Isabbela Alwia Devi, tidak pernah menyangka keputusannya untuk megikuti jejak ayahnya menjadi seorang prajurit akan ditentang oleh sang ayah sendiri, Letnan Irfan Alwi Dewangga. Mantan prajurit TNI yang memutuskan mundur setelah mengalami peristiwa yang merenggut sebelah kakinya dan bahkan nyawa istrinya, Iriana Devi. Membuatnya kecewa dan akhirnya memutuskan mundur, padahal memiliki segudang prestasi.
Pangeran Mahreen Hasan Addulloh, putra kedua dari Sultan Hasan Abdulloh dari Brunei, seorang pangeran dan juga prajurit berpangkat Lettu dari negara sebrang. Memilih menjadi prajurit dan mengabdikan dirinya untuk negaranya, membantu sang ayah dan kakaknya, calon sultan baru.
"Kamu!!! Jangan jauh-jauh dari saya, kamu tanggung jawab saya, saya harus segera mengeluarkan kamu dari sini!." Perintah Mahreen tegas pada gadis dibelakangnya, sembari waspada.
"Hei pak tentara, jangan memerintahku begitu, saya ini warga sipil, saya bukan prajurit yang menerima perintah dari anda!!"
Dengan jengah Mahreen menjawab perkataan Abela dengan sedikit bentakan "Justru karna kamu itu warga sipil, makanya jadi tanggung jawab saya untuk melindungi dan menyelamatkan kamu!"
"Saya tidak butuh diselamatkan, saya bisa menyelamatkan diri saya sendiri." Satu kalimat yang membuat Mahreen tidak habis pikir. Sejak awal memang perempun didepannya ini berbeda, pintar, cerdik dan berani, tidak seperti warga sipil biasa, dia terlalu "terlatih"? entahlah, tapi satu yang Mahreen tahu pasti, dia sangat keras kepala.
ini cerita pertamaku, akan banyak typo berterbangan dan cerita yang berbelit belit, jadi harap maklum. hehe
selamat membaca :)All Rights Reserved