Remedy

Autorstwa mymoonbooster

94.1K 12.2K 4.4K

Kim Seok Jin. Jeon Jung Kook. Kim Tae Hyung. Buku ini bercerita soal Joo Hyun ditengah 3 laki-laki yang men... Więcej

PENGANTAR
Kim Seok Jin
Jeon Jung Kook
Kim Tae Hyung
Bae Joo Hyun
OFFICIAL TEASER
Dekapan hangat
Takut kehilangan
Pertemuan Tak Terduga
Kim Ji Soo
Merajuk
Penawaran
Perhatian kecil
Cemburu
Teringat Sesuatu
Dilarang Jatuh Cinta
Sakit
Kejutan Manis
Munafik
Berharap
Menikah
Cerai
Wanita Pilihan Tae Hyung
Berharap Hanyalah Gurauan
Hadiah
Erangan Nafsu
Tamparan di Wajah Jung Kook
Q & A
Bukan Wanita Murahan
Rahasia Joo Hyun
Mempertahankan Joo Hyun
Membisu Selamanya
Keluarga Tae Hyung
Kedegilan Hati
Depresi
Keinginan
Belajar Mencintai
Q & A part 2
Pertarungan Antara Akal dan Rasa
Syarat Jabatan
Curiga
Menginginkan Pelukan
Scene yang Terulang
Meranggas Batin
Karena Kita Sama
Dilema
Kim Yerim
AKAN DIHAPUS !
Awal Mula Lara
Perintah Seok Jin
Ingin Menghilang Saja
Tak Ingin Menyesal Lagi
Memilih untuk Pergi
Pengakuan Joo Hyun
Hakikat Cinta
Tidak Ada Notifikasi
Nama Laki-Laki Lain
Lebih Baik Mati
Mengakhiri Penderitaan
Perang Saudara
Menahan Hina
Kenangan Indah
Kebencian Adalah Pilihan
Setatap Rindu
Berdamai dengan Diri Sendiri

Sebuah Rahasia

863 111 25
Autorstwa mymoonbooster

Ada yang masih ingat work ini tidak ya :')

Halo semuanya! Aku kembali!

Terima kasih untuk support dan penantian kalian.

luv!




REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.





Ji Soo mengepalkan tangannya. Menarik nafas sesaat sebelum meraih engsel pintu ruangan VIP restoran.


"Ah lihat siapa yang datang!" laki-laki bertubuh jangkung yang terkesan angkuh itu tertawa puas disela makannya. Ia meletakkan pisau dan garpu. Bangkit dari tempat duduk dengan tawa lepas. Kemudian menarik mundur kursi kosong dan mempersilahkan Ji Soo untuk duduk dihadapannya. "Selamat datang Nyonya Kim. Sungguh sebuah kehormatan!" ujar pria bernama Shim Hyungtak itu.


Ji Soo terdiam, menjaga raut wajah untuk terlihat lebih berwibawa. Melangkah perlahan ke arah kursi yang dipersilahkan untuknya.

"Kau bahkan bisa memesan sebuah ruangan VIP. Tapi masih bersikeras untuk memerasku?"


Hyungtak tersenyum miring. "Anda bersikeras berkata tidak tertarik, namun bukankah pada akhirnya Anda tetap datang, Nyonya Kim?"

Ji Soo membenci tatapan remeh laki-laki itu. Jika bukan karena ingin melindungi nama sang suami dan keluarganya. Tak sudi ia bertemu dengan Shim Hyungtak. 


Seorang pelayan pun mendatangi mereka untuk mencatat pesanan Ji Soo. Namun Ji Soo dengan tegas menolak. 

Hyungtak berseru senang disela kunyahan steak mewahnya. "Ah benar, jus buah saja. Bukankah itu lebih baik untuk ibu hamil?" tunjuknya pada perut buncit Ji Soo yang hampir menginjak empat bulan. 

"Aku tidak menginginkan apapun." Sang pelayan terkesiap oleh sikap dingin Ji Soo. Ia pun mengangguk hormat dan memilih untuk pergi. 

"Tenang Nyonya. Anda membuatnya ketakutan"

Ji Soo benar-benar tidak tahan dengan gimik Hyungtak itu. Amat memuakan baginya. "Langsung saja. Aku tidak memiliki 'banyak' waktu."

"Tapi Anda memiliki 'cukup' waktu untuk datang." sindir Hyungtak yang masih berkutat dengan hidangan steaknya. Diliriknya Ji Soo tengah menghela nafas tak percaya. 

Hyungtak tersenyum penuh kemenangan. Ia tak menyangka semudah itu untuk menarik perhatian seorang Ji Soo. Hanya lewat sebuah pesan singkat yang dibumbui ancaman pencemaran martabat sang suami. Umpan yang sangat tepat bagi wanita yang sedang dimabuk cinta. Lihat apa yang bisa dilakukan oleh perasaan yang dinamakan cinta itu. Tidak berguna. Membuatmu rela untuk mengorbankan apa saja. 

"Saya tak mengira Anda begitu menyukai suami Anda" ujar Hyungtak seusai ia menelan "Bukankah Anda sendiri yang bilang sebuah perjodohan adalah hal yang konyol?"

Ji Soo memang dulu tidak menyukai konsep perjodohan yang ditawarkan orang tuanya. Namun siapa sangka ia akan dijodohkan dengan seorang Kim Seok Jin? Laki-laki yang ia rasa pantas untuk menjadi suaminya. Yang bahkan ia tidak pernah mengira ada seorang laki-laki sempurna seperti Seok Jin yang hidup di dunia nyata. 

Ji Soo telah banyak bertemu laki-laki di luar sana. Yang bergelimpang harta, namun memperlakukan wanita layaknya pakaian. Dengan mudahnya berganti-ganti karena alasan bosan. Begitu picik mengutarakan kata-kata manis demi mencari kesempatan untuk membelai tubuhnya. Namun Ji Soo mendapati Seok Jin berbeda. 

Saat pertama kali bertemu dengan Seok Jin. Ji Soo menilai Seok Jin tak hanya memiliki paras nan rupawan, namun etika dan tata krama Seok Jin pun menawan. Layaknya pria bermartabat ketika memperlakukan Ji Soo. Amat lembut dan sopan. 

Ji Soo menyukai bagaimana Seok Jin berusaha menjaga perasaanya saat mereka pertama kali bercakap-cakap. Bahasanya ringan dan rendah hati. Laki-laki itu menjelaskan mereka bisa berteman baik. Secara hati-hati menjabarkan maksudnya ingin menyudahi perjodohan mereka. Dan saat itu pula Ji Soo mengangguk namun jauh dalam hatinya berkata tidak. 

Hingga pada hari dimana Ji Soo tidak dapat berpura-pura lagi. Ia menginginkan Seok Jin menjadi suaminya. Membayangkan pria tampan itu sebagai pendamping hidupnya. Dan Ji Soo tidak bisa memikirkan laki-laki lain yang lebih pantas selain Seok Jin. Ia terlanjur mengagumi seorang Kim Seok Jin. Meski saat itu, Ji Soo belum memahami bahwa perasaan kagumnya adalah benih cinta. 

"Anda benar-benar berubah. Dari seorang wanita yang selalu mengenakan celana jeans. Kini menjadi seorang Nyonya Kim yang nampak berwibawa." tambah Hyungtak lagi dengan nada yang akrab.

"Jangan membuatku kesal oleh obrolan yang tidak penting."

Hyungtak terkekeh. "Sangat menarik." Ia meraih amplop coklat disisinya. Menaruhnya dengan ringan di hadapan Ji Soo. "Mari kita lihat. Kalau yang ini penting atau tidak, Nyonya Kim?"


Ji Soo menggigit bibir dalamnya. Dengan tenang ia meraih amplop coklat itu dan membuka isinya. Menemukan tiga lembar foto seukuran 4R. Di sana terlihat sosok jangkung seorang laki-laki tengah memeluk seorang wanita dengan taman sebagai latar tempatnya. Ji Soo sangat hapal dengan pakaian dan wajah rupawan laki-laki itu. Tak lain adalah suaminya, Kim Seok Jin. 

Potret Seok Jin terlihat jelas. Dengan senyum tipis terpatri di wajah. Gesture tubuh Seok Jin menggambarkan ketidakrelaan untuk melepas peluk. Nampak amat merindu. Sedangkan wajah sang wanita membelakangi lensa. Seakan-akan foto ini sengaja diambil dari angle tersebut.

Siapa wanita itu? Ji Soo berusaha menelaah. Coat hangat yang dikenakan nampak bukan barang murah meskipun memiliki desain sederhana. Menandakan wanita tersebut bukan dari kalangan bawah. Tubuh langsing dan berambut hitam panjang. Namun terlalu banyak kolega wanita Seok Jin memiliki keperawakan yang serupa. 


"Delapan tahun." ucap Hyungtak santai.  "Selama itu ia menyembunyikan kekasih gelapnya dari dunia." 

Mendengar itu, Ji Soo mendapati tangannya mulai dingin. Kepalanya berdenyut serasa hampir pecah. Perutnya pun sesak. Seakan-akan sang janin ikut merasakan gulana ibundanya. 

Ji Soo tahu Seok Jin tidak mencintainya. Ia bisa mengerti jika Seok Jin mungkin saja memiliki kekurangan sebagai seorang pria. Namun menikahinya saat masih menjaga wanita lain? Bahkan tanpa sepengetahuannya? Sungguh Seok Jin benar-benar setega itu kepadanya? Atau ia yang terlalu bodoh karena terbuai oleh rasa kagum semata?

"Selama ini mereka selalu diam-diam bertemu. Bercinta di belakang Anda dengan leluasa." Hyungtak menikmati ekspresi Ji Soo yang terluka. Dalam hati terkikik riang. "Untuk pertama kalinya ia menemui wanita itu secara terbuka. Tidak tahu malu. Ya benar. Itu suami Anda. Yang sangat Anda cintai itu."

 "Siapa?" Ji Soo menahan rasa kecewanya. Dadanya bergemuruh dan bergejolak. "Siapa wanita lacur itu?"

Hyungtak mengulum senyum. Ia menghayati suapan terakhir. Meneguk sisa wine di dasar gelas. Kemudian meraih sapu tangan untuk menyeka bibir. "Saya tidak bisa mengatakannya semudah itu."

Ji Soo tahu Hyungtak sengaja melakukannya. Laki-laki itu ingin melihatnya tersiksa. Memeras dengan halus adalah keahlian Hyungtak. Benar-benar iblis. "Berapa yang kau butuhkan?"  

Hyungtak tertawa lepas hingga menggema keseluruh ruang. "Tidak banyak, Nyonya." Hyungtak meraih handphonenya. Mengetikkan sesuatu kemudian mengirimkan pesan ke handphone Ji Soo. "Kirim ke nomor rekening itu. Saya akan memberi tahu Anda. Dan, saya akan tutup mulut dari media tentu saja. Rahasia suami Anda yang 'tak tahu malu' itu, aman ditangan Saya." 

Ji Soo membuka isi pesan. Menemukan nomor rekening serta nominal yang diinginkan Hyungtak. Delapan puluh lima juta won. Nilai yang terlampau fantastis. Benar-benar tak tahu diri.

"Kau pikir aku akan percaya jika tanpa jaminan?"

Hyungtak tidak terintimidasi. Ia pun bangkit berdiri. Merapikan dan mengancingkan jasnya kembali. "Anda boleh memikirkannya sebentar. Tapi waktu Anda tidak banyak, Nyonya. Saya bukan tipikal penyabar" ucapnya dan membungkuk patut. "Kalau begitu, saya pamit terlebih dahulu, Nyonya Kim yang terhormat."

Ji Soo mengepalkan tangan. Otaknya tersumbat untuk berakal. Matanya berair menahan kesal. Dan saat Hyungtak benar-benar hampir meraih pintu. Ji Soo tidak bisa mengendalikan pikirnya. 


"Aku akan mengirimnya! Diam disana!" 


Ji Soo kembali menyentuh handphone. Dengan tergesa membuka akun internet banking. Tentu saja akunnya istimewa. Transaksi jutaan won dalam sehari bukanlah hal yang sulit bagi Ji Soo. 

Saat ini Ji Soo tidak bisa memikirkan hal lain selain harus mengetahui semuanya dan menutup mulut Hyungtak. Ia tidak dapat menjamin apa yang akan dilakukan Hyungtak ketika melangkah keluar dari ruangan itu. Bisa saja laki-laki licik itu hanya ingin menerima uang dan tidak akan memberi tahunya sama sekali. Atau dengan mudahnya menyebarluaskan informasi tak senonoh ke dunia maya.

Uang? Ji Soo bisa mendapatkannya lagi. Namun keutuhan serta martabat rumah tangganya adalah hal yang akan ia perjuangkan. Bukan semata-mata untuk dirinya seorang. Melainkan juga untuk anaknya kelak.


Sebuah notifikasi masuk dan Hyungtak tersenyum puas melihat isi pesannya. "Wah cepat sekali" kekehnya sembari mengetikkan sesuatu. "Sesuai ucapanku, aku telah mengirimkan namanya." Hyungtak mengangkat tangannya dengan gontai kemudian meninggalkan ruangan "Terima kasih Nyonya Kim"

Ji Soo ingin sekali menampar wajah congkak Hyungtak. Sayangnya ia tidak memiliki waktu untuk itu. Ia menatap nanar layar handphonenya. Membaca berkali-kali nama yang tertera di sana. Setiap ia membaca, setiap kali pula pisau seakan menikam jantungnya.


-unknown-

Wanita yang Anda anggap lacur itu adalah Bae Joo Hyun.


.


- TBC - 


.



Note penulis:

Terimakasih untuk semua doa dan supportnya ya! Jangan lupa tinggalkan komen dan bintangnya biar Author semangat update!

Makasi sudah setia memberi vote dan komentar untuk Remedy sampai detik ini. Semoga kebaikan dan ketulusan kalian akan dibalas dengan kebaikan dan berkah yang berlimpah-limpah ya. Amin.

Fighting!

*୧ʕ•̀ᴥ•́ʔ୨ ♡✧*

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

399K 14.6K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
66K 7.1K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
687K 42.9K 31
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
374K 31.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.