Bad Princess (END)

Por pockynop

3.8M 514K 31.5K

🌸1. Reincarnation Series DITERBITKAN! Penerbit Aurora (Galaxy Media) #1 in Fantasi (02-11-2020) #1 in Kingdo... Más

Prolog
1. Takdir
2. Princess
3. Dinner
4. Genta
5. Heroson
6. Arjen
7. Sparring
8. Alterion
9. Second Male Lead
10. Hunting
11. Titik Lemah
12. Terimakasih
13. Gadis ajaib
14. Irene Lavaric
15. Butterfly Effect
16. Clover
17. Bayangan
18. Penyelamatan
19. Black Knight
20. Flutter
21. Too Many Guys Around You
22. Kau Palsu
23. Her Wish
24. Poison
25. Kekacauan
26. Farhoven
27. Dark Magic
28. Oracle
29. Something Off
30. Snowfall
31. Painter
32. Perayaan
33. Perburuan
34. Got You
35. Pembantaian
36. Secret
38. Selamat tinggal
39. Finding Her
40. Found You
41. The Reason Why
42. Awal Baru
NOTICE!!!!
43. Jealousy
44. Jenius
45. Permintaan
46. Putri Marquiz
47. Demam
48. Ilusi
49. Jiwa
50. Propose
51. 3 VS 1
52. 3 VS 1 (2)
Epilog (END)
Author mau jujur😂
Chapter spesial - Dexon
Vote Cover Bad Princess
OPEN PO Bad Princess
GIVEAWAY TIME!!!

37. Maaf

44.3K 6K 549
Por pockynop

Tap!

Seseorang menahan lengan Sona saat dia ingin merobek gulungan teleportasi yang diberikan oleh Alea padanya barusan.

"Tidak. Berhenti. Kau mau kemana?" Genta menahannya dengan panik. Entah sejak kapan Genta telah sampai di dekatnya. Wajahnya masih sangat pucat, dan satu tangannya masih memegangi perutnya yang terluka. Sona tak mampu menyembuhkan luka Genta sepenuhnya, tapi dia berhasil menyelamatkan nyawanya sehingga dia tidak berada dalam bahaya lagi.

Sona tersenyum lembut dan menggenggam erat tangan Genta untuk sesaat. Dia tak mampu mengatakan apa pun pada akhirnya.

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulutnya sesaat sebelum menghilang bersama Alea tepat di hadapan Genta.

"Jangan pergi!" Teriak Genta kalut sambil menggapai di tempat Sona terakhir terlihat. Tapi itu semua sia-sia. Dia terlambat.

***

"Sera!" Alea memanggil cemas saat Sona kembali terjatuh dengan darah masih menetes di sekitar mulutnya.

Sona mengangkat kepalanya yang berat dan melihat ke sekeliling. Dia bisa melihat taman dan halaman yang luas. Juga beberapa orang dengan pakaian pelayan menatap ke arahnya dengan kaget. "D-dimana kita?"

"Ini rumahku. Kau tak perlu cemas, kita berada jauh dari Alterion. Mereka tak mungkin menemukanmu disini." Alea berusaha menenangkan Sona yang masih terlihat panik.

Sona akhirnya bernapas lega, "Syukurlah." Dia tak tahu harus bagaimana menghadapi Arjen, Hero dan Genta. Dia bisa dengan jelas melihat keraguan dimata mereka. Apalagi ketika Alphen menyerangnya, hanya Dexter yang bergerak untuk menolongnya. Jujur saja, dia sangat kecewa. Dia berharap Arjen, Hero dan Genta melindunginya seperti sebelumnya.

Sona merasa sakit setiap kali melihat keraguan akan dirinya tercermin di mata mereka. Dia tak tahan harus menahan perasaannya, lebih baik dia tak melihat mereka. Dia takut.

Bagaimana jika mereka menolak dirinya? Bagaimana jika mereka membuang dirinya? Sona tak sanggup. Dia terlalu pengecut untuk menghadapi mereka.

"Hey! Siapa pun cepat kemari! Bantu aku! Jangan diam saja!" Teriak Alea panik sehingga beberapa pelayan yang tadi hanya menatap kini berlari dengan panik ke arahnya.

Sona tak kuat lagi, seluruh tubuhnya sakit dan lemas. Perlahan matanya terpejam, dan pada akhirnya kesadarannya perlahan hilang.

***

"Hm." Gumam Sona seraya membuka matanya. Ornamen asing memenuhi kamar tempatnya berada sekarang. Sona memegang kepalanya yang berdenyut, namun tetap berusaha bangun dari posisi tidurnya.

Dia ingat beberapa hal sebelum dia pingsan. Alea bilang ini rumahnya. Tapi Sona tak menyangka gadis itu adalah seorang bangsawan.

Klik!

Pintu kamar terbuka dan seorang pelayan wanita masuk. Pelayan itu terkejut saat melihat Sona sudah sadar dan langsung kembali berlari keluar, "Nona! Nona Alea!"

Sona masih bisa mendengar suara pelayan itu memanggil tuannya, dan tak berapa lama kemudian Alea muncul dan masuk ke kamar tempatnya berada.

"Sera! Kau sudah sadar!" Alea terlihat lega dan langsung duduk di pinggir kasur tempat Sona. "Kau sudah tiga hari pingsan, dokter bilang kau memiliki luka dalam karena terlalu banyak menggunakan sihir."

Sona tersenyum saat mendengar nama lamanya dipanggil. Alea satu-satunya orang yang memanggilnya Sera. Dia merasa seperti kembali menjadi Yoon Sera setiap kali mendengar Alea memanggil dirinya begitu.

"Terimakasih Alea, aku pasti merepotkanmu." Ucap Sona tulus.

"Tidak, tidak. Kau temanku. Aku akan membantumu apapun yang terjadi."

Sona mendengarkan setiap kata yang Alea ucapkan. Dia saat ini berada di kastil keluarga Marquez Bourche, keluarga bangsawan dari kerajaan Myron. Kerajaan Myron adalah salah satu penguasa benua timur, berbeda dengan Alterion yang merupakan penguasa benua utara. Myron juga merupakan salah satu dari lima kerajaan terbesar di seluruh benua selain Alterion dan Farhoven. Tapi karena Farhoven sudah diambil alih Alterion, jadi hanya ada empat kerajaan terbesar saat ini.

Karena Alterion sangat jauh dari Myron, jadi tak mungkin Sona ditemukan. Apalagi Alea menyembunyikan status dan identitasnya ketika mengikuti perburuan.

Alea menceritakan suasana setelah pertarungan beberapa hari yang lalu. Alterion menjadi kacau karena Arjen mengumumkan hilangnya Putri. Sementara Irene telah dipenjara karena menyamar menjadi Putri, lalu Alphen mati terbakar karena penyucian yang Sona lakukan.

"Kau tahu seluruh pasukan khusus Alterion tersebar ke seluruh penjuru Alterion dan kerajaan di sekitarnya untuk mencarimu atas perintah Kaisar. Apa kau yakin tak ingin pulang?" Alea bertanya dengan hati-hati.

Sona menggeleng dengan wajah muram, "Aku tak tahu bagaimana harus menghadapi mereka. Kau juga mendengarnya kan apa yang dikatakan Irene waktu itu. Aku palsu, aku bukan Putri yang asli. Jadi mengapa aku harus kembali?"

"Tapi mereka mencarimu. Itu tandanya mereka masih perduli padamu bukan?"

Sona tersenyum pahit, dia mengingat dengan jelas reaksi Hero dan Genta pada saat itu. Sikap mereka memperlihatkan keraguan dan penolakan atas dirinya. Rasa nyeri di hatinya kini kembali muncul.

"Bagaimana jika mereka hanya ingin meminta penjelasan dariku? Bagaimana jika setelah itu mereka menolakku dan membuangku? Aku... aku tak sanggup menghadapinya, Alea." Sona tersenyum sedih sambil menatap Alea yang terlihat kaget. "Lebih baik seperti ini. Aku tak ingin kembali. Tak ada alasan untukku kembali."

Alea akhirnya menghela napas panjang lalu tersenyum, "Baiklah. Untuk sementara kau harus pulih terlebih dahulu. Kau bisa tinggal disini selama yang kau mau. Aku juga akan berada disisimu apa pun yang terjadi."

Sona balas tersenyum kecil dan mengangguk, "Terima kasih."

***

Sona melirik canggung ke arah keluarga Alea. Dia diajak makan malam bersama oleh keluarganya. Ayah Alea yaitu Marquez Bourche, dan istrinya Marchioness Bourche sangat ramah padanya. Mereka tak mempermasalahkan identitas Sona dan bersedia merahasiakan keberadaannya. Sementara kakak laki-lakinya Kenneth Bourche seumuran dengan Genta, pemuda berambut cokelat kemerahan itu terlihat pendiam dan dingin. Dia hanya sesekali melirik ke arah Sona dan tak mengatakan apapun.

Lalu, yang membuat Sona lebih heran lagi adalah kakak perempuan tertua Alea. Amore Bourche, gadis delapan belas tahun itu terlihat sangat cantik dengan rambut cokelat terang bergelombangnya. Rambut yang identik dengan Marquez Bourche. Dia terlihat dingin, sombong, sekaligus elegant dimata Sona.

"Jangan coba-coba berbicara kepadanya, dia seperti anjing gila." Bisik Alea sambil melirik Amore.

"Kau! Kupikir aku tidak dengar?!" Amore mengangkat garpunya seakan-akan ingin melemparnya ke arah Alea.

"Noona!" Tegur Kenneth menahan lengan Amore dengan tatapan memohon.

"Ehem! Alea, jaga bicaramu pada kakakmu. Dan Amore, bersikaplah sopan." Marquez Bourche memelototi kedua putrinya dengan tegas.

Amore mendengus pelan lalu kembali tenang dan makan seperti tak terjadi apa-apa. Sementara Sona terkikik geli dalam hati. Penampilan Amore sungguh berbanding terbalik dengan perilakunya, itu sungguh menarik.

Selama hampir dua minggu Sona tinggal di kediaman keluarga Bourche, tapi setelah itu dia meminta izin untuk mencari tempat tinggal sendiri di kota kecil yang masih berada di kawasan Bourche. Awalnya Alea menolak dan bersikeras agar Sona tetap tinggal bersamanya, tapi Sona tak setuju karena dia ingin tinggal sendiri dan belajar mandiri. Dia juga masih memiliki banyak emas yang diberikan Leah padanya waktu itu sehingga mampu bertahan hidup selama beberapa bulan.

"Jadi apa rencanamu mulai sekarang? Apa kau ingin menjadi petualang sepertiku?" Alea bertanya penasaran.

"Tidak, itu terlalu beresiko. Mereka akan mudah menemukanku jika aku mendaftar menjadi petualang di Guild."

"Lalu?"

"Aku akan hidup seperti orang biasa, aku akan melukis dan berkeliling untuk menjual lukisanku. Menjadi pelukis keliling mungkin tidak terlalu buruk. Ini yang paling ingin kulakukan sejak dulu." Sona tersenyum lebar.

"Kau sangat aneh. Mirip dengan seseorang yang kukenal." Alea meringis menatap Sona. Itu mengingatkannya pada kakak tertuanya Amore. Keinginan mereka untuk hidup bebas dan menyendiri sebagai orang biasa, kenapa mereka sangat menginginkannya? Sementara di luar sana sangat banyak orang biasa yang ingin menjadi bangsawan seperti mereka.

***

"Kau belum menemukannya juga?" Dexter menatap salah satu shadow-nya penuh harap.

"Maaf tuan. Sepertinya Putri telah meninggalkan Alterion, tak ada jejaknya sama sekali di seluruh Alterion." Jawab laki-laki berjubah hitam itu pada tuannya.

Dexter mengusap wajahnya dengan kasar. Matanya merah, wajahnya lelah, dia tak bisa tidur semenjak Sona menghilang tiba-tiba. Kekhawatirannya tak menghilang sedetikpun saat mengingat wajah pucat Sona dan saat gsdis itu muntah darah di hadapannya.

"Sialan!" Umpatnya membalik meja kerjanya dengan kasar. Dia tak tahu lagi harus mencari kemana keberadaan Sona. Kaisar juga sudah mencarinya ke kerajaan-kerajaan seluruh benua utara di sekitar Alterion, tapi tetap tak membuahkan hasil.

"Mulai sekarang, bagi kelompokmu dan menyebar ke benua selatan, timur dan barat. Cari lukisan dengan tanda ini." Dexter memberikannya selembar kertas dengan lambang yang biasa dipakai Sona untuk menunjukkan kepemilikikannya di setiap lukisan yang dia buat. Itu tertulis Yoon Sera dalam bahasa korea. Tapi tak ada satu pun orang yang mampu membaca tulisan itu selain Sona.

"Baik Tuan." Ucap Shadow itu lalu menghilang dalam sekejap.

***

Terdapat keheningan mencekam dalam ruang makan istana saat ini. Arjen, Hero dan Genta sama sekali tak membuka mulutnya. Para pelayan yang berada di dalam ruangan pucat pasi karena ketegangan tak terbantahkan di ruangan itu. Mereka bahkan bersiap-siap jika Kaisar atau pangeran membalik meja makan tiba-tiba atau melemparkan piring dan peralatan makan lainnya ke arah mereka.

"Kenapa kalian ragu-ragu?" Suara dingin Genta terdengar. "Aku akan tetap mencarinya apa pun yang terjadi. Bagiku, dia adalah satu-satunya adikku. Aku tak perduli terhadap yang lainnya."

"Jika kalian ragu, kenapa tak keluarkan saja yang asli dari penjara. Kalian bisa hidup bahagia dengannya." Ujar Genta sarkas lagi yang membuat dahi Arjen semakin mengerut tak senang.

"Oh, dan mungkin kau akan beruntung dan mati disaat kau mengeluarkannya dari penjara. Kulihat dia sangat terobsesi untuk membunuhmu, Putra Mahkota." Genta menatap Hero dengan senyum mengejeknya, dan sesaat kemudian bangkit dari kursinya dan meninggalkan ruang makan.

Arjen hanya diam. Dia tak mampu berbuat apa-apa atas sikap kurang ajar putra keduanya. Semua yang dikatakan Genta adalah kebenaran. Masih ada keragu-raguan di hatinya terhadap Sona. Meski dia telah memerintahkan seluruh ksatria dan tentaranya ke seluruh penjuru Alterion untuk mencarinya, tetap saja dia tak tahu apa yang harus dilakukannya jika gadis itu akhirnya tertangkap.

Lagi-lagi Arjen teringat wajah Seranica, wanita yang paling dicintainya yang tak lain adalah ibu dari anak-anaknya. Tak diragukan lagi wajah Sona sangat mirip dengan ibunya, terutama matanya. Setiap kali dia memandang Sona, yang terlintas dibenaknya adalah wajah Seranica.

Tak hanya Arjen. Hero juga masih ragu-ragu. Dia tak tahu harus bersikap bagaimana terhadap Sona. Selama ini dia membuka hatinya karena mengira gadis kecil itu adalah adik kandungnya. Tapi sekarang, setelah mengetahui kebenarannya Hero bingung. Dia juga ragu. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan.

***

10 Oktober 2020

Seguir leyendo

También te gustarán

2.1M 284K 90
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [TAMAT-PART LENGKAP] ༺༻༺༻ Setelah kecelakaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Mei Yue yang merupakan agen rahasia terlempa...
5.7K 766 8
Riska seorang pekerja kantoran biasa tiba-tiba terbangun di dunia novel dan mendapatkan dirinya menjadi seorang 'Riska Kornius' Karna tidak menyukai...
897K 53.9K 56
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
861K 72.5K 34
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...