Untitled

By yourneyme

130K 5.1K 35

Adrianna Denada, perempuan 16 tahun yang bingung harus memperjuangkan cintanya atau kembali ke cinta pertaman... More

Prolog.
Satu.
Tiga.
Empat.
Enam.
Tujuh.
Delapan.
Sembilan.
Sepuluh.
Sebelas.
Duabelas.
Tigabelas.
Empatbelas.
Limabelas.
Enambelas.
Delapanbelas. Nando.
Sembilanbelas.
Duapuluh.
Duapuluh Satu.
Duapuluh Dua.
Duapuluh Tiga.
Duapuluh Lima. Rio.
Duapuluh Enam. Rio.
Duapuluh Tujuh.
HALLU
HALLU 2
HALLU 3

Dua.

6.2K 280 2
By yourneyme

Aku sudah dikamarrr. Selesai makan malam aku langsung menuju kamar. Rasanya capee, pengen langsung tidur.

Lately I've been I've been losing sleep

Dreaming about the things what we could be

But baby I've been, I've been praying hard

Said no more counting dollars

We'll be we'll be counting stars

Ada telepon masuk. Aku melihat ke layar hpku, Nandos calling. Aku langsung mengangkatnya.

"Halo? Ada apa, Ndo? Tumbenan,"

"Gapapa. Eh skype deh, aku mau nyanyi buat kamu. Udah lama aku ganyanyi buat kamu,"

"Eh? Haha. Iya juga ya, kapan terakhir kamu nyanyi?"

"Udah lama banget. Pas kita anniv yang ke-19 bulan kayanya,"

"Wow, lama juga kamu ganyanyi. Dan lama juga kita pacaran, Ndo. Duh terharu gue nyet bisa langgeng sama lo,"

"Drama najong haha. Awet ye kita udah mau 22 bulan aja. Udah ah gece, gue tunggu Mbing. Love,"

Nando langsung memutuskan telepon. Dan aku langsung ke meja belajar, ngambil macbook dan langsung nyalain dan cepet cepet on skype.

Setelah tampak muka Nando, aku mengerutkan kening. Nando yang masih memakai kemeja namun sudah memegang gitar dipelukannya dan sepertinya itu bukan dikamarnya.

"Hey, where are you?" tanyaku.

"Dirumah Andra. Aku nginep disini. Mau movie marathon,"

"Iiiihhh, mau ikut juga gue nyettttt,"

"Lo jauh, Na. Coba masih disini. Langsung aja deh ya nyanyinya, udah gatel nih,"

"Hmm oke oke," kataku sambil membenarkan posisiku menjadi tengkurap dengan tangan yang menjadi tumpuan.

"Ehm, this song for you darl Adrianna Hemington. I love you so much."

Nando mulai memetik gitarnya.

"Melihat tawamu

Mendengar senandungmu

Terlihat jelas dimataku

Warna - warna indahmu

Menatap langkahmu

Meratapi kisah hidupmu

Terlihat jelas bahwa hatimu

Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s'lalu

Redakan ambisiku

Tepikan khilafku

Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku

Kembali dunia ceria

Tegaskan bahwa hatimu

Anugerah terindah yang pernah kumiliki"

Nando selesai bernyanyi. Terharu anjir. Makkk tissu maaaakkkkk! Suara berat Nando yang merdu dan petikan gitar yang sangat pas. Dan yang pasti lagu yang sangat romantis menurutku.

"Aaaa, Nandoooo! Love you so much nyet! Bisa banget lo bikin gue speechless. Makin sayang gue sama lo, i love you Nando Arlandooo,"

"Ahaha love you too Adrianna Hemington. Jangan tinggalin gue apapun yang terjadi, karna gue bakal selalu sayang sama lo,"

"Iya Nando, gabakalan gue ninggalin lo,"

"Umm... Na?" panggil Nando dengan muka yang tampak gelisah? Entahlah, keliatannya dia lagi ga nyaman dan kaya ada yang mau diomongin.

"Yapp?" jawabku.

"Hey? Kamu sakit?"

"Eh? Engga kok hehe,"

"Kalo ada apa apa bilang aja sama gue nyet, gausah kaku,"

"Gue gapapa kambing. Eh liat kamar lo dong,"

"Mauan dih," kataku dengan sedikit terkekeh.

"Gitu ya Anna sekarang, fine"

"Ambekan dih haha. Besok deh besokkk,"

"Bener ya besok? Boong gue penggal lo"

"Ududu makk, takut"

"Drama najonggg. Cewe siapa si lu geliin banget?"

"Gatau nih cewenya siapa nih, kayanya cowonya juga geliin,"

"Cewenya si Nando Nando itu ya kamu? Ih diakan ganteng banget, kece badai, ihh kamu beruntung deh kaka. Aku mau jadi kaka, tukeran tempat yuk kaka? Aku ngefans sama kaka Nando,"

"Kamu ngefans sama Nando? Gaada yang bisa dibanggain dari dia, ih kamu abnormal, aku kasian sama kamu. Jauh jauh ya kamu dari aku,"

"Kamu jahat, Na! Kamu jahat! Aku kecewa sama kamu. Kamu anggep apa hubungan kita selama ini?"

"Siapa ya? Nando? Nandomah pembokat gewee,"

"Anjing," kata Nando sambil tertawa keras.

"Drama banget gila lo pea," kataku sambil tertawa.

"Gapapa yang penting ganteng,"

"Boam Ndo,"

"Eh hai Bang,"

"Bang?"

Nando nunjuk nunjuk belakang gue. Gue nengok ke belakang, ternyata ada Bang Rafa. Ngapain coba masuk gapake ijin? Suka seenak udelnya ih diamah.

"Bentar ya, Ndo. Ribet nih jones,"

"Ahaha okey,"

Nando langsung sibuk sama hpnya dan teriak teriakan sama Andra. Dasar cowo.

"Ada apa deh lo kesini? Ketok pintunya dulu kek Bang," kataku ke Bang Rafa.

"Gue bosen dikamar. Lagi ngapain lo?" tanya Bang Rafa sambil duduk dikursi meja belajar.

"Biasa skype with my belahan jiwa," kataku santai.

"Najong gilak. Eh gua mau ngobrol dong sama Nando. Minggir lo minggir," kata Bang Rafa yang langsung naik ke kasurku dan menggeser tubuhku.

"Abaaangg, badan lo gedee. Pelan pelan isshh," kataku sebal.

"Bawel lo. Woe Nan," kata Bang Rafa sambil ngambil sebelah headset yang lagi nyangkut indah dikuping gue.

"Eh oi, Bang. Ada apaan? Kangen sama gue? Haha,"

"Kagalah, ngapain amat. Nanti gue balik, basket yuk Nan? Sparing lo lawan gue"

"Boleh boleh. Paling lo kalah haha,"

"Enak aja. Main dimana enaknya?"

"Tempat biasa aja Bang. Kapan mau maennya?"

"Nanti gue kabarin lagi. Tunggu aja okey"

"Siip. Udah sana Bang, ganggu aja lo ah haha,"

"Yeh ngusir, ga gue restuin lu," kata Bang Rafa mengancam ke Nando.

"Ahaha ampun om ampunn,"

"Abang udah gih sana, ngapain kek jangan ngacau dikamar guee. Jones maho dasar, demen ama Nando. Sanaaaa! Husshhh!" usirku ke Bang Rafa.

"Woee gue normal Anna. Gila aja gue demen Nando," ucap Bang Rafa.

"Ah masa lo gademen gue si Bang? Gue kan ganteng," ujar Nando sambil memainkan alisnya keatas kebawah.

"NANDOOO! LO ABNORMAL! TERNYATA SELAMA INI LO JADIAN SAMA GUE KARNA MAU DEKETIN ABANG GUE? IYA?!"

"Anna, kitakan ade kaka, jangan pelit berbagi ya," kata Bang Rafa sambil pasang muka sok imut. Jiji.

"MAMAAAAA, ABANG PHOIN AKU SAMA NANDOOOO. DIA ABNORMAL!" teriakku.

"ANNA BOONG MAMA! NANDO JANGAN AJARIN ANNA BOONG GITU DONG," kata Bang Rafa gakalah toa. Dan dia langsung nyopot headset dari mac, jadi suara Nando kedenger seantero kamar.

"EH BOONG TANTE, NANDO POLOS GAMUNGKIN BISA BOONG," balas Nando toa.

"ABANG, ADENYA JANGAN DIAJARIN JADI TOA MASJID," teriak mama dari depan.

Aku sama Nando ketawa. Ngakak. Dan Bang Rafa mukanya udah ditekuk banget itu anjir huahaha.

"Bang muka lo jelek banget itu. Udah jelek jangan dijelek jelekin," kata Nando yang masih ngakak.

"Tau ih Abang, udah jelek banget itu muka. Komuk jirrr,"

"Berisik lo pada. Udah ah gue ngantuk," kata Bang Rafa sambil menarik selimut.

"Woe, ke kamar lo sonooo. Jangan tidur disini! Sempit woee," kataku sambil menarik selimutnya.

"Mager," kata Bang Rafa tanpa dosa.

"Udah gapapa Na, biarin aja. Batu mah susah," kata Nando.

"Hmm iya. Eh tapi ko kamu cepet banget udah dirumah Andra aja? Gajadi makan malem apa gimana?"

"Oh itu, umm, tadi pas selesai aku langsung kesini. Karena panik jadi ngebut deh hehe,"

"Gausah dibiasain ngebut apasi, Ndo"

"Hehe. Udah gih kamu tidur sana. Cape pasti, Bang Rafa aja udah bobo gitu. Good night dear, love you,"

"Too darl. Tidur duluan ya, jangan kemaleman tidurnya,"

Setelah itu aku buka youtube. Iseng aja malem malem ga ada kerjaan gini. Pukul 10 malam aku mematikan mac dan keluar kamar untuk minum. Pas liat ruang tengah ada Kak Naldi yang lagi nonton apaan tau.

"Ngapain lu belom tidur?" tanya Kak Naldi tiba tiba.

"Anjing, ngagetin lu Kak," kataku sambil mengelus dada.

"Lebay lu, nyet. Lu ngapain kok belom tidur?" ucap Kak Naldi mengulang pertanyaannya.

"Aus," jawabku santai. Kak Naldi ber'ohh' ria dan lanjut nonton. Akupun balik ke kamar dan bobo cantik disamping abang yang super besar ini.

***

Aku membuka mata dengan berat. Udah jam 7 pagi aja. Ugh, badan sakit semua tidur sama Bang Rafa. Itu dia tidur apa lomba joget? Krasak krusuk. Dan fyi aja ya, jam 2 dini hari tadi aku jatoh dari tempat tidur. Kejamnya. Dan sekarang dia masih bobo ganteng. Dosa apa aku mak punya abang gini?

Dengan malas aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Bodo amat deh sama Bang Rafa.

Sepuluh menit kemudian aku sudah duduk manis didepan meja rias. Aku menyisir rambutku dan dibiarkan rambut panjangku ini tergerai, poni yang lumayan panjang, aku jepit ke sebelah kanan. Dan ternyata Bang Rafa udah duduk dikasur, mukanya beler. Pengen ngakak tapi masih pagi.

"Udah cakep aje lu, Na. Tumbenan," ucap Bang Rafa saat aku membuka jendela kamar.

"Yeeh enak aja. Mandi sanaaa, bauuuuu," usirku sambil mendorong badan besar Bang Rafa.

"Iye nanti ah. Eh tadi Nando nelpon tuh pas lo mandi, daah" kata Bang Rafa sambil keluar kamar.

Akupun langsung ngecheck hp. Emang bener ada misscalled dari Nando. Dan saat aku akan nelpon balik, Nando udah nelpon lagi

"Hey, Ndo. Morning"

"Morning too. Udah bangun? Ko tumbenan?"

"Enak aja. Emang rajin bangun pagi guamah,"

"Tapi ga sholat subuh kan lu tadi?"

"EHIYA, YAAMPUN. GUE LUPA NDOO,"

"Kelakuan. Udah gih sarapan, mumumu,"

"Najong haha. Lu juga sarapan yaa daaah,"

Setelah telepon diputuskan, aku merapikan tempat tidur. Dan langsung ke ruang tengah. Disana udah ada Kak Naldi sama Rei, saudaraku. Dan akupun langsung lompat, duduk disamping Kak Naldi dan menaruh kepala diatas bahunya.

"Tumbenan lo udah bangun," kata Kak Naldi sambil mengganti channel tv.

"Ih pada kenapa deh gue jam segini bangun dibilang tumben? Jahat," kataku dramatis.

"Gausah jijiin," ucap Kak Naldi santai.

"Ish. Eh Rei kapan nyampe?" tanyaku ke Rei yang asik nonton Doraemon.

"Tadi jam 3," jawab Rei tanpa melihat ke arahku. Dan aku hanya menggumam tidak jelas. Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara. Aku sudah fokus nonton tv, Rei juga begitu, dan Kak Naldi sibuk sama hpnya.

"HAI GAIZ. PEMBAWA KEBAHAGIAAN DATANG,"

Seketika kami bertiga menoleh ke sumber suara yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bang Rafa. Kami melihat dia dengan tatapan -apa-apaan-lo-hah-. Lagi apa maksud coba dia, pagi pagi udah ngerusuh?

"We..ee..ee, tatapan lu pada biasa aja kali. Gue paling tua nih," kata Bang Rafa yang sedikit ketakutan dan langsung duduk disebelah Rei.

"Paling tua tapi paling bego cih," celetuk Rei pelan. Tapi karena dia duduk disamping Bang Rafa kayanya kedengeran deh sama dianya.

"Reinald, aku denger loh apa yang kamu omongin tadi" ucap Bang Rafa sok unyu.

"Jaga nih mulut bocah," ucap Bang Rafa lagi sambil menepuk mulut Rei dengan tangannya. Rei pun teriak kesakitan dan langsung ngedumel dan gue yakin dengan sepenuh hati di dalem hatinya, Rei lagi teriak teriak, "ANJING SAKIT BIBIR GUE! BUKAN SODARA GUE GAMPAR LO" eh gatau juga si haha.

Lalu mama datang dari dapur dan bilang kalo sarapan udah siap. Kami berempat pun langsung ke meja makan dan sarapan dengan tentram. Dan ngobrol sedikit tentang sekolah aku. Kata Rei, sekolahnya bagus, lapangannya luas, anaknya juga asik. Ya semoga Rei ga ngibul.

"Hari ini papa, mama, sama Eyang mau kerumah Pakde Dirman, ada yang mau ikut?" tanya papa disela-sela sarapan.

"Aku si no ya pa," ucapku sambil nyengir.

"Aku mau mendem distudio belakang aja ah pa, masih males kemana-mana," jawab Kak Naldi.

"Aku ikut nebeng dong om, mau kerumah temen. Nanti di supermarket depan aku turun," kata Rei.

"Oh iyaiya Rei. Kamu Raf gimana? Mau ikut?" tanya papa ke Bang Rafa

"Aku jagain dua anak ini aja pa," jawab Bang Rafa sambil menunjuk aku dan Kak Naldi.

"Duh punya anak kok pada males males amat si. Tapi nanti minggu depan keluarga besar ngumpul disini loh, jangan pada gitu ya," ucap mama.

Lalu Eyang pun bertanya kenapa kami tidak ikut dengan menggunakan bahasa jawa. Dan kami berempat yang tidak mahir berbahasa jawa pun diam, papa yang menjawab dan gue sama dua abang gue cuma dengerin doang. Gapaham. Oke, gue ngerasa bego kalo gini.

"Kalian ora bisa bahasa jawa toh? Kenapa ndak bilang. Eyang kan bisa bahasa indonesia juga," kata Eyang tiba-tiba dan langsung mendapat pelototan dari kami berempat -aku, Kak Naldi, Bang Rafa, Rei-

"Eyang beneran bisa bahasa indonesia?" tanyaku tidak percaya.

"Iya Ndok. Masa eyang orang Indonesia ndak bisa bahasa indonesia?" jawab eyang sambil terkekeh pelan.

"Gue gajadi les bahasa jawa sama tukang andong, Bang" bisikku penuh kemenangan ke Bang Rafa yang duduk disebelahku. Dan Bang Rafa hanya memutar mata malas.

--------

Huaa abl

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 479K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 109K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
529K 87.4K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
4.1M 243K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...