SINGLE MOTHER || Chapter.15.a

9.6K 933 58
                                    

Happy reading ❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading ❤️

*****

Anggita masih setia dengan kebisuan yang dia ciptakan sejak dia masuk dan duduk di bangku penumpang dimobil milik Jerry. Rasa kesal masih bergelayut dalam diri ketika dengan sengaja, Jerry memberi izin begitu mudah untuk Reza membawa Chessa bersamanya. Padahal, Anggita sudah hampir berhasil mengalihkan perhatian anaknya agar tak melulu bertanya mengenai Reza.

Helaan nafas panjang terdengar dari balik kemudi. "Kamu marah sama saya?" Tanya Jerry dengan pandangan masih fokus ke jalanan yang mereka lalui. Dia mulai bosan dengan suasana hening didalam mobil.

"Bang Jerry kenapa sembarangan banget ngebolehin Chessa di bawa sama dia?"

Dia.

Reza maksudnya. Anggita enggan sekali untuk menyebut nama lelaki sipit itu yang sudah berhasil membuat hidupnya seperti jungkir balik dalam waktu singkat.

Menoleh sejenak memperhatikan air wajah Anggita yang sedang menahan kekesalannya. Jerry tau betul jika Anggita sedikit jengkel padanya karena membiarkan Reza membawa Chessa tanpa persetujuannya.

"Emang apa salahnya?" Jelas saja salah. Jerry pun tahu. Tapi dia hanya ingin membuat Chessa senang. Memang cara ini kurang menguntungkan untuknya dan Anggita, tetapi tak apa. Kebahagiaan Chessa jauh lebih penting.

Anggita memejamkan mata, berusaha menekan emosinya agar tak ia luapkan pada Jerry.

"Jelas aja salah, saya tuh mati-matian usaha buat ngalihin perhatian Chessa biar nggak inget-inget dia terus-- tapi seenaknya aja bang Jerry ngizinin Chessa ikut-" Mengalihkan perhatian anaknya atau dirinya sendiri?

Entahlah

Tapi seharusnya Jerry meminta izin lebih dulu padanya sebelum mengambil keputusan itu. Bagaimanapun juga Anggita lebih berhak untuk memutuskan boleh atau tidaknya Reza membawa Chessa.

"Jadi kamu lebih milih Chessa sakit?" Timpal Jerry sepelan mungkin, agar Anggita tak salah menangkap maksud dari pertanyaan nya.

"B-bukan gitu--" Tidak. Anggita sama sekali tidak mau melihat Chessa kembali jatuh sakit seperti beberapa hari lalu, tepatnya malam dimana Resna menghubungi nya dan mengatakan jika Reza babak belur karena di hajar oleh Rangga.

Malam harinya suhu tubuh Chessa tinggi, dia terus mengigau dan memanggil Reza. Namun Anggita selalu mengalihkan perhatian anaknya agar tak terus mengingat pria sialan itu.

"Kamu liat kan, beberapa hari kemaren Chessa demam dan manggilin papa nya terus?" Jerry menggenggam tangan Anggita yang ada di pangkuan, menyalurkan sebuah rasa hangat yang ia harap bisa memberi sedikit ketenangan untuk wanita ini.

Jerry merasa tak tega melihat Chessa yang terus memanggil nama Reza dalam keadaan demam tinggi. Meskipun ada sebagian dirinya yang tak rela saat mendengar Chessa terus memanggil nama Reza. Tapi Jerry tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang, dia pernah merasakannya. Bahkan lebih dari itu.

SINGLE MOTHERWhere stories live. Discover now