SINGLE MOTHER || Chapter.17.a

9.3K 1K 75
                                    

Happy reading

•••••

Agnibrata Headquarters..

.

Sambil menggandeng putrinya, Anggita berjalan ke meja resepsionis untuk menanyakan tujuannya datang kemari. "Permisi, ruangan pak Reza dimana ya?" Tanya nya ramah.

"Mas Reza assisten pribadi nya pak Barra?" Sahut resepsionis yang dilihat dari name tag nya bernama Vera. Raut wajahnya tak seramah beberapa menit lalu saat berbicara dengan orang lain.

Anggita mengernyit bingung, ada apa dengan wanita ini? Kenapa tiba-tiba menjadi sinis. Dan lagi, dia memanggil Reza dengan sebutan 'Mas' yang benar saja!

"Maaf, sudah buat janji sama mas Reza?" Tanya nya memperhatikan penampilan Anggita dengan begitu teliti. Tak lupa, tatapan tajam juga diberikan padanya.

Anggita menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Harus banget ketemu dia pakek janji, dia pegawai biasa kan disini, bukan bos?" Tukas Anggita asal. Dia benar-benar risih di perhatikan orang asing seperti ini. Memangnya ada yang aneh dengan penampilannya, sepertinya tidak.

Lagipula, apakah untuk bertemu dengan Reza yang jabatannya hanya seorang assisten dari putra pemilik perusahaan harus membuat janji terlebih dahulu, merepotkan sekali.

Tak merespon ucapan Anggita, resepsionis itu justru mengalihkan pandangan ke belakang Anggita dengan senyum yang sangat memuakkan, membuatnya ingin muntah detik itu juga.

"Selamat siang, pak Barra.." kata resepsionis itu.

Anggita memejamkan mata, mengencangkan pegangan tangannya pada Chessa. Mendadak nyali nya ciut saat mendengar resepsionis itu menyebut nama Barra.

"Siang.." Suara lembut namun tegas itu milik Barra. Anggita tau itu.

Barra memberikan tatapan seolah bertanya 'ada apa' pada Vera yang langsung di jawab dengan cepat namun penuh kehati-hatian.

"Oh ini pak, mbak ini maksa mau ketemu sama pak Reza." Terang Vera. Matanya memicing sinis ke pada Anggita.

Sontak Anggita melotot tak percaya mendengar perkataan wanita bermuka dua itu. Tadi dia memanggil Reza dengan sebutan 'Mas', lalu sekarang didepan Barra dia memanggil Reza 'Pak'. Dan apa tadi katanya, memaksa untuk bertemu Reza? ya Tuhan, drama macam apa ini.

Merasakan ada tepukan ringan di pundak sebelah kanan, Anggita menoleh ke belakang secara perlahan.

Dan, gotcha!

Anggita meringis seperti orang tolol kearah Barra yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Ah sudahlah, dia sudah siap untuk di usir dari tempat ini.

Barra mengangkat alisnya tinggi, memperhatikan Anggita dan Chessa bergantian.

"Hai Anggita!" sapanya, kemudian berlutut di depan Chessa dengan senyum khasnya. "hai cantik! Mau ketemu papa ya? Papa ada didalem, ayo masuk sama uncle!"

Barra membawa Chessa kedalam gendongan. Setelah itu dia berdiri dan mengatakan hal yang membuat Anggita senang dan kesal dalam waktu bersamaan.

Senang, karena secara tidak langsung Barra sudah membungkam mulut wanita bermuka dua itu. Tapi dia juga kesal, kenapa Barra harus mengatakan hal itu di depan umum.

"Dia istrinya Reza dan ini anaknya," Barra sedikit menggoyangkan tubuh Chessa dalam gendongannya. "Lain kali kalau mereka datang, langsung kasih masuk aja." Perintah Barra membuat Anggita ingin tertawa kencang saat melihat ekspresi dari resepsionis itu.

SINGLE MOTHERWhere stories live. Discover now