SINGLE MOTHER || Chapter.18

11.5K 998 84
                                    

Happy reading

*****

Reza house..

.

Di luar sudah sangat terang, matahari pun sudah cukup tinggi serta angin bertiup dengan begitu lembut. Namun diatas ranjang besar dengan seprai bermotif abstrak masih terlihat seorang wanita bergelung didalam selimut tebal tanpa terganggu suara-suara burung yang berkicauan di luar.

Seorang wanita paruh baya nampak sedang membereskan kamar tersebut, dia bukan assisten rumah tangga, tetapi pemilik rumah. Rumah dua lantai itu tak memiliki pekerja, semua dilakukan sendiri karena rumah ini hanya ditinggali oleh dua orang saja, yaitu dia dan putranya. Tetapi putranya sudah pergi sejak pagi tadi, lalu siapa wanita yang ada diatas ranjang, lagipula ini adalah kamar anaknya.

"Ngghhhhh—"

Suara lenguhan terdengar dari atas ranjang besar dibelakangnya, wanita itu mulai membuka mata perlahan, kepalanya masih terasa pening setelah apa yang terjadi semalam, terlihat dari gerakan tangannya yang terus memijat pelipis dan sesekali memberi tarikan keras pada rambut panjangnya.

"Sudah bangun, nak?"

Anggita terperanjat saat mendengar suara yang tak asing ditelinga nya, suara ini sering ia dengar bahkan beberapa waktu lalu.

Wanita paruh baya, si pemilik rumah yang tak lain adalah Indah menghentikan kegiatannya saat melihat pergerakan dari atas ranjang dan melihat Anggita sudah membuka mata. Indah mendekat dan duduk disisi ranjang.

"M-mak, kok Anggita disini?"

Indah mengulas senyum lembut, tahu betul jika Anggita pasti bingung kenapa dia ada disini, karena semalam ketika Reza membawanya pulang, Anggita benar-benar dalam keadaan mabuk berat.

"Semalem Reza jemput kamu di kafe—"

Anggita memejamkan mata, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam. Dan seketika matanya terbelalak saat otaknya berhasil mengingat apa yang ia lakukan.

"R-reza yang jemput Anggita? B-bukannya semalem Anggita—" Tidak, dia tak sanggup melanjutkan apa yang ada di bibirnya, ini sungguh memalukan, dia yakin pasti Indah akan menganggapnya sebagai wanita liar dan pemabuk.

"Iya, semalem waktu Reza nelepon kamu ternyata yang angkat temen kamu, terus dia suruh si Reza jemput di kafe karena kamu mabuk," jelas Indah seolah tahu apa yang ada di pikiran Anggita.

Indah terkekeh melihat ekspresi Anggita, Indah tahu pasti Anggita merasa malu atau bahkan dia sudah berpikiran yang tidak-tidak. "Sudah, sudah.. nggak usah mikir aneh-aneh, sekarang kamu bangun, mandi setelah itu turun, sarapan." Perintahnya halus, menepuk pipi Anggita pelan.

"Chessa?" Dia baru teringat dengan anak yang ia tinggalkan sejak kemarin siang bersama Reza, astaga ibu macam apa dia ini. Bisa-bisanya dia lupa jika memiliki seorang putri.

"Sudah kabur dari pagi sama bapaknya—" lalu Indah beranjak meninggalkan Anggita yang sepertinya masih belum bisa mencerna semua ini.

__

Sekitar tiga puluh menit Anggita sudah selesai membersihkan diri dari sisa-sisa bau alkohol yang masih melekat di tubuhnya, meskipun ketika bangun tadi dia sudah berganti pakaian dengan pakaian tidur milik Indah, tapi tetap saja aroma alkohol masih begitu menyengat ditubuhnya.

Setelah dirasa penampilan nya sudah cukup layak dari sebelumnya, Anggita pun turun ke lantai dasar menuju ruang makan untuk melakukan sarapan yang sudah sangat terlambat, karena ini sudah pukul sepuluh pagi.

SINGLE MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang