SAVAGE (End)

By Diahayu_Sn

963K 112K 12.5K

Dia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki... More

Prolog
1. Pertandingan
2. Pemilihan Ketua OSIS
3. Mata-mata
4. Terciduk
5. Pretty Savage
6. Bad Plan
7. Duel Geng
8. Perkelahian
9. Ancaman
10. Black Angel
11. Murid Baru
12. Behind The Scene
13. Fitting dress
14. Nightmare
15. Lady Rose
16. Moment
17. Camping
18. Tears And Angel
19. Drama di tengah hutan
20. Romantic Man
21. Arena Tembak
22. First date
23. Broken Heart
24. Don't Cry
25. Nostalgia
26. Invitation Party
27. Dark Insident
28. Something Wrong
29. Back To Love
30. Revenge
32. Rise up
33. Firasat
34. Nothing Drama
35. Boom!
36. Alfa Leon
37. Falconer Kingdom
38. Rain To Remember
39. Just The Worry
40. Step by Step
41. Broken Trust
42. Never Give Up
43. Adaptation
44. Sabotase
45. Stay With Me
46. Jealous
47. Just A Loser
48. Only Love to hate
49. Lost Everything
50. Happy Ending
Hiden Part.48 Who Is He
51. Everyone is Gone
52. She's Fine but Broken
End
Extra Part

31. Nothing More than Liar

10.5K 1.4K 124
By Diahayu_Sn

Play| i love the way you lie

——————————————

🍂

Zetta menghabiskan malam dengan kekasih kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan Black Angel. Pria misterius itu membawanya ke suatu  ruangan yang penuh dengan emas batangan dan senjata seperti di film-film mafia.

"Ini punya lo semua, Black Angel?" tanya Zetta ketika dia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Tempat itu adalah tempat rahasia Black Angel yang hanya diketahui olehnya. Bahkan orang tuanya sendiri pun tidak ada yang tahu.

"Tentu saja. Dan hanya kamu selain aku yang mengetahuinya." Zetta merasa tersanjung dengan ucapan Black Angel. Itu artinya dia istimewa, kan? Harusnya kan memang begitu.

"Buat apa lo ngumpulin kayak gini? Lo mafia?" Tanpa basa-basi Zetta menembak Black Angel dengan pertanyaan-pertanyaannya yang menjurus. Tentu saja gadis barbar itu penasaran. Setelah bertahun-tahun mengenal kekasihnya itu dia tidak tahu pekerjaan apa yang dilakukannya.

Dan dengan santainya Black Angel terkekeh ringan. "Sepertinya aku kesulitan untuk menjelaskan apa pekerjaanku padamu. Aku tidak mau membebani pikiranmu dengan hal itu. Hidupku memang dikelilingi banyak mafia. Tapi, percayalah aku bukan bagian dari mereka."

Sedikit lega di benak Zetta karena kekasih kesayangannya itu bukan pelaku kejahatan. Sebenarnya Zetta sangat penasaran, tapi dia memilih menuruti ucapan Black Angel untuk tidak memikirkannya lagi. "Tapi, harta karun sebanyak ini mau lo apain?"

Lagi-lagi Black Angel terkekeh ringan seraya mengusap lembut pucuk kepala Zetta. "Tentu saja untuk masa depan keluargaku kelak. Kau mau?"

Apa itu? Apa Black Angel tengah merayunya untuk menjadi istrinya kelak. Seketika Zetta tersenyum malu-malu kucing. "Mau apa maksudnya?" Gadis itu berubah menjadi perempuan yang lucu ketika malu-malu membuat Black Angel tak bisa melunturkan senyumannya.

"Pistolnya. Pilihlah salah satu. Aku memberikannya padamu."

Senyum malu-malu kucing itu perlahan memudar dan berganti dengan bibir yang tertekuk. Dia sudah terbang tinggi di atas awan jatuh ke dasar selokan. Malangnya nasib Zetta.

"Ada yang salah dari ucapanku?" tanya Black Angel. Pasalnya dia selalu peka setiap perubahan raut wajah Zetta.

"Gue mau milih pistolnya." Zetta langsung mengalihkan perhatian dan mengamati satu persatu pistol yang ada di hadapannya. Dia tidak mau Black Angel tahu kalau dia sedang berharap padanya.

"Kamu ambil yang ini saja. Ini pistol tebaik yang kumiliki. Pistol ini bisa menembus pelat baja dan ada peledak di baliknya."

Zetta baru tahu ada pistol yang seperti itu. Itu sangat keren baginya. Tapi, juga sangat berbahaya. "Kenapa lo ngasih gue yang ganas gini?"

Black Angel meletakkan pistol itu di telapak tangan Zetta. "Karena aku ingin menjagamu di mana pun."

Pundak Zetta melemas mendengar ucapan Black Angel yang seolah ingin meninggalkanya. "Emangnya lo nggak mau jagain gue lagi?"

Blcak Angel menyisipkan sejumput rambut ke belakang telinga Zetta dengan manis. "Aku selalu ingin menjagamu. Tapi, seperti yang kamu bilang dulu. Jika aku hanya manusia biasa yang ada kalanya jauh darimu. Untuk itu, aku menjelma menjadi pistol ini ketika kamu tak bisa melihat kehadiranku.

Zetta jadi sedih mendengarnya. Dia sadar, bagaimana pun dia tidak bisa selamanya bergantung pada Black Angel. Gadis itu mengangguk paham dan tersenyum pada Black Angel.

Melihat senyuman manis seorang Zetta Malik Bramasta, Black Angel juga ikut tersenyum. Pria itu tiba-tiba mengenggam telapak tangan mungil Zetta hingga tenggelam dalam telapak tangan kekarnya. Zetta merasa nyaman seperti itu.

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan mengelilingi istanaku." Belum juga Zetta mencerna ucapannya, Black Angel langsung menarik Zetta masuk ke dalan sebuah ruangan yang terhubung dengan labirin.

Tempat itu sangat gelap bagi Zetta. Di sekelilingnya hanya dipenuhi tanaman pagar yang tinggi. Ditambah lagi pencahayaan yang minim karena malam hari membuat Zetta takut untuk memasukinya.

"Jangan takut. Ada aku." Black Angel yang tahu ketakutan Zetta mengeratkan genggamannya dan melangkahkan kakinya perlahan memasuki labirin itu. Zetta yang sudah pasrah mengikutinya dengan mata terpejam membuat Black Angel gemas.

"Buka matamu. Kamu melewatkan pemandangan indah jika terus menutup mata."

Apa daya Zetta yang takut dengan tempat sepi yang gelap hanya bisa menggelengkan kepala menolak perintah Black Angel. "Nggak mau! Gue takut, Black Angel."

"Lihatlah ke atas. Kamu menyukai langit, bukan?"

Mendengar kata langit membuat Zetta spontan membuka matanya dan mendongak ke atas. Benar yang dikatakan Black Angel. Dia bisa melewatkan pemandangan yang begitu indahnya jika terus memejamkan mata. Langit itu malam itu sangat indah dengan bertabur bintang dan cahaya bulan yang bulat sempurna.

"Cantik banget langitnya." Zetta tak bisa memalingkan pandangannya dari langit malam yang indah itu. Black Angel pun bisa melanjutkan perjalanannya dengan tetap membiarkan Zetta menatap langit dengan dia sebagai penuntunnya.

"Tetaplah melihat apa yang kamu sukai. Biar aku yang menghadapi semua ketakutanmu."

Mereka berdua pun berjalan menyusuri labirin yang gelap itu dengan tangan yang saling menggenggam. Ketika Zetta lelah mendongak, Black Angel memintanya untuk menatap matanya. Mata Black Angel seperti bintang bagi Zetta. Dia indah dan menenangkan.

Zetta sangat menyukai Black Angel. Dia menyukai wajahnya, matanya, senyumnya dan semua yang berhubungan dengan Black Angel dia suka. Love is blind. Zetta tidak sadar jika cintanya memang buta.

🍂

Seminggu setelah kencan romantisnya dengan Black Angel, Zetta masih mengingatnya. Mengingat misteriusnya rumah pribadi Black Angel. Semua sudut ruangannya, detailnya, hingga harta karun yang dimiliki.

Tapi, yang paling membuat Zetta tak bisa lupa adalah momen di dalam labirin. Di mana Black Angel selalu menggenggam tangannya dan menatapnya penuh kasih sayang. Tapatan itu memabukkannya dan selalu dia rindukan.

Zetta dan Alfa telah resmi mengubah status mereka dari musuh bebuyutan menjadi teman. Mereka berdua sedang duduk di sebuah kafe dengan sajian cappuccino untuk Alfa dan matcha latte untuk Zetta.

Alfa melihat Zetta dengan alis berkerut. Aneh sekali melihat gadis barbar itu sedikit-sedikit tersenyum sendiri. Alfa jadi bergidik ngeri.

"Jadi, gimana rencana lo?" tanya Zetta seraya mengaduk matcha lattenya dengan menopang sebelah pipi. Pertanyaannya itu mengejutkan Alfa. Pasalnya laki-laki berjaket hitam itu sibuk melamunkan Zetta. Untungnya Zetta tidak sadar.

"Lo yakin bisa gagalin pertunangan kita?" Jujur saja Alfa merasa keberatan kalau pertunangan mereka batal. Yang benar saja Alfa itu. Dia bilang tidak suka Zetta, tapi juga tidak mau menggagalkan pertunangannya. Aneh.

"Yakin dong. Gue nggak mau ya nikah muda. Apalagi nikahnya sama lo. Iuwh, ogah banget."

Alfa tak mengerti. Semenjijikkan itukah dia di mata Zetta? Alisnya berkerut dengan picingan mata yang menyebalkan. "Lo kenapa sih nggak mau banget nikah sama gue?" Dengan cepat Alfa mengatupkan bibirnya dan merutuki ucapan yang membuat harga dirinya jatuh di depan Zetta.

Zetta pun memicingkan mata curiga. "Lo kenapa kayak kelihatan nggak suka gitu gue mau gagalin pertunangan kita? jangan bilang lo udah mulai naksir sama gue."

Nah, benar kan dugaan Alfa. Gadis itu pasti langsung kegegeran. "Ngarep banget lo gue taksir?"

"Terus kenapa nggak suka gitu kalau gue mau batalin pertunangan kita?"

Alfa kesulitan mencari jawaban yang tepat. Mulutnya terbata-bata untuk mengucapkan sepatah kata pun. "Em... ya... ya... Ya karena gue nggak mau ngecewain orang tua gue lah."

"Bulshit lo, Fa! Dengan lo jadi ketua geng aja udah pasti bikin mereka kecewa."

"Makanya itu gue nggak mau bikin mereka tambah kecewa."

"Hah! Nggak tahu lagi gue ngomong sama lo. Intinya gue nggak mau nikah muda sama lo!"

Zetta meninggalkan Alfa dan minuman di mejanya. Gadis itu melangkahkan kaki menuju lantai atas. Di kafe itu ada spot favorit Zetta, yaitu rooftop. Rooftop di kafe itu sebenarnya hanya diperuntukkan untuk tamu VIP, tapi tetap saja Zetta bisa mengaksesnya karena dia juga tamu VIP di kafe itu.

Zetta sudah kehilangan akal untuk menggagalkan pertunangannya. Ditambah lagi Alfa tidak bisa diajak kerja sama. Ketika pikirannya sudah buntu, Zetta membutuhkan menatap langit. Langit itu luas tak terbatas, dia yakin pikirannya juga seluas itu.

Ketika kakinya telah menginjak  rooftop, dia disuguhkan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Langit biru yang cerah dengan bunga-bunga cantik di sekeliling rooftop itu seketika membuat moodnya kembali. Semudah itu bagi Zetta mengatur suasana hatinya.

Tapi, ketika Zetta berjalan menepi, tanpa sengaja matanya melihat seseorang yang sangat dia kenal sedang bersama seorang wanita duduk di sebuah sofa berwarna merah. Mereka terlihat sangat dekat sekali. Bahkan tak ada jarak di antara mereka berdua. Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asamara.

Karena perawakan dari dua orang itu sangat familiar di matanya, Zetta dibuat sangat penasaran. Tak mau menduga-duga dia pun perlahan mendekati mereka. Ketika dua orang itu mampu dilihat oleh Zetta dengan jelas, spontan Zetta membelalakkan mata melihat siapa mereka dan apa yang mereka berdua lakukan. 

Di depan mata kepala Zetta, Black Angel dan Dokter Crystal tengah berciuman dengan mesra. Dua orang yang Zetta kenal itu belum menyadari kehadiranya yang melihat dari jarak lima meter saja. Zetta meremas tangannya sendiri dengan kasar hingga guratan otot halus muncul di permukaan kulit putihnya. Dia menyaksikan siaran langsung penghianatan sang kekasih yang dia sayang-sayang.

Baru beberapa hari dia dibuat menjadi wanita paling bahagia sedunia, dengan mudahnya dia hancur luluh lantah. Jadi, itu maksudnya jika Black Angel tidak bisa selalu menjaganya. Dia memiliki wanita lain. Dan wanita itu Dokter Crystal. Wanita yang selama ini membantu pemulihan traumanya.

No. Jangan menagis. Itulah sugesti yang selalu diucapkan Zetta dalam hati. Jangan pernah menangisi seorang laki-laki. Air matanya terlalu mahal hanya untuk laki-laki murahan seperti dia.

Zetta bukan pengecut yang kabur ketika patah hati. Dia harus menyelesaikan masalahnya secara dewasa. Apa pun risikonya dia harus terima. Sekali pun harus kehilangan Black Angel. Pria yang sangat dia cinta.

Selangkah demi selangkah Zetta mengikis jaraknya dengan posisi Black Angel dan Dokter Crystal. Zetta belum mengucap sepatah kata pun, Black Angel dan Dokter Crystal menyudahi aksinya lantaran merasa ada yang melihat. Dan benar saja, seorang gadis sedang berdiri menghadap mereka dengan tatapan dinginnya.

Raut wajah Black Angel berubah seketika. Dia terbelalak melihat kehadiran Zetta yang tiba-tiba dan langsung berdiri mendekatinya. Sebenarnya bukan tiba-tiba, hanya saja dia yang terlalu asik dengan Dokter Crystal sampai tidak mengetahui kehadiran Zetta.

Raut wajah berbeda ditunjukkan oleh Dokter Crystal. Wanita itu hanya terlihat malu, tapi berusaha tak menunjukkannya di depan Zetta.

"Eh, Zetta? kamu juga ada di sini?" tanya Dokter Crystal mengikuti Black Angel berdiri. Dia kira Zetta menghampirinya hanya untuk menyapanya. Ah, Zetta tidak sekurang kerjaan itu menyapa orang yang sedang ciuman.

Zetta mengabaikan sapaan Dokter Crystal. Dia tetap menatap Balck Angel dengan tatapan tajamnya untuk meminta penjelasan. "Who is she, Black Angel?" tanyanya dengan mendongakkan kepala seperti sedang menantang.

"Black Angel?" Dokter Crystal memastikan ucapan Zetta. Dia tidak asing dengan nama itu. Nama yang sering diucapkan Zetta ketika traumanya kambuh selain nama Bu Maya.

Black Angel pun melihat Dokter Crystal dengan rasa bersalah, lantas langsung mengalihkan fokusnya seutuhnya pada Zetta.

"She is...."

Black Angel masih menggantungkan jawabannya dan membuat Dokter Crystal menyela ucapapnnya. "Wait! kalian sudah saling mengenal?" Sepertinya Dokter Crystal mulai memahami situasi itu.

Zetta tetap tak mengacuhkan Dokter Crystal. Tatapannya hanya tertuju pada Black Angel. Matanya pun menelisik netra abu-abu laki-laki itu untuk mencari kejujuran di sana. "Tell me, who is she!" bentaknya di depan Black Angel.

Dokter Crytal tak terima Vincent dibentak oleh anak kecil seperti Zetta. Akan tetapi, dia tidak mau menyakiti gadis itu. "Calm down, Zetta. Ada apa ini? kamu ada hubungan apa dengan Vincent?"

Zetta tetap tak mengacuhkan Dokter Crystal. Dia semakin mendidih melihat Black Angel yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Bilang sama gue dia siapa dan bilang sama dia gue siapa!"

Melihat Zetta mulai emosi, Black Angel segera mengatakan sejujurnya. "Okay, i tell you." Vincent berusaha setenang mungkin. Dengan menarik napas panjang, pria itu akhirnya mengakui.

"Dia Crystal. She is my fiance," ucapnya dengan penuh penyesalan.

Zetta menertawakan pengakuan Vincent dengan tawa hambarnya. Masih menunggu jawaban berikutnya. "Oh...  Okay, and me?"

Vincent memejamkan matanya. Cukup berat untuk mengatakan statusnya dengan Zetta di hadapan Dokter Crystal. "You are my girl friend," jawab Vincent pada Zetta.

Crystal sangat terkejut mendengar pengakuan Black Angel. Namun, sebisa mungkin dia menjaga emosinya agar tidak meletup-letup. Sedangkan saat itu juga pertahanan Zetta runtuh tak tersisa.

"Are you kidding me, Vincent?" tanya Crystal dengan sedikit kecewa tanpa menaikkan sedikit pun nada bicaranya.

"I'm Sorry, Beib!"

"Kamu harus jelaskan pada kami, apa maksudmu melakukan ini semua, Vincent? Kau menduakanku dan Zetta?"

Zetta sangat terpukul dengan penghianatan Black Angel. Dia sudah terlalu mencintaiya, tapi ternyata dia hanya orang ketiga dalam hubungan mereka. Atau sebenarnya Crystallah orang ketiga itu. Entahlah yang pasti Zetta sangat kecewa.

"You are liar!" Zetta mengambil gelas dari meja Black Angel dan membatingnya dengan kecang. Tindakannya itu mengejutkan Crystal dan Black Angel. Untung saja tidak ada yang melihat drama mereka.

"Zetta." Black Angel menarik Zetta menjauh dari pecahan gelas kaca itu.  Tapi, Zetta memberontak dengan kencang.

"You are liar, Black Angel! I hate you!" Zetta tak berhenti memukul dada Black Angel dengan kencang meluapkan semua emosinya. Tapi, sebisa mungkin dia tidak mengeluarkan air mata. Sekali pun matanya sudah memerah gelap dan berair.

"Pukulah jika itu membuatmu puas." Black Angel sudah pasang badan untuk itu. Tapi, Dokter Crystal yang tidak terima. Dia tidak menyukai kekerasan.

"Cukup, Zetta! Hentikan! Itu bisa melukai dirimu sendiri." Zetta tak peduli. Dia tetap memukuli Black angel hingga akhirnya dia lelah dan memundurkan langkahnya untuk sedikit menjauh.

"I hate you!"

Dengan cepat Black Angel menariknya kembali dan memeluk mawar kecilnya itu. Dia sangat menyesal telah menyakitinya. Tapi, tak ada yang bisa dia lakukan lagi.

"I'm sorry, My Lady Rose."

Zetta yang tak ingin terlena lagi oleh Black Angel, sekuat tenaga melepaskan pelukannya. Dia tidak mau mendengar kata manis Black Angel dan luluh lagi. Harusnya setelah kejadian di butik itu, dia benar-benar tidak menemui Black Angel lagi. Tapi, mengapa dia justru mengajaknya menjalin sebuah hubungan. Bodoh.

"Enough! Lepasin gue! Gue benci pembohong!"

Black Angel pun menuruti Zetta dan perlahan melepas pelukannya. Pria itu menatap Zetta dengan penuh penyesalan. Harusnya dia menjaga gadis itu, bukan menyakitinya.

"Gue rasa semua udah jelas. Gue cuma mainan lo dan gue akui gue yang bodoh karena udah berekspetasi sama pembohong kayak lo, Vincent! Now... I'm not your Lady Rose and you're not my Black Angel. You are nothing more than liar!"

"My Lady Rose.... "

"Don't call me Lady Rose!"

"Okay, Zetta... bukan maksudku menyakitimu."

"Tidak ada orang yang dengan sengaja menyakiti orang lain. Yang ada orang yang tidak pernah puas dengan apa dia miliki. Dan orang itu lo!"

Alfa yang sejak tadi berdiri melihat mereka dari kejauhan dengan mengepalkan tangannya, kini berdiri di dekat Zetta.

"Bajingan lo, Vincent! Lo apain Zetta!"

Dokter Crystal, Zetta dan Vincent memutar kepalanya melihat Alfa yang menatap Vincent dengan tajam. Dia masih menahan tangannya untuk tidak menonjok Vincent.

"I'm sorry, Alfa. It's none of your bussiness."

Zetta menatap Alfa dan Vincent bergantian. Ternyata mereka saling mengenal. Tentu saja Alfa dan Vincent saling mengenal. Vincent adalah anak dari orang kepercayaan keluarga Alfa dan Kakak dari sahabatnya.

"Apa yang berurusan dengan Zetta, berarti berurusan sama gue. Gue kira lo orang baik sampai gue anggap lo kakak gue juga. Tapi, ternyata lo bajingan!"

Vincent juga mengepalkan tangannya. Dia nyaris tersulut emosi mendengar umpatan Alfa. Vincent adalah orang yang tenang, tapi tak setenang Excel-adiknya. Dia akan mudah tersulut emosi ketika dia berada di puncak tekanan. "Kau lupa, kau lebih banjingan yang menggunakan wanita sebagi alat pemuas balas dendam!" tuding Vincent dengan tatapan tajamnya.

Zetta baru pertama kali melihat Vincent berbicara dengan nada tinggi. Dia terlihat sangat menyeramkan. Zetta benar-benar takut dengan Vincent yang seperti itu. Perlahan Zetta memundurkan langkahnya.

Vincent yang melihat perubahan raut wajah Zetta yang semua penuh amarah sekarang berganti wajah Zetta yang ketakutan. "I'm sorry, Zetta... Aku tidak bermaksud membuatmu ketakutan."

Ketika Vincent ingin meraih tangannya, Zetta menepisnya. "Urusan kita selesai sampai di sini. Gue kecewa sama lo, Vincent! Lo udah nyakitin gue. Gue nggak mau lagi berhubungan sama lo," ujar Zetta penuh kekecewaan, lantas menarik tangan Alfa untuk pergi dari sana.

Zetta pergi dengan membawa luka. Black Angel yang dia pikir adalah pahlawannya ternyata orang yang paling membuatnya terluka. Ketika air matanya ingin jatuh, Zetta segera mendongakkan kepalanya.

Zetta pikir tak ada yang lebih sakit dari sakit gigi. Tapi, itu hanya sugesti Zetta. Nyatanya sakit gigi dan sakit hati sama sakitnya. Bahkan yaris membuat semua sarafnya tak bekerja dengan sempurna.

Setelah Zetta benar-benar menghilang dari pandangan Vincent dan Dokter Crystal, Dokter Crystal menatap Vincent dengan rasa kecewa.

"Ada yang ingin kamu jelaskan lagi padaku?" tanya dokter Crystal dengan lembut masih bisa menahan emosinya.

Vincent mengangguk, lantas menggenggam tangan Dokter Crystal. "Ada banyak hal yang harus kau tahu."

Dokter Crystal menurunkan tangan Vincent dengan perlahan. Dia mulai tak nyaman dengan pria itu setelah merasa dikhianati. "Aku harap yang kamu katakan memang penjelasan. Bukan hanya alasan."

Dokter Crystal tidak ingin menghakimi seseorang hanya dari satu kesalahan. Dia percaya tidak ada manusia yang hitam atau putih. Mereka abu-abu. Seburuk-buruknya seseorang, pasti ada celah kebaikan. Begitu pun sebaliknya.

Terlebih manusia itu seorang Black Angel atau Vincent Xanderralws. Pria misterius yang tidak tahu warna apa yang menggambarkan dirinya. Abstrak atau entah, tak ada warna yang bisa menjelaskan.

To be continue...

Vote dan koment yang hanyak untuk part ini ya

Aku selalu nunggu kalian ada di notifikasiku 😊

Next part mau update kapan nih?

See you next part💞

Continue Reading

You'll Also Like

NERD By nok

Teen Fiction

3.3M 317K 54
[SUDAH TERBIT] Beberapa part sudah dihapus ____ Kutu buku, tidak menarik, cupu, gadis lemah. Seperti itulah yang orang lain simpulkan tentang siswi p...
15.4K 1.3K 70
Alisha Nathalia. Gadis cantik yang disayangi dan dijaga dari kejauhan. Tak segan membunuh siapa saja yang akan menjadi halangan atas kebahagiaannya...
1.5M 116K 99
[SEBAGIAN PART DI PRIVAT, FOLLOW DULU BARU BISA BACA!] Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang mempunyai banyak teka-teki dalam hidupnya. D...
8.3K 3.4K 82
[diharapkan follow dulu sebelum membaca manis ≽ܫ≼] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! HALLO ALL! INI CERITA PERTAMA SAYA! "Nanti lo tinggalin gue" "Gue disi...