Langit Antarex

By Ulyayani0504

3.2K 1.1K 1K

Tawuran?apa yg bisa kalian bayangin klo denger kata itu.Pastilah tindakan bodoh cowok cowok brandalan.Ya,disi... More

1.Tawuran
2.Rahasia
3.Perselisihan
5.Pertandingan
6.Di comblangin
8. Lab IPA
9. That night
10. Cinta
11. Cemburu
12. Ada apa?
13. Raka?
14. Dia
15. Gila
16. Senja with El
17. Then Tawuran
18. Deep Wound
19. Next Ambition
20. Antara Lelah dan Pasrah
21. Dear Rindu
22. Unconscious
23. Entah ini rasa atau kecewa
24. Pasar Malam
25. Rasa Nyaman
26. Friends
27. Serangan
28. The other side
29. When reluctant to switch
30. Masalah ( Satu )
31. Masalah ( Dua )
32. Controversy
33. Tragedi Jembatan
34. Can be solved

7.Sebuah Rindu

134 65 38
By Ulyayani0504

Happy reading😊

"Gue cuma pengen semuanya
baik baik aja"

-Langit Antarex-

Seorang gadis berjalan lunglai memasuki rumahnya. Rumah sederhana bercat Vanila dengan halaman rumah hijau yang dipenuhi berbagai jenis bunga. Perlahan pintu berwarna coklat bertulis selamat datang rumah itu mulai terbuka.

Suasana gelap langsung menyambut cewek berambut pirang yang kini tengah berdiri getir disana. Tak ada satu pun cahaya disini semua terlihat gelap dan pengap. Malam pun sudah sangat larut membuat cewek itu menyalakan lampu senter yang ada di ponselnya. Cahaya kecil tercipta oleh benda pipih itu.

Cewek itu melangkah mencoba mencari sakelar untuk menyalakan lampu. Terang. Terang sudah ruangan itu karena lampu sudah menyala.

"Lovi." Panggil seseorang lirih dari dalam sebuah bilik kecil yang berada tidak jauh dari tempat cewek itu berdiri. Ya cewek itu adalah Ellovi.

El melangkahkan kakinya menuju asal suara itu. Pintu terbuka dan lagi lagi gelap meyerbunya. El menyalakan lampu. Nampak sosok wanita paruh baya yang tengah terbaring di atas kasur kala lampu telah menyala.

"Iya ma ini Lovi." Kata El pelan lalu duduk disamping wanita paruh baya itu. Desiran rasa sayang menerpa cewek itu lembut.

Wanita paruh baya itu adalah Elsa, mama yang paling El sayang. Dan satu satunya orang tua yang masih El punya. Ayahnya sudah meninggalkannya 5 tahun lalu. Hal yang sangat membuat cewek itu bersedih. Ayahnya meninggal dalam suatu tragedi kecelakaan beberapa tahun silam yang begitu tragis. Tragedi itu mengubah segalanya. El kehilangan ayahnya,dan mamanya yang masih hidup dengan kondisinya lumpuh dan tak bisa berbuat apa apa lagi. Miris sekali.

Kehilangan ayahnya sungguh menyiksanya. Semua tanggung jawab keluarga harus ditanggung El sendirian mengingat kondisi mamanya yang begitu memprihatinkan. Terkadang El merasa Tuhan tidak adil untuknya.

"Mama udah makan?" Tanya El pelan. Lalu menoleh mengamati semangkuk bubur yang belum disentuh mamanya sedari tadi siang.

"Mama gak nafsu makan Lovi." Kata mamanya lemah. El membalasnya dengan tersenyum lemah.

"Mama harus makan biar cepet sembuh. Lovi cuma punya mama. Mama yang semangat ya." Kata El pelan. Air matanya pun perlahan menetes menuruni pipi mulusnya. Tekanan terjadi di hatinya membuat dirinya begitu teriris melihat kondisi mamanya yang seperti saat ini. Kadang El bertanya-tanya kapan semua penderitaannya akan berakhir.

"Ma....ma harus kuat. Lovi sayang mama." Kata El nyaris tanpa suara.

Tanpa sadar El sudah menangis sejadi jadinya. Kehidupannya sungguh miris sampai sampai El kehabisan semangat untuk menjalaninya. El kehilangan semua semangat yang selalu ia coba untuk tetap terjaga.

"Sayang...." Elsa mengelus lembut pipi El dengan sisa tenaganya. Tangannya yang dulu selalu membelainya kini bergetar membuat tangisnya semakin kalut.

"I....iya ma."

"Kamu g..gak boleh nangis. Mama selalu sayang sama kamu Lovi."

Mamanya yang tadi terlihat begitu tegar kini ikut menangis. Ikut larut dalam kesedihan mereka yang begitu mendalam,miris,dan menyiksa.

"Mama sayang banget sama Lovi. Makasih udah mau ada untuk mama. Walau keadaan tak memungkinan untuk mama hidup lebih lama lagi." Suara Elsa yang dulu tegas kini bergetar. Menyuratkan kesedihan yang tersirat di dalamnya.

"Mama gak boleh ngomong gitu. Lovi gak mau kehilangan mama. Kehilangan orang yang Lovi sayang untuk yang kedua kalinya."

"Ma......ma,slalu ada disini." Kata Elsa sambil menunjuk dada El dengan tangannya yang mulai berkeriput dimakan usia. Tangan yang dulu El banggakan. Menyemangatinya tanpa mengeluh sedikitpun. Tapi sekarang semua sudah berbeda.

"Di hati kamu." Lanjutnya pelan nyaris tak terdengar.

El memeluk tubuh mamanya yang lemah. Tubuh itulah yang dulu memeluknya saat ia sedih saat ia senang bahkan saat ia terjatuh sekalipun. Namun kini hanya tinggal bayangan kenangan. Kenangan yang kadang begitu menyiksa El. El rindu pelukan hangat mamanya yang sudah lama menghilang.

"Lovi bakal tetep ingat semuanya ma." Katanya parau. Lalu direngkuhnya tubuh rapuh mamanya. Tangisnya mengiringi kesedihan malam ini. 

##

"Buruan dong El!" Seru Sarla agak berteriak.

El menuruni mobil Sarla dengan sedikit tergesa gesa. Cewek itu terus berteriak meneriakinya agar cepat turun. Padahal ia baru selesai mengoles lip balon di bibirnya.

"Iya sabar kenapa." Kata cewek berhoddie itu kesal.

Kali ini El hanya mengenakan hoddie warna hijau army dengan setelan celana jeans setengah paha. Wajahnya pun tak teroles make up berlebih hanya dipoles bedak tipis serta lip balm pink yang menambah tegaskan bibir El. Cantik dan manis adalah dua kata yang mampu menyimpulkan penampilan El malam ini.

"Lo lama banget siap siapnya El." Kata Sarla lagi masih terlihat amat kesal.

"Oi lo gak liat Nara juga masih siap siap. Gue mulu yang lo desak." Sungut El tak terima.

"Kalo Nara mah kagak penting-pwnting amat. Yang paling penting tuh lo. Ntar lo ditunggu pengunjung." Sahut Zee menimpali.

"Ihh iya deh gue gak penting." Sungut Nara dari dalam mobil Sarla.

"Iya El buruan sana masuk!!" Perintah Zee.

"Oke gue masuk bawel." Kata El beranjak memasuki sebuah bangunan yang ada di depannya.

Lampu kerlap kerlip pun langsung menyambut gadis itu kala kaki jenjangnya berhasil berpijak di lantai bangunan itu. Bau alkohol pun sungguh menyeruak menusuk hidungnya. Namun hal itu sudah sangat biasa bagi El. Jm

"El!" Panggil sebuah suara.

El menoleh mencari asal suara itu.

"Bang Lery." El mengulurkan senyum hangatnya menyambut seorang laki laki bernama Lery lalu menjabat tangan laki laki itu akrab.

"Kok lo telat."

"Sorry bang."

"Yaudah buruan naik hibur semua orang." Ucapnya sambil tersenyum ke arah El.

El mengangguk lalu tersenyum sekali lagi begitu juga Lery yang membalas senyuman El. Inilah dunia El.

Buru buru El menaiki tempat khusus  untuknya memutar musik andalannya. Ya,El bekerja disini sebagai seorang DJ. DJ yang menghibur para pengunjung kelab malam.

Tanpa butuh waktu lama, El pun memakai earphone dan memainkan musiknya dengan memutar CD DJ serta mengoperasikan alat DJ lainnya. Musik pun tercipta keras keras membuat seluruh pengunjung kelab bergoyang mengikuti irama musik yang tercipta dengan penuh gairah.

Sarla,Nara,dan Zee pun sudah ikut bergabung di barisan bersama remaja lainnya yang memiliki gairah mereka tersendiri. Menikmati musik dengan di temani minuman beralkohol. Yang sering disebut dengan Miras.

Di bangku belakang ada seorang cowok yang sedari tadi mengamati El yang sibuk memainkan musiknya. Cowok itu tersenyum kala melihat El begitu menggoda pandangannya.

"Lo kenapa?" Tanya Andy teman dekat laki laki yang sibuk memandangi El dari bangkunya.

"Lo liat cewek di atas sana?" Tanyanya sambil menunjuk kearah El. Andy mengikuti arah telunjuk cowok itu.

"Cantik banget." Seru cowok itu takjub.

"Lo naksir sama dia Ka?"

Cowok itu adalah Raka Britama, Musuh besar Langit Antarex. Ia tengah tersenyum sambil memandangi El.

"Gue harus dapetin dia!!" Kata Raka dengan senyumnya yang tak pernah padam untuk cewek yg ada disana,Ellovi.

##

Langit sedang menatap sebuah foto yang menampakkan dua bocah yang sedang tersenyum lebar menatap kamera. Senyum yang selalu Langit rindukan. Dan akan selalu ia rindukan.

Dua bocah itu berusia sekitar 12 tahunan. Ya,bocah itu tak lain adalah dirinya dengan seorang gadis mungil yang teramat disayangnya. Langit nampak bahagia saat itu bersama gadis mungil itu.

"Kapan lo inget sama gue?" Tanya Langit entah pada siapa pertanyaan itu tertuju.

Gadis itu adalah teman masa kecil Langit. Teman sekaligus orang yang di cintai olehnya. Gadis yang sangat dirindukan olehnya. Gadis yang kini entah ingat atau tidak kepadanya. Semua itu terjadi setelah tragedi 5 tahun lalu. Tragedi yang membuat Gadis itu kehilangan ingatannya.

"Gue bakal tetep jaga lo. Walau hanya dari sini. Dari pantauan gue."

"Lo kenapa bang?" Tanya sebuah suara mengagetkan Langit. Hal itu berhasil membuat Langit menoleh. Kedua bola matanya langsung menemukan seorang cowok jangkung berdiri tegap di ambang pintu.

"Lo khawatir sama dia bang?" Tanya cowok itu sambil duduk di sebelah Langit.

"Gue cuma pengin semua baik baik aja." Kata Langit datar.

Awan,cowok yang duduk di samping Langit mengangguk paham permasalahan yang sedang di hadapi kakaknya itu.

Tunggu!! Sejauh ini apakah kalian sadar jika mereka bersaudara. Ya,Awan dan Langit adalah kakak beradik. Inilah salah satu rahasia yang selama ini di simpan oleh kedua cowok itu.

Langit memang menyembunyikan kenyataan ini. Sampai teman temannya serta seluruh warga sekolah tak mengetahuinya. Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan sebuah rahasia yang terjadi 3 tahun silam. Kejadian dimana Awan harus keluar dari Tripura.

"Gue bakal bantu lo bang seperti yang udah lo lakuin buat gue." Kata Awan.

"Thanks Wan,lo udah bantu gue sejauh ini." Sahut langit dingin.

Awan merangkul bahu tegap milik Langit. Abangnya adalah orang yang benar benar menginspirasinya. Ketegaran serta kesetiaannya sangat Awan banggakan.

"Langit! Awan! BURUAN MAKAN!! MAMA UDAH NYIAPIN MAKANAN NIH KEBURU DINGIN GAK ENAK!" Teriak sebuah suara dari bawah.

Itu suara milik Rasi Asy Arnetta, mama Langit dan Awan. Mama yang terlihat sangat keibuan dan sangat perhatian dengan anak anaknya. Ibu yang teramat keduanya sayangi.

"Gue turun dulu bang." Seru Awan sambil menepuk bahu Langit.

"Sabar bang. Waktu pasti buktiin semuanya." Kata Awan sebelum akhirnya ia keluar dari kamar Langit. Sedangkan Langit, cowok itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

##

"Lang makan dulu kok diem terus. Sakit?" Tanya Rasi saat melihat putranya yang satu ini hanya diam memandangi makanan di depannya tanpa ingin menyentuhnya sama sekali.

Langit menggeleng pelan. Lalu meraih sendok yang ada di atas piring berisikan makanannya. Langit tak ingin membuat mamanya khawatir atas perilakunya barusan.

"Bang!!" Bisik Awan yang duduk di sebelah Langit.

"Lo gak usah kek gitu. Ntar mama khawatir." Lanjut Awan masih dengan berbisik.

Rasi serta Rex,ayah kedua cowok idaman SMA Bharada yang terkenal rupawan serta otak yang cemerlang itu memandangi kedua putranya dengan penuh tanda tanya.

Sifat-sifat Awan serta Langit itu turun dari ayahnya,Rex Adhitama. Seorang pengusaha tambang sukses, Pengacara, serta seorang arsitek. Ayahnya saja goals seperti itu, gimana anaknya tidak seperti kedua cowok itu.

"Awan gak usah banyak bicara. Buruan habisin makananmu!"
Perintah Rasi kepada Awan tegas.

Awan hanya terkekeh sebagai jawaban. Di antara Langit dan Awan, Awanlah yang paling sering membuat kekacauan dirumah ini. Keluarga Rex. Bukan kekacauan sebenarnya hanya kegaduhan yang membuat rumah ini ramai.

"Papa ada berita. Besok, papa ada undangan di rumah Pak Dharma. kalian harus ikut. Tidak ada penolakkan." Kata Pak Rex tegas.

Sama seperti Langit, Rex sangat tidak menyukai penolakan akan perintah baiknya.

"Ada acara apa mas?" Tanya Rasi dengan suara lembutnya sangat lembut.

"Ultah nya Mira. Istri nya Dharma." Sahut Pak Rex setelah menelan makanannya.

"Ohh tante Mira ulang tahun." Celetuk Awan semingrah.

Langit hanya diam mendengarkan percakapan keluarganya. Keluarga penuh kehangatan dan perhatian yang membuat Langit begitu bersyukur terlahir dalam keluarga kecil ini.

Pak Rex mengangguk,"Kalo kamu mau ajak Ranty juga tidak apa apa Wan." Kata Pak Rex disela makannya.

Perkataan itu berhasil membuat Langit tersedak entah apa penyebabnya. Nama itu mengingatkannya akan sosok mungil itu.

"Minum dulu Lang." Kata Mamanya khawatir sambil menyodorkan segelas minuman kepada Langit. Perlahan Langit meraihnya. Dan meneguknya pelan.

Pikirannya kembali tertuju pada gadis yang ada di dalam foto tadi. Gadis mungil pemilik hati Langit. Yah Langit sangat menyayangi gadis itu.

Ketiga orang yang ada di hadapan Langit menoleh ke arahnya heran. Sebenarnya Langit kenapa?

"Langit ke kamar dulu pa,ma." Pamit Langit kemudian berlalu meninggalkan ketiga orang yang sedang saling bertanya tanya apa yang terjadi anak itu.

Rasanya sangat ingin Langit berteriak bahwa ia rindu sosok itu. Agar semua orang di dunia tau bahwa ia sangat menyayangi gadis itu. Agar keluarganya tau betapa ia kehilangan gadis itu. Agar ayahnya tau bahwa Langit hanya menyayangi gadis itu bukan gadis lain.

**
Selesai juga bab ini.Ada yang suka nggak sama ceritanya. Atau mungkin penasaran dengan kelanjutannya.

Siapa sebenarnya Gadis dalam foto itu?

Siapa Ranty sebenarnya?
Ada hubungan apa dengan keluarga Rex?

Dan bagaimana kelanjutan cerita ini?

Sebenarnya rahasia apa yang di sembunyikan oleh Langit maupun Awan?

Temukan jawabannya disini ya reader. So next Reading.

Jan lupa di follow,vote and komen sebanyak banyaknya biar aku semangat ya.

So,thanks buat yang mau menghargai. Dan semangat buat yang lagi berkarya.

Segini dulu ya reader
See you next part

Salam manis

Yani🥰

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 222K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

575K 26.8K 49
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
601K 48.8K 29
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
872K 75K 47
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...