nb :
Huys, gue melakukan kesalahan fatal di cerita ini huhu.
Karena dulu gue bikin papa Lyodra kerja di Medan. Padahal, homebase pilot itu di Jekardah guys. Makanya, per sekarang, anggap aja papa Lyodra tinggal di Tanggerang aja ya. Okay. Gue udah revisi beberapa BAB yang berkaitan dengan papa Lyodra kok. Kalau mau baca ulang silahkan.
Pokoknya mulai awal anggap papa Lyodra tinggal di Tanggerang bukan di Medan. Terus, karena sekarang udah ada rumah baru di Jaksel jadi dia tinggal disana bareng Lyodra. Tujuannya beli rumah dekat kerabatnya biar ada yang jaga Lyodra kalau dia berangkat kerja guys. Karena, jam kerja pilot itu nggak teratur. Gitu.
Nah, untuk apartementnya, itu belum dijual. Mau dibikin investasi. Acces cardnya masih di Lyodra.
Begitulah ceritanya.
Itu juga alasan gue ngaret karena gue revisi beberapa BAB termasuk BAB yang baru (Beberapa Hal yang Perlu Diceritakan) dan juga karena sinus gue kambuh muwehehehe
Udah gitu aja
Jangan lupaaa..
Papa Lyodra tinggal dimana???
Ohh ogghey, SELAMAT MEMBACA.
Jangan lupa vote dan komentar. Kalau rame gue next besok yay.
Dibawah nanti gue kasih clue next partnya gimana.
----------------------------------------------
Playlist : Bahasa Kalbu - Raisa Andriana.
Bab 55. Jejak di Langit Setelah Hujan
Apa yang kamu ingat ketika hujan? dia atau banyak hal lain yang masih bersarang di kepala?
; masalah, sanksi sosial, stereotip banyak orang yang berbeda denganmu, atau.. apa?
***
SORE kali ini, hujan turun tanpa jeda. Baris-baris rinainya memenuhi halaman sekolah terhitung sejak jam pelajaran terakhir dimulai tadi. Dan sekarang, bel sudah berbunyi pertanda sekolah usai. Tapi, tidak dengan hujan.
Di menit pertama, murid-murid kelas XI IPA B mulai membereskan perlengkapan sekolah mereka tepat setelah guru pamit.
Di menit kedua, beberapa mulai ngibrit ke luar kelas. Entah karena jemputan sudah menunggu di luar atau memang ingin cepat pulang. Toh, sebagian dari mereka membawa mobil yang dititipkan di parkiran futsal belakang sekolah. Tinggal melindungi tubuh mereka dengan tas lalu berlari secepat mungkin agar terhindar dari guyuran air. Tidak sampai sekian menit, mereka sudah bisa masuk mobil dan.. pulang.
Di menit ketiga, Ziva pamit untuk pulang terlebih dahulu. Katanya, sang abang sudah menunggu di depan. Ia sudah menawari Lyodra untuk nebeng, tapi gadis itu menolak dengan halus. Katanya..
"Makasih. Tapi, gue naik taksi online aja deh, Ziv. Lagian, kita nggak searah."
Ziva mengangguk paham lalu pergi dengan gaya khasnya. Berlari secepat kilat bahkan sebelum Lyodra berkedip, gadis mungil itu sudah hilang dari pandangan.
"Gue duluan," pamit Keisha di menit berikutnya. Gadis itu menyambar tasnya dan senyum sekilas. Lyodra hanya mengangguk menanggapi. Kemudian melihat Keisha yang pada akhirnya juga menghilang di balik pintu.
Hanya tersisa beberapa murid di kelas dan tidak ada satupun yang akrab dengannya. Tidak ingin terlibat canggung cukup lama, Lyodra berinisiatif untuk menunggu hujan di perpustakaan, atau dimana pun asal tidak ada siapapun.
Lyodra keluar kelas dan menyusuri koridor dengan tangan dingin karena beberapa tatapan langsung mengarah kepadanya. Menjadi pusat perhatian memang tidak pernah memenangkan, apalagi disebabkan oleh suatu hal yang tidak baik. Dan Lyodra merasakannya saat ini. Tatapan sinis itu masih ada, pembicaraan hal-hal buruk juga cukup sering di dengarnya. Untung saja ia sudah sedikit terlatih jadi... tidak apa-apa. Itu sudah resikonya.
Lyodra memutuskan untuk menunggu di koridor depan. Sebenarnya, disini cukup ramai anak-anak tapi ia menepi di bagian ujung lorong. Duduk di depan salah-satu kelas sepuluh sambil menatap ponselnya yang kehabisan baterai dan mati total.
Terhitung sudah sekitar sepuluh menit, tapi tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti.
Hujan memang begitu. Suka turun tiba-tiba, tanpa pertanda lalu memilih reda dalam waktu yang cukup lama. Apalagi di pertengahan tahun seperti kali ini. Hujan di bulan Juni.
"Lyodra!!"
Lyodra melihat Bennedith berlari ke arahnya. Napasnya terengah ketika sampai di depannya. "Kenapa, Ben?"
"Ditungguin Sam tuh di depan."
"Sam? Samuel?"
Bennedith mengangguk. "Iya lah. Masak Samsudin," katanya sambil terkekeh.
"Samuel di depan?"
"Nggak. Samuel udah di atas. Di Rahmatullah," ujar Bennedith sedikit kesal. Ini Lyodra kenapa mendadak oon sih?
"Udah buruan sana, samperin. Entar gue lagi yang diomelin karena lo bikin dia nunggu lama," kata Bennedith tidak sabaran.
Lyodra yang masih kaget dan bingung tidak banyak protes ketika Bennedith sudah menariknya menuju halaman sekolah. Ia baru sadar ketika tampias air hujan mengenai lengannya.
"Hujan, Ben," kata Lyodra mengingatkan.
Bennedith menepuk jidatnya. "Gue lupa lo bakal berubah jadi mermaid kalau kena air," katanya. Karena ia baru ngeh kalau hujan turun begitu deras.
Lelaki itu mengeluarkan ponselnya kemudian menghubungi seseorang di seberang.
"Sam, Lyodra nggak bisa kena hujan nih, kakinya mulai bersisik. Lo jemput aja kesini, atau bawa mobil lo masuk area sekolah biar cepet," kata Bennedith dengan nada yang terkesan serius.
"Kasihan nih Lyodra kalau hujan-hujanan, mana dia habis pingsan pas istirahat tadi, pucet banget anaknya. Udah kayak mermaid blasteran vampire," lanjutnya.
Lyodra sudah akan protes karena Bennedith berbohong tapi lelaki itu lebih dulu tersenyum tanpa dosa kemudian menjauhkan ponselnya. Tidak memberikan Lyodra kesempatan.
"Lyodra dimana?"
"Di koridor depan sekolah. Deket lapangan outdoor."
"Ya udah gue kesana."
"Ohh oghey."
Kemudian telfon ditutup. Sekali lagi Bennedith nyengir tanpa dosa sambil menatap Lyodra. "Gue latihan basket dulu ya, bye," pamit Bennedith lalu melenggang pergi. Tipikal Bennedith, lelaki itu tersenyum dan ramah sekali sepanjang perjalanan menuju lapangan indoor. Lyodra dapat melihatnya dari tempatnya berdiri.
Tidak sampai lima menit, Samuel benar-benar datang. Lelaki itu sedikit berlari ke arahnya sambil membawa payung. Hal itu jelas memicu perhatian banyak murid.
Pasalnya, sudah dua bulan lebih Samuel tidak terlihat di sekolah lalu di sore kali ini lelaki datang dengan tampilan yang sedikit berbeda. Rambutnya yang sedikit panjang, tampilannya lebih rapi dengan kemeja flanel yang digulung sesiku dan celana jeans panjang. Badannya juga lebih kurus dari sebelum-sebelumnya.
"Ayo, pulang," kata Samuel ketika sudah sampai di depan Lyodra.
Mungkin karena masih terkejut. Lyodra tidak merespon. Jantungnya berdegup kencang. Setelah sekian lama, akhirnya mereka bertemu kembali di hujan yang berbeda.
Samuel membuka kemejanya lalu menyampirkannya pada tubuh Lyodra. Selanjutnya, ia merangkul gadis itu dan membawanya menembus hujan di bawah naungan payung yang sama.
Saat mereka sudah di mobil, Samuel menatap Lyodra intens kemudian tersenyum. Ia mengulurkan tangannya meraih wajah Lyodra dan mengusapnya pelan.
"Dingin nggak?"
Lyodra mengangguk saat merasakan tangan basah Samuel. Ia memejamkan mata begitu Samuel mendekatkan wajahnya. Dari jarak sedekat ini ia dapat merasakan hembusan napas Samuel yang begitu hangat.
Bukannya ciuman, ia malah mendapatkan sentilan keras di jidatnya. "Lo ngapain merem-merem segala? Ngarep banget gue cium ya?!" ejek Samuel.
"Apaan sih," kata Lyodra salah tingkah.
Samuel tertawa melihat pipi Lyodra yang memerah. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya ke luar jendela.
"Lo nggak kangen gue apa?"
"Nggak," jawab Lyodra.
Samuel menarik tubuh Lyodra agar menghadap ke arahnya. Ia menggosok tangannya beberapa kali lalu menaruhnya di kedua sisi wajah Lyodra. Lalu, entah bagaimana awalnya ciuman pertama di pertemuan mereka kali ini terjadi.
"I miss you," kata Samuel setelah menjauhkan wajahnya. Sorot matanya redup. Ia seperti tidak memiliki harapan apapun kecuali sosok di depannya.
Lyodra tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Bohong kalau ia mengatakan tidak senang dengan pengakuan Samuel.
Ia ingin memeluk Samuel, mengatakan juga rindu tapi ada banyak hal yang menahannya. Kelebatan perlakuan buruk Samuel beserta keluarganya, kehidupannya yang tidak lagi sama, rasa sakit yang sejak dulu menderanya. Sebab akibat yang menurutnya tidak adil dan.. sebuah fakta bahwa papanya sudah tahu semuanya.
Setelah ini, semuanya pasti tidak akan lagi sama. Termasuk perlakuan papanya terhadap Samuel yang nantinya akan berimbas pada Lyodra jika keduanya bertemu.
Oleh sebab itu, untuk saat ini Lyodra akan berusaha sebisa mungkin agar mereka tidak bertemu. Papanya tidak akan diam saja jika tahu Samuel masih berada di dekatnya, terlebih Samuel pernah mengancamnya jika ia memberitahukan kejahatan lelaki itu.
Makanya, ia akan berbohong untuk beberapa hal pada Samuel juga papanya.
Meskipun cepat atau lambat semuanya akan terbongkar setidaknya ia mencegahnya terlebih dahulu sekarang. Karena, ia belum siap.
Belum siap papanya jahat pada Samuel.
Belum siap jika Samuel merealisasikan ancamannya dulu. Bahwa lelaki itu akan menyebarkan semua aib-aibnya.
"Lo seriusan nggak kangen gue?" tanya Samuel membuyarkan lamunan Lyodra.
"Nggak."
Samuel tersenyum kecil, "masa sih?" godanya. Ia mulai menyalakan mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
"Sam," panggil Lyodra.
Samuel menoleh, "apa?"
"Surat lo udah gue baca?"
"Oh ya?"
Lyodra mengangguk. "Lo ngajak gue lihat bintang kalau udah sembuh," kata Lyodra malu-malu.
"Jadi, lo mau?"
"Mau."
"Ya udah."
"Kapan?"
Samuel bergumam nampak berpikir. "Kapan-kapan deh," katanya kemudian.
Ia meraih tangan kanan Lyodra. Menggenggamnya erat kemudian meniupnya berkali-kali. Lyodra pikir, Samuel akan menciumnya atau apa hingga akhirnya lelaki itu menggigitnya gemas.
"Awhh!!" pekik Lyodra. "Kenapa di gigit sih?!" dumelnya kesal.
"Gemes. Jari-jari lo makin gendut-gendut," jawab Samuel tanpa dosa.
Dan hujan mulai sedikit reda. Kaca mobil yang berembun, jalanan yang sedikit berkabut, serta langit yang meninggalkan beberapa jejak selepas hujan menemani keduanya dalam perjalanan sore ini.
------------------------------------
Gimana nih?
Yuk ramein ah.
Clue next part : uvvu lv expert di awal.
Next nggak nih??
Dari TikTok ya lo? wkwk
OH IYA, RETROUVAILLES akan terbit ulang. Novelnya akan BEDA sama versi novel sebelumnya dan wattpad. Tapi konfliknya sama. Buat tau gambaran/spoilernya bisa baca AU INSTAGRAM di @everydaywithyupi ya
(Buat yang mau baca duluan versi wattpad, bisa langsung ke Karyakarsa. Di sana udah sampe BAB 76. Nama akunnya Yupitawdr yaaa. Harganya cuma 5000 udah dapet 2 BAB)