Setelah masalah di istana selesai, Yoonbin pamit dan pergi bersama Asahi ketika melihat jika mereka sudah telat datang kerumah sakit.
Asahi dan Yoonbin pergi menggunakan Alexi karena Yoshinori yang menyuruh,
Asahi duduk di kursi samping kemudi dengan gelisah, entah apa. Mungkin sudah lama dia tidak pergi ke rumah sakit Johnny sehingga membuatnya sedikit cemas,
Yoonbin perlahan menepuk pelan kepala Asahi masih dengan dirinya yang fokus mengendarai mobil,
Asahi melirik kearah Yoonbin, lalu mengambil tangan Yoonbin yang berada di atas kepalanya,
"takut," cicitnya,
Yoonbin hanya tersenyum, "gapapa, ini bukan kali pertama kan?"
Asahi mengangguk, "tapi ini pertama untuk tahun ini," balasnya,
"Iya gue tau—"
"Gue takut mereka ngasih obat lewat suntikan lagi," potong Asahi sembari meremas kuat tangan Yoonbin menyalurkan rasa cemas sekaligus takutnya agar Yoonbin tau,
Karena dia merasakan bagaimana sakitnya reaksi dari obat itu ketika berada didalam tubuhnya agar dia lebih tenang, bahkan sampai pingsan.
"Mereka gak akan ngasih itu kalo Lo nya tenang, jangan mikirin hal yang berlebihan Asahi, ga baik." Ucap Yoonbin menenangkan, lalu membelokan Alexi kearah parkiran mobil rumah sakit,
Rumah sakit yang mereka kunjungi adalah salah satu rumah sakit milik keluarga Hamada, lebih tepatnya rumah sakit ini adalah hak paten Asahi karena mendapatkan peringkat teratas ketika sekolah menengah pertama,
Dan Johnny adalah salah satu dokter kepercayaan Siwon yang ditugaskan untuk praktek di rumah sakit ini sekaligus menangani penyembuhan trauma Asahi,
Asahi dan Yoonbin masuk kedalam ruangan Johnny ketika salah satu suster menyuruh mereka menunggu didalam, karena Johnny sedang menangani salah satu pasiennya,
Asahi sedari tadi terus mencengkram keras tangan Yoonbin hingga sang empu meringis sakit, karena kuku Asahi yang menancap pada punggu tangannya,
Ingin sekali dia mengumpat sembari menendang , tapi sayangnya ini Asahi yang melakukan, bagaimana Yoonbin tega?
Ceklek
"Sudah datang rupanya," ucap Johnny membuat mereka berdua mengalihkan pandangan kearahnya,
Yoonbin tersenyum ramah, di balas senyuman hangat oleh Johnny ketika dia sudah duduk didepan mereka,
"Yoonbin bisa beri saya waktu berdua dengan Asahi?" Pinta Johnny,
"Ah, dan minta salah satu suster untuk mengobati punggung tangan mu," lanjut Johnny,
Johnny sudah tau bagaimana kelakuan Asahi ketika sedang cemas, pasti akan meremas tangannya sendiri atau tangan orang disampingnya hingga terluka,
Yoonbin mengangguk lalu menarik pelan tangannya dari Asahi, tapi ditahan oleh Asahi, menatap kearah Yoonbin sembari menggeleng, meminta agar tidak pergi,
Yoonbin tersenyum, "gapapa, gak akan lama. Gue di luar, gak kemana mana," ujarnya lembut,
Perlahan menarik tangannya yang sudah memiliki beberapa luka merah dan kulit yang sedikit mengelupas dan mengeluarkan darah karena remasan Asahi,
Yoonbin keluar ruangan, dan meninggalkan atmosfer hening di dalam ruangan Johnny,
"Jadi, bisa kita mulai Asahi?" Tanya Johnny lembut,
Asahi mengangguk pelan, "angkat wajahmu, dan tatap aku. Pegang tanganku jika gugup," Titah Johnny,
Asahi langsung menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Johnny, lalu mengambil tangan kiri Johnny sesuai perintah dokter itu,
"Bisa ceritakan bagaimana trauma kompleks Mu bisa kembali lagi?" Tanya Johnny membuka sesi tanya pada Asahi,
"Dia datang lagi.. yang membunuh papah dan mamah," balas Asahi,
Membuat Johnny tersenyum karena Asahi berani melawan rasa takutnya dan mulai menceritakan apa yang dia alami,
"Apa yang kamu takuti?" Lanjut Johnny,
"Dia dan Bentakan... Asahi takut bentakan..." Jawab Asahi,
"Sudah bisa mengikhlaskan mereka pergi, Asahi?" Tanya Johnny hati hati,
Asahi tidak langsung menjawab, tapi beberapa detik selanjutnya mengangguk, "mamah sama papah udah bahagia di surga, Asahi gak berhak buat nahan mereka lagi, jadi Asahi udah ikhlasin mereka pergi, meski sering bangun malem dan ngehalusinasi mamah meluk Asahi," jelasnya panjang lebar sembari memainkan tangan Johnny yang berada di atas meja,
Johnny mengangguk, "kamu tau? Itu sudah peningkatan yang luar biasa ketika kamu sudah bisa mengikhlaskan mereka, meski halusinasimu masih selalu hadir, tapi itu sudah tidak separah tahun lalu, kamu hebat," Puji Johnny lalu menuliskan keluhan Asahi di buku catatan khusus pengobatan Asahi,
Asahi tersenyum, sembari meremat pelan tangan Johnny,
"Kau sudah tidak takut dengan suara tembakan dan lengkingan kesakitan?" Tanya Johnny,
Asahi menggeleng, "udah engga," jawabnya, dengan mata yang memandang tangan kiri Johnny yang tengah ia mainkan,
Johnny mengangguk, lalu membawa tangannya untuk menepuk pelan kepala Asahi, "kamu akan sembuh kalo kamu bisa ngelawan rasa takut kamu, pelan pelan aja. Jangan di paksa oke?" Ujar Johnny,
Membuat Asahi mengangguk, "bisa minta Yoonbin masuk, dan kamu yang menunggu di luar?" Pinta Johnny,
"Baik dokter, terimakasih." Lalu Asahi berdiri dan berjalan keluar,
Tak lama dari itu Yoonbin masuk dengan tangan kiri yang sudah di perban,
"Jadi gimana dok?" Tanya Yoonbin,
Johnny menghembuskan nafas pelan, "kamu Taukan kalo Asahi mempunya dua trauma berbeda dalam satu waktu?"
Yoonbin mengangguk, "apa trauma duka citanya kambuh lagi?" Tanya Yoonbin khawatir,
"hanya halusinasinya saja, Trauma kompleks nya saja yang kambuh, karena Asahi bilang sudah bisa mengikhlaskan orangtuanya," ujar Johnny,
"Tapi dia selalu bilang 'lebih baik menyusul papah mamah dan bahagia di surga', dan setiap Yoonbin gak sengaja ngebentak dia pasti ngira Yoonbin orang yang pernah nyiksa dia," jelas Yoonbin,
Johnny mengangguk mengerti ketika mendengar cerita Yoonbin, "Asahi sudah mempunyai 80% harapan untuk sembuh, dia hanya perlu membuat dia melawan rasa takutnya, bantu dia. Pelan pelan saja, agar dia tidak terlalu terkejut dan malah membuatnya hilang kendali lagi," jelas Johnny,
"Dan yang membuat dia bicara seperti itu karena dia tertekan dengan trauma kompleksnya yang kambuh," lanjut Johnny
"Dia lebih takut bentakan, karena orang yang bikin dia trauma selalu membentak hingga menyiksa dia, untungnya dia hanya takut pada bentakan, bukan pada teriakan orang kesakitan lagi," ujar Johnny menjelaskan dari awal hingga akhir perkembangan Asahi,
"Dia bahkan udah berani megang pistol," lapor Yoonbin,
Membuat Johnny terkejut, "wah, perkembangan yang baik, ajarkan saja apapun yang membuat dia tidak takut lagi, tak apa jika sekali kali dia hilang kendali, itu wajar. Perlahan saja ya?" Balas Johnny,
Yoonbin mengangguk paham, perasaan lega menghampiri hati nya ketika mendengar jika trauma Asahi sudah tidak separah beberapa tahun lalu, bahkan mempunya harapan besar untuk sembuh,
Sebab, melihat Asahi ketakutan sembari berteriak bukan hal yang ingin ia lihat lagi.
÷÷÷
Trauma kompleks atau post traumatik stres disorder : adalah trauma yang di akibatkan kejadian masa lalu yang menyangkut nyawa, mengakibatkan mental mengalami kecemasan berlebihan akibat kejadian dimasa lalu. Trauma ini juga mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia kedepannya, karena berpengaruh pada respon keadaan atau situasi lainnya.
Trauma duka cita : trauma yang di akibatkan kehilangan seseorang yang dicintai baik orang tua, anggota keluarga atau orang lain yang di cintai. Trauma ini mampu membuat orang menjadi lebih murung, pendiam dan sering menyendiri atau mengurung diri. Dan dapat memunculkan gejala halusinasi, membayangkan jika orang yang telah tiada itu masih hidup dan berada disampingnya.
TEUHA!
Penjelasan diatas aku rangkum supaya kalian lebih paham bahasanya.
Kalo kalian punya semacam pikiran yang ganggu, dan gak tau harus bilang kesiapa dengan alesan takut orang itu nganggap kalian lebay atau aneh, kalian bisa cerita ke aku.
Ceritain ketakutan dan keluh kesah kalian, siapa tau aku bisa bantu. Walau pun engga bisa seengganya hati kalian bakal sedikit tenang karena udah nyeritain masalah kalian.
Sebelum semuanya terlambat dan malah bikin kalian stress bahkan depresi. Apalagi sampe bikin kalian lukain diri kalian sendiri.
Kalo mau cerita bisa DM ig aku ya. cahayaa.tq,
Untuk Chapter selanjutnya mereka otw NY gais. Wkwk, up besok atau nanti sore nih?
Jaga mental kalian ya! Karena luka di fisik akan lebih cepat sembuh dari pada luka mental apalagi luka hati.
Jangan menahan semua kekhawatiran itu, mungkin banyak orang disekitarmu yang bisa kamu ajak bicara, karena itu akan sulit jika di lewati sendiri. -Choi Hyunsuk.