat Ale mendaratkan bokong di kursi untuk melepas rasa lelah setelah jalan dari lapang ke kelas malah langsung disambut oleh Lila yang siap mengintrogasi.

Ale langsung memasang wajah malas karena tak tahu setan mana yang merasuki gadis itu hingga membuatnya menjadi posesif. Ale pikir mungkin Lila telah kerasaukan hantu main lead di novel-novel fiksi remaja yang suka dibaca oleh Zara.

"Kemarin gue capek. Jadinya lupa bales pesan dari lo!" balas Ale kecut.

Lila hendak marah pada Ale ketika mendapat jawaban dengan nada seperti itu, tapi ketika tiba-tiba Ale tersenyum dengan cerah niat Lila untuk misuh-misuh hilang.

Entah setan mana juga yang telah merasuki Ale hingga moodnya bisa berubah secepat ini, mungkin ini bukan kerasukan hantu, namun gejala jatuh cinta karena kata orang jatuh cinta bisa membuat orang mudah bahagia secara tiba-tiba.

Eits jika menganggap Ale bahagia karena Lila kalian salah besar, Ale bahagia karena Isyana yang baru datang dan duduk di belakang dia.

Lila ke-geer-an sendiri melihat Ale tersenyum. Matanya yang semula menatap mata Ale kini menatap ke sembarang arah mencoba menghindari kontak mata agar pigmen di wajahnya tak berubah.

"Dasar." Setelah mengatakan itu Lila pergi entah ke mana.

Ale terheran-heran sendiri melihat Lila yang pergi. Ia mengangkat bahunya mencoba untuk tidak peduli.

Ale membalikan badan ke belakang  untuk melihat Isyana. Ia melihat gadis berambut sebahu itu tengah tertidur dengan buku pelajaran dibuat berdiri untuk menutupi wajah.

Tangan ale dengan sengaja menjatuhkan buku yang digunakan oleh Isyana menutupi wajah didorong dengan pelan ke depan hingga jatuh ke wajah Isyana. Gadis korban kejahilan Ale terbangun dengan wajah lugu. Hal yang pertama ia lihat adalah senyuman Ale.

"Hai?" sapa Ale.

Isyana memutar wajahnya malas. "Lo kan yang ganggu gue tidur?" tanya Isyana sambil menunjuk wajah Ale.

"Iya! Emangnya kenapa?" Bukannya mengelak, Ale malah mengaku secara terang terangan kalau ia pelakunya.

"Mau lo apa?"

"Bikin lo jadi milik gue!" jawab Ale dengan mantap.  Ale sendiri tidak merencanakan akan melakukan pengakuan dalam keadaan seperti ini. Kalimat itu refleks terucap oleh Ale.

Kelas yang tadinya riuh seketika menjadi senyap. Isyana melongo tak paham apa yang sedang terjadi. Butuh waktu beberapa detik sebelum ia dapat mencerna perkataan Ale, setelah perkataan itu tercerna ia langsung berdiri dari bangkunya dengan muka memerah lalu pergi ke luar kelas.

Di tempat lain Lila yang mendengar Pengakuan Ale terdiam. Ia dapat merasakan jika hatinya sekarang sedang terpecah belah.

***

Isyana duduk di bangku taman belakang. Tangannya menyentuh dada merasakan jika saat ini jantungnya berdetak beberapa kali lebih cepat dari biasanya. Dia menjadi takut jika saat ini akan mendapatkan serangan jantung dadakan, jika itu terjadi dapat dipastikan ia akan wafat karena jarang ada orang yang datang ke taman ini hingga waktu emas untuk melakukan pertolongan pertama akan terlewat.

Saat sibuk mengatur nafas, seseorang tiba-tiba menepuk bahu Isyana pelan.
Isyana langsung terlonjak karena kaget. Saat ini kesahatan jantungnya harus benar-benar dipertanyakan.

"Ngapain neng diam di sini? Mau cosplay jadi hantu urband legend sekolah?" ucap Firza yang tengah bersandar di belakang belakang bangku yang diduduki oleh Isyana.

Kelas Siluman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang