Saat bicara tentang kehidupan, ku harap kau paham apa itu arti menerima...

7 0 0
                                    

Sebuah Dandelion takkan menyalahkan angin walau dipaksa pecah berkeping-keping karena ia tahu, takdirnya adalah terbang berhamburan dan memukau setiap mata yang ada, dia jauh lebih indah karenanya. 

***

Seorang perempuan bersetelan hitam dan putih tengah menunggu sebuah giliran untuk namanya dipanggil masuk ke sebuah ruang yang bisa jadi akan menentukan nasibnya minimal satu tahun ke depan. Perempuan pertengahan 25, berhijab sederhana namun bisa terlihat bahwa sejak malam ia merapikan setiap tekukkan hem dan roknya dengan panas setrika yang cukup pas sehingga terlihat memesona, bahkan saat kau lihat bagaimana itu, kau akan jatuh cinta dengan caranya. Dari paras, kulitnya terlihat khas perempuan jawa, namun coklat sawo matangnya agak terang dan hidungnya cukup mancung. Bibirnya yang proporsional terbalut liptstik merah samar-samar yang menyatu cantik dengan warna aslinya, ah sungguh ia cukup nyaman dipandang mata. Penampilannya dibuat makin menawan dengan sepasang heels 10 cm yang menunjang tingginya jadi 175 an, membuatnya makin terlihat semampai dan lebih menarik. 

"Roseanna Ayu"

Namanya dipanggil, namun tak seperti beberapa orang lain yang menunggu, ia tampak cukup yakin dengan tanpa keraguan langsung bangkit dari tempatnya duduk, melenggang masuk dengan tanpa canggug. Dia telah ditunggu oleh tiga HRD yang siap menjebaknya dengan berbagai pertanyaan, karena mereka benar-benar ingin mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan tempat mereka bernaung. 

"Roseanna Ayu, kami telah mempelajari CV kamu, cukup menarik sebenarnya.  Kamu adalah lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, namun kenapa bisa memutuskan untuk melamar bekerja di perusahaan ini pada posisi management marketing?", seorang HRD pria melontarkan tanya dengan nada cukup ingin tahu. 

***


Yogyakarta MurdererWhere stories live. Discover now