utopia (segera terbit)

Autorstwa tinvthinks

5.7M 966K 181K

"Tunggu, jadi gue satu-satunya cewek di kelas ini?" Singkatnya, Dara si anak emas sekolah akan menduduki kela... Więcej

START
01 || Perkenalan
02 || Bu Puspa
03 || Ketua Kelas
04 || Tanggung Jawab
05 || Kasus Alfa
06 || Alasan Dara
07 || Kasus Alfa (2)
08 || Kebiasaan
09 || Pembenci Topeng
10 || Tiny Cafe
11 || Kelas Unggulan
12 || Fake Friend
13 || Pak Rizky (Fucek)
14 || Hukuman (1)
15 || Hukuman (2)
16 || Hukuman (3)
17 || Kekesalan Kio
18 || Mabar, Kuy!
19 || Pasangan Kelima?
20 || Foto Polaroid
21 || Ikutan Bolos
22 || Good Day
23 || Haje Demen Sempak Kakak?
24 || Pengurus Kelas
25 || Asep dan Alerginya
26 || Tawuran
27 || Penyelesaian Masalah
28 || Percobaan Mengontrol Diri
29 || Petasan Bom Farzan
30 || Ketahuan, deh
31 || Diskriminasi Nilai
32 || Alfa, Cowok dengan Luka
33 || Perihal Plester
34 || Confess
35 || Si Tengil
37 || Kemeja Dio
38 || Jadi ini Mahardika
39 || Asep Anak Polos Rupanya
40 || Misi Dara
41 || FesGa
42 || Perkelahian yang Terulang Kembali
43 || Lagi-lagi IPA 2
44 || Di Luar Ekspektasi
45 || Kenyataan yang Menyakitkan
46 || Cerita di TPU
47 || Akhirnya Jalan Keluar
48 || Lega dan Bebas
49 || Ada Apa Sebenarnya?
50 || Konsep IPS 5
51 || Penampilan IPS 5
52 || Sebenarnya, Ini Ersya
53 || Siapa itu Kevin?
54 || Family Problem
55 || Tolong, ya?
56 || "Secepatnya."
57 || Kejutan Tak Terduga
58 || Keputusan Akhir Pak Tegar
59 || Obrolan dengan Kevin
60 || Akhirnya
61 || Terungkap Sudah

36 || Kata Kio

74K 13.2K 1.7K
Autorstwa tinvthinks

"Kio, kamu bo'ongin Kakak, kan?"

Tak mengalihkan atensinya terhadap film yang ia tonton, Kio justru menaikkan sebelah alisnya sebagai respon seraya kembali bertanya, "Maksud Kakak?"

"Yang tentang cowok itu pada gak baik," jawab Dara memperjelas. Ia menyipitkan kedua mata sembari merengsek mendekat, "Iya, kan? Kamu bo'ongin Kakak, kan?"

"Apanya yang bo'ong sih, kan emang bener cowok itu gak baik," sahut Kio mulai sebal seraya menatap yang lebih tua.

"Tapi gak semua, Ki. Kamu ini gak boleh gitu tau," protes Dara tak kalah sebal.

"Kio juga ngelakuin ini biar Kakak selamat dari para buaya yang berkeliaran itu," gerutu Kio kembali menatap lurus ke depan. "Kio gak mau ya, Kak, Kakak jadi korban buaya. Si Pia kemaren ngadu sambil nangis-nangis ke Kio kalo pacarnya selingkuh, padahal sebelumnya dia udah pernah nangis gara-gara di-PHP-in cowok. Kio cuman gak mau Kakak jadi kayak dia."

Sejenak, Dara tertegun. Ia tahu bahwa Kio memang kadang agak terlalu over padanya. Ia tidak pernah menanyakan alasannya, karena memang tahu bahwa Kio melakukan hak tersebut bukan untuk hal yng tidak baik. Dan ia sudah beberapa kali melihat sisi adiknya yang seperti ini. Tapi tetap saja dirinya masih saja tertegun dengan setiap kalimat yang diucapkan adiknya itu.

"Tapi cara kamu salah. Masa ngejelekin kaum sendiri? Kamu itu juga cowok loh."

"Dih, apaan," Kio mendadak sewot, "beda. Kio gak buaya."

Dara menyipitkan matanya curiga, ia menunjuk Kio seraya asal menuduh, "Kio, kamu naksir Pia, ya?"

Walaupun samar, Dara yakin adiknya itu terkejut dengan tuduhannya. Terbukti dengan kedua bola mata yang bergerak ke segala arah dan juga kedua telinga yang memerah seketika. "E-enggak, kok."

Tersenyum puas, sang kakak yakin akan kecurigaannya saat ini. Ia menyandar di sandaran sofa sembari bersedekap. "Gak usah bo'ong, Ki. Kakak tau, kok. Normal itu mah, gak usah takut."

Kio mendengkus kecil lalu menggerutu pelan, "Giliran gini aja peka, tapi urusan lain susah banget peka-nya."

"Ngomong apa kamu?"

"Gak," jawab Kio cepat.

"Kadang cowok itu susah ditebak. Ngedeketin belum tentu beneran suka. Jadi hati-hati aja sih."

"Trus juga, Kio males pacaran, Kio gak suka sama Pia," kilahnya lalu bergerak menjauh menuju kamarnya. Namun, saat masih belum jauh, ia menatap sang kakak dengan jahil.

"Itu tadi siapa, Kak? Bang Alfa bukan? Kalian pacaran, yaa?" ledeknya dengan raut wajah yang menyebalkan.

Dara menganga tak percaya. "Apa-apaan...."

"MAMAA, KAK DARA PACARAN!"

Bersamaan dengan bantal sofa yang melayang ke kepala si adik, Dara berseru panik, "ENGGAK, MA, KIO NGASAL."

"IYA, MAA! TADI DIA DIANTAR SAMA COWOK!"

"KIOOOOO!"

"Loh, Kak? Kakak pacaran?" sang ibu datang dari dapur dengan raut wajah yang kaget.

"Enggak, Ma!" tampik Dara cepat dengan kedua tangan yang dikibaskan. Ia melirik tajam ke arah Kio yang sudah menjulurkan lidah guna meledek. "Awas aja kamu," desisnya kesal.

Yah, bagaimanapun yang namanya adik pasti selalu menyebalkan.

***

Minggu pagi dibuka oleh kegiatan nge-babu. Namanya juga anak pertama, satu-satunya perempuan pula. Jadilah sekarang Dara mencuci baju, bersama dengan Kio yang bertugas untuk mencuci sepatu.

"Kakak beneran gak pacaran sama Bang Alfa?" tanya Kio mengungkit topik yang dibahas tempo lalu.

"Iya, Kio. Gak pacaran," jawab Dara jengah.

"Gak niat pacaran, Kak?"

Dara menggeleng. Ia mengambil baju-baju yang sudah dicuci di mesin cuci, lalu menaruhnya di ember. "Gak dulu, deh."

"Kalo misalnya ada yang suka sama Kakak? Gimana?"

Dara menghela napas keras sembari menaruh ember yang tadinya ia angkat ke bawah. "Kamu masih kecil gak usah sok bahas beginian deh."

Kio tersenyum sinis lalu bangkit berdiri. "KITA CUMAN BEDA 3 TAON ELAH, GAK USAH NGATAIN GUE BOCAH MULU NAPA."

"Emang bocah juga," cibir sang kakak tanpa dosa.

Kio hanya bisa mengelus dada berusaha tabah. Ia tahu kakaknya itu memang hobi meledek dan menggodanya. Hanya sikap tabah dan sabar saja yang bisa ia lakukan.

Setelah selesai membilas kedua pasang sepatu, Kio beranjak menjemurnya di tempat yang terpapar sinar matahari. Kemudian ia membuang air bekas pencucian di ember.

"Ki, abis ini sapu rumah, ya. Kakak mau cuci piring."

Kio membuat simbol 'oke' dengan jari-jari tangannya lalu beranjak pergi.

"Araa!"

"Di belakang, Ma!"

"Mama sama Papa mau pergi bentar, katanya ada masalah di Yayasan," pamit Fara sembari bersiap-siap.

"Lama gak, Pa?" tanya Dara pada sang ayah, karena ibunya sudah pergi entah ke mana.

"Gak tau juga, Ra. Katanya masalahnya agak besar, gak pasti baliknya jam berapa." Tio menepuk bahu anak perempuannya itu lalu pamit, "Papa sama Mama pergi, ya."

Dara mengangguk paham. Sebenarnya ia sudah terbiasa, semenjak ibunya menjadi pemimpin dari yayasan SMP Kio, kedua orang tuanya kadang dipanggil karena ada sesuatu, entah itu besar atau kecil. Dara paham dengan kondisi itu, ada kalanya rasa ingin protes melunjak, namun ia hanya bisa mendoakan yang terbaik.

Daripada itu, Dara harus segera menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Masih ada piring yang kotor di wastafel. Memang tidak terlalu menumpuk, karena mereka sudah dibiasakan untuk mencuci piring sendiri setelah makan. Tapi tetap saja wastafel yang harusnya bersih itu saat ini berisi peralatan makan yang kotor.

Setelah selesai menjemur pakaian, Dara beranjak menuju dapur. Tapi ia tak sengaja mendapati Kio yang sudah santai di ruang keluarga. Dengan tatapan iri dirinya melontarkan pertanyaan, "Halaman udah bersih?"

"Udah," jawab sang adik kemudian menoleh pada si kakak. "Kak, Kio panggil temen-temen Kakak, ya?"

"Hah?" Dara mengernyit bingung. "Siapa...——"

"Kenapa?"

Suara berat itu mengalihkan atensi Dara ke arah pintu depan. Ia membelalak kaget saat mendapati Dio yang saat ini berjalan ke arah Kio.

"Mau mabar."

"Males gue."

Kio cemberut seketika. Ia mendelik pada Dio yang malah menghampiri Dara. Cowok itu duduk di meja makan, di samping tempat Dara mencuci piring.

"Kalo gitu gak guna dong gue ajak lo ke sini, Bang. Balik, gih."

"Mager," sahut Dio tak acuh.

Kio mendengkus sinis. "Kak Ara, telpon Bang Farzan dong. Mo mabar."

"Kakak lagi cuci piring, Ki," sahutnya Dara jengah sembari menunjukkan kedua tangannya yang penuh sabun. "Suruh Dio gih."

"Bang Dio, telpon."

"Gak sekalian suruh anak-anak pada ke sini? Mereka pasti mau," saran Dio kemudian.

"Nah, iya."

Dara melirik Kio yang kesenangan dengan tajam, lalu menghela napas pasrah. "Yaudah, chat aja."

Dio mengangguk lalu membuka roomchat yang selalu ramai, entah apa pembahasannya.

o em jik helowww

dower
bgst

letoy
Ardi, anda tau setan?

pangeran andra
ngakakk

dower
bibir w cipokable jir

ardi binti sumanto
cipokable kepala kaw

mr. money no jenggot
pls lh sat nm gue

pangeran andra
ngakakk pt2

ardi binti sumanto
gatau knp yg pertama kali
gue pikirin itu mister maney anjey

pangeran andra
loh otak lo kn udh dilelang, lo mkir pake apa di?

letoy
sial, andra klo ngtik suka bener

parjan = para janda
^2

letoy
MENGAKAK

pangeran andra
para janda anj

letoy
parjan lho duda:(

pangeran andra
parjan waria

ardi binti sumanto
astagfirullah bnr

dyo
bego

sy alpa
gblknya natural emg

parjan = para janda
badjingan

putri dara
ngakak hiks

pangeran andra
hai sayang

parjan = para janda
skip bocah halu

letoy
ngakak mulu gue liat lo jan asli

sy alpa
sinting anying

ardi binti sumanto
anak parjan bi laik:
jgn macam2 paman
bapakku para janda

letoy
BANGSUL😭

pangeran andra
PARA JANDA ANJ

sy alpa
AHAHAHAHA

mr. money no jenggot
sebatas para janda

putri dara
receh banget😭

pangeran andra
parjan ntr pas ambil rapot anaknya bukannya dipanggil bapak parjan, malah para janda

letoy
MENGAKAK

ardi binti sumanto
parjan klo jd iklan:
parjan semakin di depan!
para janda semakin di depan!

letoy
RECEH BENER ANJIG

mr. money no jenggot
buli parjan satispaying y

sy alpa
humorr

parjan = para janda
ajege

ardi binti sumanto
gabut cok
main tebak2an kuy nying

sy alpa
kuy

ardi binti sumanto
cita-cita anak kecil sewaktu kecil
1.
2.
3.
4.
5.

letoy
anak kecil y psti msi kecil dong goblok

pangeran andra
WKWKWK anjg ersya

ardi binti sumanto
jawab 2lol
read by 7
oalah asu
read by 8

dyo
woi sni kermh ketua kelas
nongki

dower
otw

letoy
gue agk telat dkit ya

mr. money no jenggot
bntr gue lg berak

parjan = para janda
jorok bgt ajege

mr. money no jenggot
bct jnda

sy alpa
ok

ardi binti sumanto
liat siluman upil cair ini
td aj pas gue suru jwb malah pura2 mati tai
bismillah headshot

pangeran andra
ardi syg jmput gue
gue mger bawa motor astagfir

ardi binti sumanto
ok dyo gue otw sndirian

pangeran andra
oala asu
read by 3

komen kalian di part boongan kemaren, MOOD BANGET AJSBKAKS LOFYUUU <33

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

3.4M 280K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
300K 13.8K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
637K 24.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
568K 44.2K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...