Keep Your Smile

By Arbayahs

17.3K 2.6K 524

Aluna, satu dari sekian banyaknya mahasiswi yang merasakan pahit-asamnya kehidupan perkuliahan. Tingkat kenor... More

Bab 1. Jebakan Permen Karet
Bab 2. Jungkir Baliknya Aluna
Bab 3. Rahasia Garda
Bab 4. Rahasia Aluna
Bab 6. Drama Abal-Abal
Bab 7. Bapak Maunya Gimana?
Bab 8. Buat Itu Jadi Mungkin
Bab 9. Praduga Tak Bersalah
Bab 10. Pendekatan Mode Serius
Bab 11. Yang Sebenarnya Terjadi
Bab 12. Kapan Nyambung?
Bab 13. Salfoknya Aluna
Bab 14. Kecemburuan Satu Kubu
Bab 15. Menembus Dinding Kewarasan
Bab 16. Karena Kamu, Tokoh Utama
Bab 17. Menuju Kejelasan
Bab 18. Upil Bermasalah
Bab 19. Dengan Jujur
Bab 20. Tanam, Rawat, dan Panen
Bab 21. Ini Jadi Lanjut?
Bab 22. Mati Kutu, Mati Gaya
Bab 23. Ibu dan Ayah
Bab 24. Dua Pertemuan
Bab 25. Keputusan Kita - Good Bye!

Bab 5. Lempar Kode, Mental?

676 126 15
By Arbayahs

"Teruntuk kalian yang sudah berada tenang di sana. Tolong jangan lupakan aku dan selalu pantau tumbuh kembangku. Mungkin raga kalian telah tiada, tapi kehangatan itu jelas masih terasa."

-SepucukSuratKecil-

_______________________________




Ciko selalu berdecak kagum akan rumah Aluna, bukan akan kemewahannya tapi segala macam buku yang ada di dalamnya. Entah ruang tamu, dapur, dan bahkan dalam toilet sekalipun. Iya, dalam toilet aja ada buku.

"Mendadak gue terserang alergi buku, nih gatal-gatal kan gue," ucap Ciko melihat-lihat buku yang berderet sembari menggaruk lengannya.

"Itu sepupu gue yang suka ngoleksi, biasalah anak filsafat gak bisa jauh dari buku ditambah abangnya juga suka sama buku-buku berat jadi makin ramailah rumah gue."

"By the way, masalah sepupu lo itu, kok gue gak pernah ketemu sih? Lo umpetin pasti, kan? Seganteng apa sih?" Aluna kerap kali menyebut sepupunya, tetapi tak pernah dikenalkan padanya.

"Mana ada gue umpetin, gue malah bersyukur takdir tak mempertemukan kalian. Berat kalau ngomong sama dia, lihat kopi aja dia udah nge-bacot filosofi kopi, anjirlah."

Ciko manggut-manggut meminum jus sehat buatan Aluna yang alhamdulillah asin. "Terus lo tinggal sendirian aja disini?" Untuk pertama kalinya Ciko berani bertanya hal tersebut. Kadang ia juga bingung kenapa temannya tidak ikut tinggal dengan kerabat dekat saja. Bukan sendirian begini.

"Iya. Kalau laper gue tinggal ke rumah sepupu aja, numpang makan."

"Eh, maaf nih tapi lo gak ada keluarga lain selain sepupu lo?" tanya Ciko kepo meski tak enak hati.

"Mungkin ada, entahlah. Gue gak tahu, tapi katanya almarhum Ibu dari keluarga berada tapi tak diakui anak lagi gara-gara menikah dengan ayahku."

"Wow, konflik berat."

Aluna terkekeh pelan, Bara sudah menceritakan semuanya dan bagaimana latar belakang keluarganya. Pahit memang, tapi semuanya terasa manis seiring berjalannya waktu. Dari masih bayi Aluna sudah diasuh Bara dan dibesarkan seperti saudara dengan Sandro, tumbuh kembang tanpa tahu siapa orang tua kandung memang berat tapi dari Bara dan kerabatnya ia bisa melihat sisi luar biasa kedua orangtuanya. Ayahnya terlihat sangat gagah memakai pakaian tentara dan senjatanya dengan Ibu yang sangat terpancar aura kelembutannya, Aluna bangga menjadi putri mereka.

Baru mereka ingin kembali bergosip, ketukan pintu luar menghentikan acara ala perempuan tersebut. Aluna menatap heran keberadaan kotak kecil berhiaskan karangan bunga mungil dengan balutan pita merah muda.

"Isinya bom ya?" ini adalah tebakan absurd dari kawannya, Ciko.

"Lo gak penasaran siapa yang ngasih?" tanya Ciko membolak-balikan kertas mungil berisi catatan manis. Aluna menggeleng, langsung menikmati coklat pemberian dari yang maha kuasa. Ya, anggap saja begitu.

"Gue penasaran, lo gak ada niat pasang cctv di depan?"

Lagi-lagi Aluna menggeleng, selama ia tidak merasa terancam sih ya adem-adem saja. Namun sebenarnya Aluna pernah menduga siapa nama pengirim berinisial P.G itu dosen kampretnya. Tapi ya gak mungkin lah, manusia tanpa empati itu ada rasa dengannya. Tripple kill banget kalau itu sungguhan, Aluna mah auto bundir di pohon stroberi atau kencur ya?

Ciko dengan mulut berbusa, mengoceh mengenai siapa pengagum rahasia Aluna sementara sang empu cuma nyemil santai menikmati tontonan di layar kaca.

"Lo ada follow ig pak Bara gak? Gila semuanya cuma isi foto bininya doang. Eh, tapi dia ada foto sama cewek tapi mukanya gak kelihatan nih."

Aluna menatap malas layar ponsel Ciko yang menampilkan foto unggahan Bara. Batinnya menjerit kaget. Bisa-bisanya batubara memposting foto mereka sewaktu naik ke puncak dua tahun yang lalu. Katanya deal gak mau diumbar-umbar tapi kok sekarang malah diposting.

"Itu gue." Aluna menjawab jujur saja, toh gak ada yang percaya juga. Mana ada yang percaya, termasuk orang pintar sekalipun.

"Halu! Halu banget!"

Nah, kan.

Aluna diam saja membiarkan Ciko menyorakinya macem-macem. "Eh, gue juga lihat postingan pak Garda itu sepi banget kayak kuburan, yang ada cuma video lo waktu yang dikerjain."

"Masa? Emang si Gagar punya akun ig? Kok gue meragukan, ya?" Aluna menopang dagu bak berpikir keras seakan dia adalah Sir Isaac Newton.

"Noh! Lihat sendiri, gue follow dosen kesayangan lo tuh." Aluna mencubit gemas lengan Ciko, ingin sekali ia mengganti mulut Ciko dengan mulut semut biar tenang dikit. Memang benar yang dikatakan si Ciko, postingan Garda cuma video memalukan dirinya dari dua tahun yang lalu dan hingga sampai kini tidak ada postingan apapun namun akun tersebut masih aktif. Buktinya Gardamasih suka nyinyirin postingan anak kampus yang menurutnya membuang waktu dan tenaga, seperti postingan katingnya di mana ada dirinya ikut berfoto sewaktu ikutan renang di halaman kampus dan parahnya sih ekspresi Aluna kegirangan melihat Ciko berhasil mendapatkan lauk makan lagi.

"Astaga Cik, ini pencemaran nama baik nih. Lo gak lihat ekspresi kita konyol banget?" Ia menunjukkan wajah mereka yang jauh sekali dari kata anggun dan berkelas.

"Hm, gak juga. Ini namanya baru seni. Makin ke sini gue makin ngerti arti seni, deh. Hal absurd dan susah untuk digambarkan."

"Pala, lo."

Meskipun Ciko digadang-gadang akan lulus dengan gelar cum laude tapi kadar pemikirannya itu loh diluar dugaan. "Cik menurut lo pak Garda itu baik?"

"Iyalah."

"Kenapa?"

"Ya, karena doi ganteng dong."

Takjub, berarti Ciko menganggap Pak Dharma jahat dengan tampang biasa itu? Aluna tidak tahu berkomentar apalagi. Apakah kebaikan seseorang bisa diukur dari tingkat good looking seseorang? Tentu tidak.

"Lo gak follow doi?"

"Buat apa? Gak di follback juga, kan? Follow dia gak bikin gue jadi anak sultan kan?" Aluna bangkit menuju dapur mengisi kembali kotak kue dengan astor yang ia beli beberapa waktu lalu.

Diam-diam Ciko mengambil alih ponsel Aluna, membuka akun ig sang empu dan iseng memfollow Garda tanpa sepengetahuan Aluna. Ketika sang pemilik kembali barulah Ciko bersikap biasa setelah ponsel tersebut diletakan kembali pada tempatnya.

"Udah ah, gue mau pulang. Malam ini gue diapelin yayang Danu, lo kapan?"

Aluna mengabaikan suara dajjal tersebut, matanya masih fokus pada layar kaca tidak peduli kalau Ciko sudah melenggang pergi.

"Baru juga malam selasa, bukan malam minggu apalagi malam jum'at."

Aluna yang kesal melampiaskan kemarahannya pada keripik kentang dan melahap habis dalam satu tegukan. Namun notifikasi ponselnya membuatnya menatap pada layar segi empat itu. Jantung seakan berdetak lebih cepat kala notif dari ignya memberikan kabar menyeramkan, Garda? Follback? Demi apa? Kapan dia mengikuti Garda kw itu? Never, cuy! Ini pasti ulahnya si Ciko kampret tadi.

Sekarang Aluna benar-benar galau antara ingin men-blok saja atau unfollow. Namun Aluna malah terbayang Garda yang memberinya senyuman manis penuh aura mutilasi jika ia memilih salah satu dari kedua pilihan.

"Aluna, kalau kamu pilih mem-block, saya pastikan nilai kamu D-iamond."

Mengerikan, benar-benar tidak ada tandingannya si Gagar gahar itu. Lalu terbayang kembali wajah Garda dengan senyum berkali-lipat cerianya.

"Aluna, kalau kamu pilih unfollow saya pastikan kamu mendapatkan nilai E ditambah saya akan membantai kamu habis-habisan bukan cuma pas sidang tapi sampai kita bertemu di neraka nanti, khekhe."

Membatu, Aluna benar-benar tidak punya pilihan apapun. Mau maju atau mundur semuanya salah, ini sih bak buah simalakama. Pasrah sudah lebih baik ia menanyakan pada orangnya saja.

Aluna Tantoro
Yth. Pratama Garda.

Perihal : Menanyakan info tak penting.

Di tempat.

Maksud Bapak apa nge-follow balik saya?

Lima detik, lima menit, dan satu jam kemudian barulah pesannya dibalas. Astaga lagi boker kali ya si dospret ini, lama banget.

AlienBumi.
Kamu gak suka? Saya hanya membalas saja.

Aluna Tantoro
Bukannya gitu, Pak. Aduh, saya ini lagi tahap gegana gara-gara Bapak loh.

AlienBumi
Gegana? Bukannya kamu lagi kegirangan?

Aluna Tantoro
Idih, pede akut. Dosen mah bebas. Saya mau unfollow tapi takut, apalagi kalau block. :(
Kecuali kalau Bapak acc, baru yes.

AlienBumi
Kalau gitu ya biarkan saja, simple kan?

Aluna Tantoro
Mendadak saya menyesal.

AlienBumi
Menyesal mau unfollow saya?

Aluna Tantoro
Nyesel hidup satu jaman sama bapak.

AlienBumi
Kalau begitu mau hidup di jaman megalitikum? Jaman batu? Perunggu? Hidupnya nomaden?

Aluna Tantoro
Saya mau ke jaman masa depan aja, pak. Jaman di mana saya bisa mendapatkan kepastian.

AlienBumi
Masa depan? Sama saya, kan.

Aluna mengernyit bingung, ini si Garda sedang modusin apa sedang mengancam nih? Pastinya ini ancaman maha dahsyat. Oh, Aluna paham, maksud Garda adalah Aluna tidak punya masa depan selain bersujud dan menyembah si Garda supaya bisa lulus meski harus sabar menunggu dua puluh tahun lagi. Ngeri juga kalau harus jadi mahasiswi abadi, sedang kawan seangkatan telah stress dengan pekerjaan dan keluarganya masing-masing.

************

Vote dan komen, ya.

Post : 03-01-21

Continue Reading

You'll Also Like

20.4K 764 10
[SHORT STORY] Apakah pertemuan ini yang dinamakan takdir? Atau hanya sebuah kebetulan? Who knows. Pertemuan antara mahasiswa yang dikejar deadline da...
3M 24K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
201K 10.1K 32
Lila dan Rafka adalah tetangga yang didoktrin menjadi kakak adik oleh orang tua mereka sejak kecil. Permintaan konyol Lila kepada Rafka untuk menikah...
417K 43.5K 88
•TAMAT• •COMPLETED• ⚠️bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ Pasangan aneh, yang satu menikah karena warisan dan satunya lagi menjadikan itu alasan unt...