Asahi melipat kedua tangannya di dada, menatap tajam pada ketiga laki laki yang kini terdiam di hadapannya,
Seungmin sudah di obati, meski hanya dengan alkohol dan obat merah, itu bukan luka yang besar mengingat dirinya pernah hampir mati karena menjaga surat wasiat milik Asahi,
"Jadi, bisa jelasin kalian ada hubungan apa?" Tanya Asahi memecah keheningan,
Seungmin membasahi bibirnya yang tiba tiba kering, "sir Suho, itu ayah kakak. Dan dobby-"
"Nama gue Doyoung," potong Doyoung,
"Gue gak pernah ngajarin Lo gak sopan, Doyoung." Balas Asahi tajam membuat Doyoung menciut,
Asahi jarang marah, bahkan bisa dihitung jari. Tapi kalian tau bukan seberapa seram orang yang jarang marah dan tiba tiba marah? Banteng lapar saja kalah.
Asahi memberi kode agar Seungmin melanjutkan ceritanya, "dobby- ah maksud kakak, Doyoung. Itu adik kandung kakak,"
"Yang di usir papah," imbuh Doyoung setelahnya membuat Suho yang berada di samping kanan Seungmin meremat tangannya pelan,
"Papah gak akan ngusir kamu kalo itu bukan buat kepentingan kamu," sela Suho,
"Nyenyenye." Balas Doyoung mengejek,
"Doyoung," tegur Asahi membuat Doyoung mendengus,
"Belain aja sana belain," misuhnya sembari mengalihkan pandangannya kearah jalanan,
"Terus kakak kenapa gak bilang kalo sir Suho itu ayah kakak? Pantes aja kemarin ketika gue bilang tentang sir Suho badan kakak jadi tegang," ujar Asahi santai,
"Sebenarnya, yang kakak mau itu bukan gini. Bukan ini rencana kakak," balas Seungmin,
"Rencana apa? Bikin gue keluar dari agen terus mati jadi gelandangan?" Tanya Doyoung tanpa mengalihkan perhatiannya,
Seungmin menghembuskan nafas berat, "kamu belum ngerti apa apa, dobby. Ada alasan kenapa papah ngusir kamu dari rumah," ujar Seungmin mencoba sabar,
"Ck, terus maksud Lo bawa bang Asahi apa? Kalo bukan mau monopoli dia?" Tanya Doyoung kesal,
"Dia sekretaris keluarga gue, Doyoung." Jawab Asahi membuat Doyoung membulatkan matanya,
"Astaga, Lo udah kaya Kim Seungmin. Harta papah gak cukup buat Lo?" Ujar Doyoung sembari menggeleng kan kepala tak percaya,
"Bukan, bukan masalah harta atau apa. Ini juga demi kakak, kamu, papah dan semua orang yang masuk dalam lingkaran permasalahan ini," balas Seungmin cepat,
"Karena satu satunya orang yang bisa kita pake supaya semua biang masalah ini kalah adalah Asahi dan Haruto."
÷÷÷
Yoshinori dan Haruto kini tengah menuju suatu tempat,
Tiba tiba Junkyu meminta dirinya dan Haruto untuk pergi kesana, entah ada apa. Tapi mereka ikuti saja, karena yang meminta Junkyu.
"Kaya tempat yang di ceritain si Wonjin," gumam Haruto sembari memeriksa keadaan sekitar,
Yoshinori yang mendengar gumaman Haruto bertanya, "siapa?" Tanyanya,
Haruto tersentak lalu menggeleng, "bukan siapa siapa," balasnya,
"Belum saatnya bang Yoshi tau," batinnya.
"Dimana bang Junkyu nya?" Tanya Haruto mengalihkan topik pembicaraan,
"Ferarri hitam punya sir Gyu," jawab Yoshinori sembari memarkirkan Alexi,
"Nah, tuh mereka." Lanjut Yoshinori tiba tiba ketika melihat tiga orang yang ia kenali berjalan menuju kedalam mobilnya,
Pintu Alexi di buka, Mingyu dan Renjun masuk terlebih dulu,
"Ish, papah geser. Ga muat," rengek Junkyu sembari mendorong bahu Mingyu,
"Gak cukup, sini kamu papah pangku aja," balas Mingyu lalu kenari Junkyu agar duduk di pahanya menghadap ke depan, meski harus sedikit membungkuk karena atap Alexi yang cukup rendah,
"Harusnya Lo gue pangku, Lo kan kecil," misuh Junkyu pada Renjun sembari membenarkan letak duduknya,
Renjun mendelik, "badan keker kaya gini Lo bilang kecil hah? Kecilan mana sama otak Lo?" Balas Renjun,
"Baby manja, stop. Jadi ngapain nyuruh gue sama Haruto kesini?" Potong Yoshinori ketika Junkyu hendak membalas ucapan Renjun,
Junkyu merenggut, "tau, tanya aja nih si kecil mungil samping gue," deliknya,
Renjun menggeram, ingin rasanya ia menonjok wajah bayi Junkyu, tapi ini bukan saatnya,
Lihat saja, setelah rencana awal mereka selesai Junkyu akan habis di tangannya.
Renjun langsung menceritakan rencana mereka, dan tentang Jaehyuk, Junghwan serta jeonghan yang berada di dalam salah satu gedung tak terpakai tak jauh dari Alexi parkir,
"Sir mau, kamu jaga jaga. Kayaknya mereka udah mulai bertindak sekarang," ujar Mingyu,
"Cukup ikutin aja alur dari rencana dia, sebab Jeno sama Yeonjun juga lagi cari plan b di mansion Sir Park," lanjut Mingyu,
Sejujurnya dia sulit bernapas mengingat badan Junkyu yang cukup bongsor ini, dan dengan seenak jidatnya sang anak malah menyandarkan punggungnya pada dada Mingyu,
Anak kurang ajar, untung Mingyu sayang.
"Ini kita sampe kapan disini?" Tanya Junkyu,
"Kita perhatiin dulu sekitar, nanti kita lanjut rencananya, sabar," jawab Renjun,
"Lo enak duduk di kursi, gue duduk di paha papah ini pegel ya," seru Junkyu kesal,
"Papah yang tersiksa sayang, pantat kamu tajem soalnya," balas Mingyu dan berhasil mendapat pukulan keras pada bahunya karena Junkyu,
Yoshinori hanya memperhatikan pertikaian antara si mulut pedas dan si mulut lenyeh ini, sedangkanHaruto malah sedikit melamun,
Otaknya kini tengah merancang beberapa kemungkinan terjadi,
Pertama, bisa saja Rose mengetahui rencana mereka, tapi ini kemungkinan kecil karena semua anak buah Rose adalah miliknya,
Kedua, bisa saja Rose akan lebih memilih menyerang lewat menghancurkan perusahaan mereka,
Ketiga, Atau bahkan menggunakan kekerasan fisik seperti yang ia lakukan pada Jihoon tempo hari,
Okay, itu semua kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, yang harus mereka pikirkan, terlebih Asahi kini sedang tidak bersama mereka,
Dan bahkan mereka tidak tau apa rencana yang tengah Asahi lakukan,
Mereka bertiga belas nyatanya mempunyai beberapa point dalam rencana kali ini,
Dan ini cukup menghasilkan kemungkinan paling buruk terjadi, yaitu Rose membawa seluruh anteknya untuk menyerang mereka semua.
Yang bisa Haruto harapkan hanyalah satu, meski rencana mereka berbeda, semoga itu tidak membuat berantakan dan malah saling melindungi dan memojokkan Rose.
Haruto membuka ponselnya, lalu memberi pesan pada seseorang,
Jin, gue mau semua kegiatan Madam Rose Lo kirim.
Dengan senang hati, bos.
Send a pict
Thanks, bro.
Haruto membaca apa yang salah satu anak buahnya rencanakan, dan matanya membulat ketika melihat, satu kegiatan Rose,
"Ngapain dia ke kantor sir Heechul?" Batin Haruto,
Dengan segara mematikan ponselnya dan ia masukan Kembali kedalam saku,
"Sir Gyu," panggil Haruto,
Mingyu berdeham, "madam Rose sama sir Heechul itu punya hubungan apa?" Tanya Haruto,
Mingyu mengernyit sembari membenarkan letak kepala Junkyu yang beradu dengan kepalanya,
"Setau sir, hubungan gelap. Dari semenjak mereka nyekap Asahi dan berusaha jual Jihoon, kenapa?" Tanya Mingyu,
Haruto menggeleng, "engga, nanya aja. Tiba tiba keinget sama pengakuan sir Park yang waktu di pesta proyek baru waktu itu," jawab Haruto,
Haruto kembali terdiam, otaknya kini kembali bekerja setelah sekian lama ia biarkan bersarang,
"Kok gue tiba tiba mikir kalo Sir Heechul ternyata masih hidup, ya?" Tanya Haruto, seluruh pasang mata yang berada di dalam mobil tertuju padanya,
"Itu gak mungkin, karena Sir Park nembak dia gak cuma dua atau tiga kali, sekalipun masih bisa hidup itupun kecil kemungkinannya," balas Junkyu,
Yoshinori mengangguk, "gue juga liat kalo sir Heechul sekarat waktu itu," lanjutnya,
"Bahkan sir juga yang membawa Heechul keluar dibantu para bodyguard," ujar Mingyu,
"Apa cuma gue yang gak tau gimana detailnya?" Tanya Renjun sembari menggaruk keningnya,
"Gue cuma denger dari cerita Yoshi doang, tapi itu mungkin aja kejadian, terlebih kalo mayatnya di biarin gitu aja," lanjut Renjun,
"Inget, Madam Rose itu ngajak orang yang gak main main buat kerja sama,"
"Gue pernah bilang, kalo alasan dari hilangnya Orang tua Jeongwoo itu sir Jeonghan,"
"Dan sesuai info dari sir Gyu, sir jeonghan juga ikutan kerja sama sama madam rose,"
"Jadi besar kemungkinan ayah sama ibu Jeongwoo masih hidup, dan di manfaatin sama madam Rose,"
"Bisa aja ayah Jeongwoo di paksa Madam rose buat bikin sir Heechul Heechul ini hidup lagi?"
"Inget, pinternya ayah Jeongwoo itu di atas sir jeonghan," ujar Renjun panjang lebar,
Semua yang ada disana membuka mulutnya terkejut dengan segala teori yang sangat sangat masuk akal yang baru saja Renjun ucapkan,
Renjun menyisir rambutnya kebelakang, "iya gue pinter, tau. Udah jangan terpesona gitu dong, nanti suka." Ujar Renjun percaya diri,
Yoshinori mendelik, "terlebih anak buah Sir Heechul ini pernah masuk ke kamar rawat Asahi satu hari sebelum Asahi kabur," ujar Renjun, lagi.
"Dan gue juga udah ngabarin Lo Yoshi tentang ini," lanjut Renjun dan di balas anggukan oleh Yoshinori,
"Ini yang bikin gue khawatir, Asahi jadi incaran dia lagi sekarang." Ucap Renjun,
"Kamu tenang Aja, Asahi di jaga sama orang yang tepat," balas Mingyu,
"Papah tau dari mana?" Tanya Junkyu sembari memutar kepalanya kearah Mingyu,
"Karena, anak sulung uncle Suho juga ambil bagian dari semua rencana kita,"
÷÷÷
TEUHAAA!
sebenarnya masalah nya ini itu gampang, dan muter di tempat. Tapi aku bikin jadi panjang karena kalian maunya buku ini punya chapter banyak, jadi ya nikmatin aja ya :)
Baby di sini itu artinya bayi bukan sayang ya, jadi kalo Yoshi udah kesel pasti bakal nyebut itu ke Junkyu yang tandanya Junkyu gak bisa lagi buat ngelak.
Karena Junkyu kesel di sebut baby, dan Yoshi bakal terus ngulang kata itu sampe Junkyu nyerah.
👆Keliatan kaya editan gak sih? Aku lagi suka ngedit bikaus, masih ancur sih. Tapi kalo modelnya Asahi mah tetep bakal gantenk😭💙
👆serius suka sama mata jae😭💙