Sempurna, definisi lelaki yang belakangan ini sering ku temui di sebuah kedai kopi bergaya klasik yang jadi favorit sejak aku pindah di kota pelajar bernama Jogja. Entah, senyumnya manis seperti orang Jawa pada umumnya, namun kulitnya terlampau bersih dan iris mata abu-abu peraknya yang terbingkai bulu mata lentik itu mencuri perhatian kala pintu kayu kedai itu terbuka oleh tangan berotonya yang ku yakin badanya terawat oleh berbagai macam alat fitnes. Kembali lagi, tak bisa ku sembunyikan rasa kagumku ketika berpapasan dengannya. Matanya menemui kegaguanku dengan angkuh, tanpa sapaan hangat dan langsung menjauh menggeber mobil ferrari hitam berkilaunya, langsung menembus jalan Jogja yang kian senggang karena orang-orang sedang sibuk di kantor masing-masing menanti jam makan siang yang masih 2 jam panjangnya. Di titik itu, aku sadar, dia lelaki terluar biasa yang ku temui secara langsung di bumi tempatku berpijak (karena biasanya hanya ku temui pria tampan di dalam cerita fiksi film dan juga para kekasih onlineku).
2 parts