From Home || NCT 127 [SUDAH T...

Galing kay bshskosufhf

2.7M 335K 69.7K

Setiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki... Higit pa

Casting
Prolog
1. The Youngest
2. Exam
3. They Never Believe Me
4. Polaroid
5. About Hurt
6. The Problem
7. The Mask
8. Corporate Rivals
ATTENTION⚠
9. Doyoung Hyung
10. Johnny Hyung
11. Yuta Hyung
12. Jungwoo Hyung
13. Bad People Can Get Hurt Too
14. About Haechan, and Pain
15. When Sorry Is No Longer Needed
16. He's Not Haechan
17. Taeil Hyung
18. Taeyong Hyung
19. Jaehyun Hyung
20. Haechan's Last Birthday
21. The Last Week
22. Fight Again
23. The Last Exam
24. Mark Hyung
25. Winwin Hyung
27. Haechan's Secret
28. A Miracle
29. Our Last Moment
30. The Sorrowful Sun
31. Last Word
32. Our Fullsun, Lee Haechan
33. Epilog
ANSWER 1
ATTENTION⚠️
EXTRA CHAPTER!!!!
GOOD NEWS!!!!
EXTRA CHAPTER 2 !!!!!
NEW SAD STORY!!
🥳SEGERA TERBIT!!!🥳
VOTE COVER!!!
PRE ORDER!!!

26. Actual Events

69.8K 8.5K 846
Galing kay bshskosufhf

"Winwin hyung!!!!!"

"Haechanie, sudah selesai kerja kelompoknya?"

"Aku sudah selesai. Banyak sekali tugas, kami harus mengerjakannya di perpustakaan. Sudah jam berapa ini hyung?"

"Jam 9 malam. Kau selesai lama sekali, ini sudah larut!"

"Hehehe, mian. Lagipula aku sudah minta izin Taeyong hyung, kok! Aku pergi dari rumah jam 7 malam tadi....."

"Terserah kau saja! Ohh ya, Taeyong hyung dan yang lain akan menjemput kita. Kau tak lupa, kan jika malam ini kita berangkat ke Chicago untuk mengunjungi halmeoni?"

"Mana mungkin aku lupa! Tapi dimana mereka?"

"Taeyong hyung menyuruh kita naik mobilku sampai didepan kedai mie tempat kita biasa makan...."

"Ohh, tak jauh dari sini. Kajja hyung!"

"Kajja!"

"Geundae, hyung!"

"Apa?"

"Aku sudah sangat tinggi melebihi hyung, apa aku boleh menyetir mobilmu sekali ini saja?"

"Hehhh, apa maksudmu?"

"Ayolah, hyung!!!!!"

"Iya iya, tapi pelan pelan saja!"

"Yessss, gomawo hyungie!!!!"

Kedua lelaki itu lantas menaiki mobil dengan Haechan sebagai supirnya. Laju mobil itu begitu pelan karena Haechan baru pertama kali menyetir. Sambil sesekali bercanda, mereka menghalau dingin dan rasa mencekam yang menyelimuti malam itu.

Ketika mereka hendak berbelok, ternyata jalanan yang biasa mereka datangi kini sedang di aspal. Beberapa petugas tampak berada disana, mereka memasang plang untuk memperingati.

"Yahhhh hyung, bagaimana ini? Jalanannya ditutup!"

"Kau benar Haechanie, mereka sedang mengaspal jalan..."

"Kita harus lewat mana, hyung?"

"Ehmmm.... Ahh, aku tahu gang kecil untuk memotong jalan disekitar sini."

"Gang kecil?"

"Wae? Kau takut?"

"Tidak! Haechan sudah besar! Lalu mobilnya?"

"Kita tinggal saja. Nanti suruh Johnny hyung menjemputnya...."

"Ya ya ya, aku tahu kau punya banyak uang. Tinggalkan saja mobilmu disini!"

Winwin tertawa pelan sambil mengacak puncak kepala Haechan pelan.

"Hyung, gelap sekali...." Gumam Haechan pelan sambil memeluk lengan Winwin.

"Eyyy, kau cengeng sekali! Jangan begitu!"

Mereka berdua tetap berjalan di gang kecil itu. Sesekali Haechan meringkuk ketakutan. Tetapi Winwin selalu menenangkannya dan menggenggam erat tangan Haechan.

Sayup sayup mereka melihat beberapa orang dengan setelan jas sedang duduk di pinggir gang sempit itu sembari tertawa keras dan memegang beberapa botol vodka.

"Hyung, aku takut pada mereka. Ayo kita memutar saja...."

"Ehh, kenapa memutar? Sebentar lagi sampai. Kita hanya perlu melewati mereka!"

"Aku takut, hyung...."

Winwin terkekeh pelan dan berjalan mendahului Haechan. Tentu saja Haechan kaget dan berlari lari kecil menyusul Winwin.

Ketika Winwin dan Haechan mendekat. Sontak saja segerombolan pemuda itu menatap ke arah mereka.

Haechan berpikir. Kenapa mereka semua mengenakan sarung tangan?

Seorang pria paruh baya yang tertua diantara mereka memberi isyarat pada anak buahnya. Sontak saja beberapa anak buahnya berdiri dan menghampiri Winwin dan Haechan.

"Berikan semua uang kalian!" Ucap salah satu dari mereka dengan nada dingin.

Haechan sudah sangat ketakutan. Tetapi Winwin tampak begitu tenang.

"Kami hanya ingin lewat, ahjussi..." Ucap Winwin tenang.

Mereka tampak tertawa pelan mendengar ucapan Winwin yang begitu tenang.

"Sepertinya kau tak takut sama sekali. Berbeda dari adikmu yang ketakutan itu." Ucap mereka lagi sembari menunjuk Haechan yang bersembunyi di balik Winwin.

"Jangan bawa bawa adikku, ahjussi. Kami hanya ingin lewat...."

"Kalian boleh lewat... Tapi berikan dulu semua uang kalian..."

"Sirheo ahjussi. Kami tak bisa memberikan uang kami pada kalian...."

PRRAANNGG!!!!

Winwin dan Haechan nampak terlonjak kaget  dan menatap pemimpin mereka yang membanting botol Vodka nya sampai pecah.

"Ambil uang mereka paksa!" Ucapnya dengan nada yang menyeramkan.

Anak buahnya lantas mengeluarkan smirk mereka dan mencekal kedua tangan Haechan.

Mereka merogoh saku anak itu. Sementara Winwin mencoba menyelamatkan adiknya.

"LEPASKAN ADIKKU!!!!!" Bentak Winwin geram.

Sementara Haechan sudah menangis ketakutan ketika lelaki lelaki bertubuh kekar dan besar menarik tangannya begitu keras sampai dia kesakitan.

"WINWIN HYUNG!!!!"

"HAECHAN!!!! LEPASKAN ADIKKU!!!"

Mereka tertawa keras melihat ekspresi wajah Winwin yang begitu marah ketika melihat Haechan ditarik tarik dengan kasar.

Winwin dengan nekat meninju rahang salah satu anak buah pria tua itu.

Pria tua itu tampak melotot marah. Winwin tak tinggal diam, dengan kemampuan bela diri yang diajarkan Doyoung padanya, Winwin dapat mengalahkan semua anak buah pria tua itu dengan mudah.

Nafas Winwin sudah terengah engah.

Dia mendekati Haechan yang kini tersungkur di aspal dengan tabuh bergetar.

"Haechan...."

Jleb!

Winwin membeku. Begitu pula Haechan yang tertegun sembari menahan nafasnya.

Tak lama, Winwin tumbang begitu saja.

Pria tua itu....

Menusukkan pecahan botol  Vodka pada Winwin.

Haechan melotot kaget melihat Winwin yang sedang menahan sakit.

"Bos! Kau menusuknya!!!!" Ucap salah satu anak buah pria tua itu panik.

Darah Winwin mengucur deras dijalanan. Haechan merampas pecahan botol yang pria tua itu pegang dan membuangnya.

Mereka semua panik dan berlari tunggang langgang. Meninggalkan Haechan dan Winwin yang sekarat disana.

"WINWIN HYUNG!!!!"

"Hae—Haechan...."

Haechan segera menghampiri Winwin. Memeluk pria itu yang sudah bersimbah darah.

"Kalau... Winwin... Hyung pergi..... Hae—Haechan.... Jangan..... Nakal, ya?"

Haechan menggeleng kuat mendengar suara Winwin yang seperti berbisik.

"Andwae!!!! JANGAN TINGGALKAN HAECHAN, HYUNG!!!!!"

Winwin tersenyum kecil. Mengangkat tangannya untuk mengusap air mata Haechan yang mengalir deras.

Lantas, tangan Winwin terjatuh begitu saja.

Dan matanya, tertutup untuk selama lamanya.

Tangis Haechan tertahan. Dia tampak panik ketika melihat tak ada pergerakan dari tubuh Winwin.

"Hyung. Winwin hyung!!!!" Haechan menggoyangkan tubuh Winwin. Berharap lelaki itu akan bangun. Tetapi Winwin samas sekali tak bergerak.

"ANDWAE!!!! WINWIN HYUNG!!!!!!" Haechan berteriak sekeras mungkin. Menangisi kepergianmu Winwin dihadapannya.

Taeyong membeku di tempat. Begitu pula Taeil. Sementara Jaehyun tertegun disudut ruangan dengan bercucuran air mata.

"Ya, saat itu aku frustasi karena perusahaanku hampir bangkrut. Aku dan anak buahku lantas minum beberapa botol Vodka dan mabuk mabukan di gang kecil itu." Ucap Siwon menjelaskan.

"Aku hendak mengambil uang kedua adikmu itu. Dan semua terjadi begitu saja."

"Karena kejadian itu, aku bekerja keras untuk tak memikirkan kesalahan itu lagi. Sampai akhirnya perusahaanku pulih seperti semula."

"Aku tak bisa tenang. Jadi aku memutuskan untuk mencari tahu tentang Winwin. Dan aku mendapat informasi mengenai kalian. Aku juga tahu jika Haechan yang ada di tempat kejadian itu, kalian jadikan sebagai kambing hitam atas kematian Winwin."

"Sidik jari yang ada di pecahan botol itu memang sidik jari Haechan. Tetapi lelaki itu hanya merampasnya dan menbuang pecahan itu. Akulah yang menusuk Winwin. Tetapi sidik jariku tak ada disana karena aku memakai sarung tangan."

Jaehyun terisak disudut ruangan. Menangisi semua yang diceritakan Siwon.

"Aku ingin membantu Haechan agar lepas dari masalah yang menghantuinya. Aku berpura pura menjadi rival perusahaanmu dan merencanakan ini semua agar aku dipenjara dan dapat menebus semua kesalahanku." Taeyong tampak menatap Siwon lamat lamat. Berharap menemukan kebohongan di sorot mata Siwon, tapi ternyata Siwon serius.

"Jadi..... Haechan.... Tak membunuh... Winwin?" Tanya Taeil memastikan.

Siwon mengangguk. Menatap ketiga kakak lelaki Haechan yang duduk termenung dengan airmata yang menggenang di pelupuk mata ketiganya.

"Aku tahu kalian menyesal. Aku minta maaf."

Seorang petugas kepolisian masuk dan mengatakan bahwa waktu mereka berbicara sudah habis. Sebelum Siwon kembali ke sel nya, dia mengucapkan sesuatu.

"Jangan benci Haechan lagi. Dia tak bersalah. Masalah kalian juga belum selesai, Winwin sendiri lah yang akan memberitahukan semuanya." Setelah mengucapkan kata itu, Siwon benar benar menghilang di balik pintu.

Taeyong masih terdiam di tempatnya. Mencerna apa yang baru saja dia dengar. Dia salah. Sangat salah.

Taeyong segera beranjak. Taeil dan Jaehyun tampak kaget.

"Kita harus kembali ke rumah."

Haechan, jangan pergi dulu.....

_________

Sedih banget ya ampun!!!

Ini yang kelen tunggu tunggu!

Kronologi ceritanya, kan?

Udh bisa tidur nyenyak malam ini?

┏┓    OK!
┃┣━┓
┛┣━┃
⠀┣━┃
┓┣━┃
┗┻━┛

Voment juseyo😝

Lop u all 💚💚💚💚

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.5K 330 8
[COMPLETED] [MISTERI] [REVISI] Kisah ini menceritakan tentang seorang anak berusia dua puluh tahun yang hidup dengan suasana misteri. Bertem...
2M 250K 39
"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" ...
68.6K 1.8K 1
"STOP, KITA UDAH FIX 26, GAK USAH NAMBAH LAGI, UDAH CUKUP BUAT GUAAAAA" -Lee Taeyong, Leader pusat yang sangat strong (stres tak tertolong). . Ini ki...
883 103 10
• Suatu saat akan ada satu hal yang membuatmu membenci keadaan,membuat mu ingin berhenti, ingin menyudahi dan ingin menyerah >> R. Haikal Alfabidzar