Me Ama

By Zataeayam

343K 20.9K 781

Aku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku aka... More

1. Perjodohan
2. Dorm BTS
3. Sakit Hati
4. Dingin
5. Makan Malam
6. Bertemu Dengannya
7. Baby Jiwoo
8. Bermain Bersama
9. Pinky Promise
10. Laki-laki Jalang
11. Malam yang Buruk
12. Terimakasih Tae hyung
13. Konser BTS
14. Yoona
15. Gyeomie
16. Itulah Alasanku
17. Daegu
18. Air Mata
19. Aku Baik-Baik Saja
20. Makan Siang Bersama
21. Khawatir
22. Demam
23. Senyuman Itu
24. Ancaman
25. Aku Lelah
26. Pembohong Yang Buruk
27. Dia Milikku
28. Taman
29. Ice Cream
30. Risih
31. Pertengkaran
32. Maafkan aku
33. Percaya Padanya
34. Terkunci
35. Perusak Hubungan
36. Panik
37. Pulang
38. Kita Selesai
39. Kacau
40. Pub
41. Mabuk
42. Batal
43. Pergi
45. Berhenti Mencintai
46. Menyesal
47. Pesan
48. Tanggung Jawab
49. Selesaikan Masalah
50. Aku Mencintaimu
51. Permintaan Maaf
52. Rindu
53. Haters
54. Luka
55. Cemburu
56. Penjelasan
57. Hubungan
58. Official
59. Bonus Chapter

44. Irene

6.5K 405 33
By Zataeayam

"Dan itulah alasan kenapa aku menyukai Kookie"

"Jimin benar Tae, dia memberikan kebahagiaannya untukmu" Namjoon menambahkan ucapan Jimin seraya terduduk mengikuti Taehyung yang telah kembali setelah mengantar adiknya ke kamar adik kecilnya itu.

Menghela nafas panjang, Taehyung mengambil kertas putih yang sebelumnya ia tinggalkan di atas sofa, dan membacanya lagi dari awal.

"Sial!" ia melempar secarik kertas di tangannya tersebut setelah meremasnya menjadi bola kecil yang tak berbentuk dengan geram.

"Aku harus menemui Irene" ujarnya cepat dan segera beranjak dari tempat duduknya. Diikuti oleh keempat temannya.

"Tae, biar aku yang menyetir" cegah Jimin sembari menghalangi tangan Taehyung yang baru saja ingin membuka pintu bagian pengemudi.

Terdiam sejenak, akhirnya Taehyung pun mengangguk dan beralih mengitari depan mobil menuju kursi di sampingnya.

***

"Aku benar-benar tidak ingin melihatnya beberapa saat ini Yoon" Jungkook memeluk sahabatnya yang juga mengusap dengan lembut punggungnya, mencoba menenangkan Jungkook.

"Aku mengerti Kookie, tapi tolong jangan menangis lagi nee? Kau sudah terlalu banyak menangis hari ini"

Menjauhkan diri, Kookie menyeka air matanya dan menganggukkan kepalanya dua kali.
"Kau benar" ujarnya seraya mencoba menarik kedua ujung bibirnya.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang Kim Taehyung akan mengatakan seluruh kalimat menyakitkan itu padamu. Maksudku, kau terlalu baik untuk menerima kalimat menyakitkan tersebut. Bukankah begitu Gyeom?" Yoongi mendelik ke arah sepupunya yang tengah bersandar di sebuah tembok dengan kedua tangannya tersilang di depan dada, sembari memperhatikan kedua uke yang terduduk di sofa ruang tengahnya.

"Aku setuju denganmu Yoon" balas Yugyeom.

Jungkook menghela nafas panjang dan memejamkan matanya cukup lama. Mencoba menetralisir kembali perasaannya yang entah sampai kapan akan terus terpecah belah seperti ini.

"Aku dan Yugyeom akan mengantarmu pulang" Yoongi beranjak dari duduknya kemudia mengulurkan tangannya ke arah Jungkook.

Jungkook tersenyum kecil dan segera menerima uluran tangan Yoongi. Keduanya melangkah keluar rumah keluarga Min yang diikuti oleh Yugyeom di belakangnya.

"Um, kook. Maaf aku dan Yugyeom tidak bisa berlama-lama di rumahmu karena orang tuaku akan segera pulang" ucap Yoongi dengan nada bersalahnya.

Jungkook melukiskan senyum simpulnya sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak apa Yoongi"

"Jangan menangis lagi, janji?"

"Akan kucoba"

Yoongi berdecak.
"Aku serius Jeon"

Terkekeh pelan, Jungkook hanya menganggukkan kepalanya dua kali kemudian melanjutkan langkahnya menuju mobil yang akan mereka tumpangi.

"Aku pasti akan segera menemanimu jika orang tuaku sudah pulang"

Jungkook membalikkan tubuhnya sejenak menghadap ke arah Yoongi.
"Yak, tak apa. Kita akan bertemu di kampus besok"

"Kau yakin akan baik-baik saja?" Jungkook mengangguk lagi mencoba meyakinkan.

***

"APA MAKSUD DARI SURAT YANG KAU BERIKAN PADA JUNGKOOK, IRENESSI?!" Taehyung berteriak di depan wajah Irene yang tengah melingkarkan tangan kanannya di pinggang seorang laki-laki bertubuh cukup besar.

"Surat apa ?" ujarnya dengan tautan alis yang berhasil membuat Taehyung semakin geram.
"Ah aku tahu.. "

"KATAKAN PADAKU APA MAKSUDMU!"

"Tae, Taehyung.. Tenang" Seokjin dan Hoseok menahan kedua pundak Taehyung yang semakin mendekat ke arah Irene karena amarahnya yang memuncak.

"Bisakah kau memelankan suaramu pada kekasihku tuan?" seluruh pasang mata mengalihkan pandangannya dan terbelalak ketika mendengar ucapan laki-laki yang berada di sebelah Irene.

Namjoon melangkah maju mendekati laki-laki tersebut lalu memicingkan kedua matanya.
"Kau kekasihnya?"

"Ya" celetuk Irene yang berhasil membuat kelima lelaki tampan itu terdiam tak percaya.

"Noona baru saja mengakhiri hubunganmu dengan Taehyung kemarin. Dan sekarang noona sudah bersamanya?"

"Benar sekali Hobie-ah"

Taehyung tertawa sarkastik dan memutar bola matanya.
"Lihatlah siapa yang menjadi jalang sekarang"

"Hati-hati dengan mulut sialanmu!" lelaki itu memajukan tubuhnya sembari mengangkat jari telunjuk tangannya kearah Taehyung.

"Tapi itulah kenyataannya kawan" Taehyung berucap sarkastik lagi seraya mengedikkan bahunya singkat. Memberikan kesan tidak mengenakkan pada lelaki yang diasumsikan olehnya bernama Junmyeon tersebut.

"KAU-" berniat melayangkan pukulan untuk Taehyung, dengan cepat Irene mencegatnya dan mengisyaratkannya untuk tidak melakukan kekerasan.

Berdengus, ia pun kembali melangkah mundur dan menghembuskan nafas beratnya yang sedari tadi tertahan.

"Wah, kau ingin bertengkar denganku hanya karena perempuan sepertinya? Benar-benar tidak berguna"

Irene menahan lengan kekasih barunya ketika ia ingin kembali melangkah maju.
"Chagi, biarkan saja"

"Kenapa terdengar sangat menjijikan" timpal Seokjin yang membuat Namjoon, Hoseok, Jimin, dan Taehyung tertawa kecil mendengarnya.

Irene memindahkan pandangannya ke arah Seokjin, menatap tajam laki-laki itu dengan tatapan mematikannya.

"Woah kau membuatku takut Irene-ssi" ucapan Seokjin yang lagi-lagi membuat teman-temannya terkekeh.

"Okay cukup Jin hyung, ayo dengarkan dia" ucap Namjoon seraya menghentikan tawa.

Irene menyilangkan tangannya di depan dada dan menarik salah satu sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyum miring.
"Yah, aku hanya ingin membuatnya sadar"

"Maksudmu?"

"Laki-laki itu memang tidak pantas untukmu Tae, apakah kau tidak sadar? Lagipula, ia memang perusak hubungan kita. Kukira ia akan segera menjauh darimu dengan surat yang kuberikan padanya kala itu, ternyata dugaanku salah. Ia tidak berhenti mendekatimu. Aku pernah memperingatinya beberapa kali, bahkan dengan sedikit sentuhan tanganku di-"

"Kau yang menamparnya saat itu huh?!"

"Benar"

"Kau!" Taehyung mengangkat tangannya ke udara, bermaksud untuk menampar wanita di depannya. Sungguh amarahnya tak dapat tertahankan lagi sekarang. Bagaimana ia bisa mencintai wanita seperti Irene dulu? Wanita yang bahkan tidak memikirkan perasaanya sama sekali dengan langsung berpaling pada lelaki lain.

BRUG.

Satu pukulan keras mendarat tepat di pipi kiri Taehyung. Ujung bibir laki-laki itu mengeluarkan setetes cairan segar berwarna merah yang membuatnya sedikit meringis. Hoseok dan Seokjin yang berada di sebelahnya, dengan cepat memegangi dirinya agar tidak terjatuh.

"Apakah kau tidak tahu seorang laki-laki tidak berhak untuk memukul seorang wanita?!" teriak laki-laki yang baru saja melayangkan pukulannya, masih dengan tangannya yang mengepal kuat.

BRUG.

"Dia tahu. Dan dia juga tahu bahwa seseorang yang tidak tahu apapun mengenai masalah ini sepertimu tidak berhak memukul seseorang!" Jimin membuat lelaki itu tersungkur karena pukulan kerasnya akibat rasa kesal yang timbul saat melihat Taehyung yang mendapat pukulan.

"Kau pikir aku benar-benar menamparnya seperti yang ia lakukan pada laki-laki berhati malaikat yang bahkan tak kau ketahui, hm? Bodoh! Aku bukan seorang pengecut seperti kalian berdua!" tegas Taehyung kemudian memutuskan untuk meninggalkan kedua insan tersebut bersama dengan teman-temannya.

***

Jeon Jungkook POV

Aku memakaikan sepatu cokelat mocca milikku pada kedua kakiku dengan tergesa-gesa. Menyadari kelas pertamaku hari ini akan dimulai pukul 8 pagi yang berarti 20 menit lagi dari sekarang.

Semalam aku baru tidur pukul 3 pagi karena memikirkan seluruh ucapan Taehyung hyung yang terus terngiang di otakku.

Aku segera berlari kecil menuju halte bus setelah mengunci pintu rumahku. Berharap ada kendaraan umum yang berhenti di halte tersebut sekarang.

"Syukurlah" gumamku ketika melihat bus yang tengah berhenti seperti harapanku. Dengan cepat aku melangkahkan kakiku memasukinya sebelum kembali melaju.

Memerlukan waktu sekitar 10-15 menit untuk tiba di kampusku. Menuruni bus, aku sedikit berlari memasuki area kampus dan segera mencari kelas pertamaku.

Hari ini aku tidak memiliki kelas yang sama dengan Yoongi. Aku memiliki 3 kelas yang harus kuselesaikan, sedangkan Yoongi hanya memiliki 1 kelas karena aku harus mengejar ketertinggalan kelasku selama 2 minggu yang lalu.

Mungkin setelah kelasku selesai nanti, aku akan mengajak Yoongi dan Yugyeom pergi ke Cafe untuk membicarakan perihal pesta yang ditawarkan Namjoon hyung waktu itu padaku.

Aku rasa lebih baik aku tidak usah datang ke pesta tersebut.

***

Author POV

"Tae, itu dia!"

Memakaikan masker wajah, kacamata hitam, serta menaikan hoodie ke atas kepalanya, laki-laki itu segera menuruni mobil dan berlari dengan cukup cepat.

"Jungkookie!" Jungkook menolehkan kepalanya, menyipitkan kedua matanya untuk memperjelas seseorang yang tengah berlari ke arahnya sembari berseru namanya.

Beberapa saat kemudian, ia menyadari lelaki di balik masker wajah dan kacamata hitamnya. Jungkook mengambil langkah cepat menghindari lelaki itu.

Tidak, tolong jangan dirinya untuk saat ini Tuhan. Jungkook terus berharap dalam batinnya seraya melarikam diri.

Sayangnya ia kalah cepat dengan Taehyung. Taehyung berhasil menahan pergelangan tangannya dan membuatnya terhentak ke belakang hingga membalikkan tubuhnya.

"Kumohon Jungkook.. "

"Tidak, kumohon pergilah Tae hyung"

"Dengarkan aku dulu nee? Kumohon Jungkookie"

"Lepaskan aku!" ia berusaha melepaskan lingkaran tangan lelaki yang sedang menyamar di depannya kini dengan memberontak.

"Kook, tolong jangan pergi. Aku ingin menjelaskan semuanya, aku memohon padamu"

"Aku tidak ingin bertemu denganmu hyung! Dan jika hyung jadi aku, hyung akan melalukan hal yang sama. Apakah Tae hyung masih tidak mengerti ?"

"Jungkook.. "

"Aku hancur" Jungkook menatap dalam kedua mata Taehyung yang juga menatapnya hingga tak berkedip. "Kau mendengarku hyung? Aku hancur karenamu Tae hyung"

Taehyung merasakan sebuah desiran yang sama dalam hatinya seperti saat Jungkook memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Nafasnya seakan tercekat ketika melihat lagi air mata yang jatuh dengan mulus dari kedua mata doe eyes laki-laki manis di depannya.

"Tolong dengarkan aku" tangan Taehyung mencoba merayap ke arah pipi Jungkook.

Menghindari sentuhan Taehyung, Jungkook menggeleng dan melangkah mundur menjauhi laki-laki itu.
"Kau tidak mengerti hyung"

"Aku mengerti Jungkook, Kumohon biarkan aku menjelaskannya"

"Jika hyung mengerti, Tae hyung tidak akan membiarkanku merasakan ini semua!" Jungkook meninggikan suaranya seiring dengan air mata yang terus berjatuhan.

"Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu berpelukan dengan Irene noona! Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu berciuman dengannya! Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu tertidur di pundaknya! Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu saling menautkan tangan dengannya! Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu menyanyikan lagu untuknya! Hyung tidak akan membiarkanku melihatmu ingin memberikan jaketmu untuknya! Dan Hyung tidak akan membiarkanku mendengar seluruh ucapanmu malam itu padaku"

Jungkook menghentinkan ucapannya sejenak dan menghela nafas panjang. Menyeka air matanya kemudian kembali berucap.
"Kau tidak akan pernah mengerti hyung, kau tidak akan pernah mengerti diriku yang mencintaimu selama 7 tahun. Mengorbankan perasaanku hanya demi dirimu, hanya demi melihatmu tersenyum walau aku yang harus merasakan kepedihan. Apakah hyung pikir menahan sesak yang begitu berat merupakan perkara yang mudah? Menahan air mata yang hampir setiap saatnya terbendung agar tidak keluar begitu saja merupakan hal yang mudah? Itu sangat susah hyung, aku tidak bisa sekuat itu sekarang"

"Jungkookie kumohon dengarkan aku lebih dulu"

"Tidak hyung, aku sudah mendengar semuanya darimu malam itu. Irene noona benar, aku tidak pantas untukmu. Aku hanyalah laki-laki biasa yang sudah menghancurkan hidup seorang bintang besar dunia" Jungkook tersenyum miris seraya menghentakan tangannya hingga terlepas dari genggaman Taehyung.
"Aku menyerah"

Jungkook semakin melangkah untuk berlalu pergi, meninggalkan Taehyung yang entah kenapa tidak dapat melakukan apapun saat ini.

"Kumohon jangan tampakkan dirimu di hadapanku lagi Kim Taehyung-ssi" merasa isakan tangis yang mulai terdengar, Jungkook segera menutup mulutnya dan memilih untuk benar-benar pergi dari tempat tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung

Tugas menumpuk tapi aku demen banget wattpad-an astaga.. 😌

Kudu eottoke dong aku 😆

Continue Reading

You'll Also Like

53.3K 7K 65
Ini kelanjutan warna-warni dari kehidupan si Pasusu, diramaikan oleh si manis kloningan cilik mereka yang bernama Kim Taera. Akankah mereka merasa c...
46.6K 2.7K 33
seorang anak SMA yang di nikahi oleh seorang CEO tampan yang mempunyai perusahaan No 1 di dunia, Mempunyai sifat yang dingin,irit bicara. Tapi semua...
78.4K 5K 40
[LENGKAP] kisah jungkook yang mengetahui kalau guru baru itu pacar online nya. {\_/} (•‿•) ( >★ Jangan lupa vote Tae'top jungkook'bottom Start:09,03...
91.4K 6.7K 42
Hanya kisah Seorang JK yg tergila gila pada kim Taehyung " Sialan! Jangan mengusirku lagi!!" Jk "Kau tak bisa membuang ku lagi brengsek!" Jk.. " Buka...