"Kita... Sahabatan'kan?" "Iyalah, masa pacaran." Deg Mita salah tingkah dengan jawaban dari sahabatnya itu. Kok bisa Yaka asal jeplak kalo ngomong, kan baper. "Siapa juga yang mau pacaran sama lo!?" ucap Mita berpura-pura biasa saja, padahal dalam hatinya tengah konser rock n'roll di dalamnya. "Ga ada sih, tapi ada yang salting tuh." "Siapa? Geer banget loh." "Pipi lo kok kek abis di tonjok, merah banget tuh Mit." terus saja Yaka meledek-nya sampai mencuil-cuil pipi cubby Mita. Tepukan kasar Mita menepis tangan Yaka. "Gue punya syarat di persahabatan kita." ucap Mita akhirnya pada inti pembicaraan mereka. "Syarat apa?" tanya Yaka yang terlihat sarat kebingungan. "Gak boleh ada yang saling suka di antara kita. Karena gue gak mau persahabatan kita hancur cuma karena masalah percintaan." jelas Mita sejelas-jelasnya. Terlihat Yaka yang terdiam dengan pandangan kosong, Mita jadi berfikir jika Yaka mungkin ke surupan. Namun beberapa detik kemudian kepalanya mengangguk-angguk dan langsung pergi begitu saja dari hadapan Mita. "Lho, kok pergi? Idih dasar aneh lo Yaka."