Perjalanan adalah sesuatu yang selalu dan sedang dijalani setiap orang yang masih bernyawa. Hidup kata kerennya. Nyatanya, kata keren itu hanyalah segudang tipu daya penuh labirin yang selalu berujung kematian. Mungkin orang bilang cintalah yang menjadi keindahan kehidupan, menjadi bunga di gurun gersang yang kadang selalu membingungkan kita dimana letak jalan yang benar. Kanan kah atau kiri kah? Setiap orang sempat sesekali berpikir, bukankah lebih baik buta atau tidak dilahirkan dari pada merasa kebingungan tanpa petunjuk satu apapun? Benarkah? Entahlah, setiap kepala punya otak yang memiliki kerja sama namun hasil pemikiran yang beraneka. Sebuah kisah tentang kanan dan kiri yang selalu membingungkan. Bukan kanan dan kiri yang sesungguhnya. Melainkan kanan-kiri yang dimaknakan sebagai sebuah sebutan bagi pilihan yang bermacam-macam. Walau begitu salah satu diantaranya harus ada yang bertahan dan harus ada yang gugur. Baik secara terhormat ataupun tidak terhormat. Melati Putih Wardoyo putri bapak Haryo Penangsang dan ibu Sekar Wangi. Gadis dengan segala kesederhanaan dan kejujurannya yang selalu dipertaruhkan dalam pilihan kanan-kiri. Terlebih disaat sosok pangeran berkuda menggoda dengan segala tipu daya. Mampukah ia bertahan dalam kapal yang terombang ambing ombak badai? Berdiri dalam kekang yang selalu ditarik keluar kandang? Berjalan ditengah kemacetan manusia yang berhimpit? Mampukah?