The Ring Solar Eclipse [TAEKO...

By justsyugar

228K 33.5K 3.2K

"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana ha... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44

PART 16

4.8K 807 90
By justsyugar

Iris madu itu terdiam menatap sosok manusia di hadapannya yang kini memejamkan mata setelah ia merapal kan mantra agar manusia itu tertidur—Mata monolidnya terlihat begitu lelah, bahkan lingkaran hitam dibawah mata itu juga menunjukkan bagaimana tidak nyamannya ia tertidur membuat helaan nafas kini terdengar dengan pandangan yang menunduk.

Entahlah—Dalam hidupnya sebagai raja, Kim Taehyung dapat menghitung berapa kali dirinya melihat seseorang menangis. Hanya Neil, hanya ibunya yang pernah menangis sebelum kematian dalam pelukannya. Namun, manusia di hadapannya itu terlalu sering menangis menunjukkan kelemahannya begitu saja.

Hal itu membuat Taehyung kembali melirik kearah langit senja dengan salju yang mungkin akan turun sebentar lagi dan mereka akan sampai di stasiun—Taehyung pun mengulurkan tongkatnya, memberikan mantra nya agar manusia itu bangun hingga mata monolid itu perlahan mengerjap pelan, begitu cepat—Mungkin, waktu tidurnya telah terpenuhi.

Iris hitam nya kembali terlihat, cukup sayu dan memantulkan bayangan hamparan ladang gandum yang begitu luas hingga iris hitamnya membulat dengan wajah yang mendekat kearah jendela—Gandum itu sangat tinggi dan cukup untuknya bersembunyi, sangat indah dengan warna keemasannya dengan cahaya yang perlahan menghilang.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Taehyung membuat Jungkook melirik dengan mata bulat berbinarnya, mengangguk dengan iris yang kembali dialihkan pada ladang gandum yang begitu luas—Mungkin, jika Jungkook memegang ponsel, ia akan memotret seluruh ladang gandum itu—Begitu indah dan Jungkook ingin menyombongkannya.

"Ku dengar kau tidak makan dengan baik—Kau tidak menyukai olahan gandum?"

Jungkook cukup terkejut mendengarnya, suara dan pertanyaan itu menunjukkan kepedulian membuatnya kembali melirik dan tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan, menghadap kearah Raja yang membuatnya berpikir, mungkin Raja adalah pria baik yang begitu berhati- hati terhadap orang asing.

"Tidak—Hanya karena aku merasa tertekan jadi aku tidak bisa mencerna apapun" ucap Jungkook yang kemudian menundukan pandangannya ketika dirinya melewati ladang gandum itu—memasuki sebuah terowongan panjang namun cukup terang dengan api nya—Api itu sangat unik, hanya di jatuhkan kedalam jar dan mereka akan menerangi malam.

"Sangat menyeramkan untukku tiba di negeri asing seperti ini—Aku tidak mengetahui apapun, bahasa yang mereka katakan, bahkan tongkat yang kau gunakan itu—menggerakan ku begitu saja—" ucap Jungkook yang kemudian menghela nafasnya—Ia hanya ingin mengatakan kegelisahannya, sangat gelisah membuatnya mual setiap kali menelan.

"Tapi—Negeri ini sangat indah, seperti negeri dongeng yang ku baca" ucap Jungkook yang kemudian tertawa kecil dan kembali menundukkan pandangannya sebelum ia kembali menatap pemandangan yang begitu indah, sebuah pegunungan yang begitu megah setelah melewati terowongan.

"Ya—Dan aku harus menjaganya" ucap Taehyung yang turut melirik kearah pegunungan yang begitu megah, membuat Taehyung menghela nafasnya ketika ia mengingat peperangan yang terjadi beberapa ratus tahun lalu.

"Tentu—Seorang Raja pasti menginginkan yang terbaik untuk Negeri nya—Aku membaca sejarah dan menemukan sejarah ketika berada di Negeriku dan itu sangat menyenangkan ketika mengetahui jika Raja begitu bertanggungjawab pada rakyatnya" ucap Jungkook yang kemudian tersenyum dan melirik kearah Taehyung yang kini tengah menatapnya, begitu lembut.

"Dan—Kami kebingungan ketika mengetahui keburukan masa lalu itu dan mungkin pemerintahan pun menyembunyikan kebenarannya" Lanjut Jungkook mengingat beberapa batuan yang ditemukannya di beberapa tempat yang berbeda dan menunjukkan ancaman, namun ucapan itu membuat Taehyung terdiam dengan keningnya yang kini berkerut.

Hingga kereta kencana itu berhenti dengan Taehyung yang tak mampu mengalihkan perhatiannya, menatap gerakan nafas yang begitu ketakutan dihadapannya, hingga Taehyung pun hanya mengangguk dengan pintu kencana yang kini terbuka.

Taehyung melangkahkan kakinya lebih dulu, menginjakkan kaki di batuan halus dengan jemari yang kini terulur membuat Jungkook tersentak dan menerima uluran nya—Hari ini tampaknya Raja tengah membiasakan diri untuk menyentuhnya hingga Jungkook mampu merasakan kehangatan pada jemari itu—sebelum akhirnya jemari itu terlepas dan Jungkook merasa sedikit kedinginan.

Pandangannya sedikit mendongak dengan iris yang kini mengedar menemukan bangunan yang begitu megah dengan tulisan aneh dan Jungkook tidak mampu membacanya. Namun, Jungkook mampu melihat sebuah kereta api berwarna coklat kemerahan layaknya daun di musim gugur begitu mewah di dalam sana.

Tubuhnya berjengit ketika ia merasakan sesuatu yang cukup hangat terlampir pada pundaknya, membuatnya melirik dan menemukan Kim Taehyung yang kini tengah mengancingkan jubah pada bagian leher bagian depan hingga Jungkook mampu melihatnya begitu dekat mata monolid yang begitu tajam serta iris madu nya itu.

"Tubuhmu sangat dingin—Ku katakan untuk mengatakan apapun yang kau rasakan" ucap Taehyung yang kini menatap iris hitam itu, sebelum pemiliknya menunduk dan menganggukkan kepalanya, membuat Taehyung melangkah mengikuti pelayan yang akan mengatur perjalanannya hari ini—

Jungkook merasa wajahnya kini terasa begitu panas membuatnya kembali melangkah dan mengikuti langkah Raja yang cukup cepat memasuki sebuah bangunan yang ternyata benar sebuah stasiun besar yang kini cukup sepi—Dengan kakinya yang kini melangkah masuk ke dalam kereta dan sebuah gerbong yang hanya memiliki dua tempat duduk dengan meja disana.

Iris hitam itu melirik setiap kali mendengar bahasa aneh yang di ucapkan oleh Taehyung pada pelayannya dengan tatapan yang begitu tegas serta suara husky menunjukkan kekuasaan, membuat Jungkook kembali menunduk—Raja itu menyeramkan dan Jungkook sedikit ketakutan hingga Jungkook tersentak ketika meja di hadapannya terlipat dan menghilang dibawah kakinya.

"Kau ingin makan sesuatu?" Tanya Taehyung membuat Jungkook menggelengkan kepalanya dengan iris yang kembali mengedar—Sofa ini berada ditengah gerbong dengan makanan yang berada di setiap sisi nya serta minuman, sangat luas hanya untuk dua orang dan juga stasiun yang begitu sepi dan hanya ada para pekerja disana.

"Apa para rakyat Alathana jarang berpergian? Stasiun ini sangat sepi" Tanya Jungkook membuat Taehyung turut melirik kearah jendela besar di sisinya, memperlihatkan stasiun sepi dengan kereta yang mulai melaju dan Taehyung menggelengkan kepalanya pelan.

"Jika aku memiliki jadwal menggunakan kereta maka stasiun akan di kosongkan" ucap Taehyung membuat Jungkook sedikit membulatkan matanya dan mengangguk pelan dengan jemari yang kini mencengkam jubah yang hangat namun tak mampu menghangatkan tubuhnya dengan cepat.

"Minumlah susu hangat ini—" ucap Taehyung membuat Jungkook melirik kearah pelayan yang membawakan susu berwarna cream disana membuat jemarinya terulur dan merasakan gelas yang begitu hangat hingga Jungkook menggenggamnya erat—

"Itu susu dengan campuran gandum—Habiskan sebelum kita makan malam" ucap Taehyung penuh perintah membuat Jungkook hanya mengangguk dan menyesap susu yang nyatanya begitu enak membuat Jungkook tersenyum tipis dan kembali meminumnya—

Tanpa Jungkook ketahui, Raja itu menghela nafasnya begitu ringan karena setidaknya manusia itu memasukkan sesuatu ke dalam perutnya dengan ucapan Maganis di kerajaan yang mengganggunya selama perjalanan, bahkan muntahan cairan itu benar- benar menganggunya.

"Ini sangat enak, Taehyung" ucap Jungkook yang kembali memegang gelas itu begitu erat walaupun isinya telah habis, rasa gandum dan susu manis itu sangat tepat. Namun membuat Taehyung terdiam dan bersiap untuk memanggil pelayan—

"Kau menginginkannya lagi?" Tanya Taehyung dengan pelayan yang kini melangkah mendekat kearahnya, namun Jungkook menggelengkan kepalanya membuat Taehyung memberikan tanda agar pelayan itu tidak datang—Keningnya kini berkerut karena tak mengerti kenapa manusia itu menggenggam gelas begitu erat dihadapannya.

"Lalu kenapa kau memegang gelas itu?" Tanya Taehyung membuat Jungkook tertawa kecil dan kini menyentuh gelas itu menggunakan pipinya dengan mata yang terpejam, membuat Taehyung kini bersandar dan membiarkan Jungkook mengalami euforia nya bersama gelas itu.

"Ini sangat hangat—Aku kedinginan" ucap Jungkook yang terus memejamkan matanya, merasakan bagaimana gelas itu menghangatkan tubuhnya walaupun sedikit—Rasa hangat itu menyenangkan dan mungkin Jungkook merindukan musim panas sekarang.

Taehyung menggelengkan kepalanya pelan, meraih tongkat dan mengarahkannya pada telapak tangan, membaca mantra sebelum ia mengambil gelas itu dari Jungkook, membuat Jungkook kembali memperlihatkan iris hitamnya dan mengikuti kemana arah gelas itu pergi penuh kesedihan.

Namun, Jungkook tersentak ketika tubuhnya terangkat begitu lembut mendekat kearah Taehyung yang kini mengulurkan lengannya dengan tubuhnya yang kini dipangku seperti koala membuat Jungkook terdiam dengan jantung yang berdetak begitu cepat dan rasa hangat yang menjalar keseleuruh tubuhnya.

"Aku akan menghangatkanmu—Beristirahatlah" ucap Taehyung yang kini merangkul pinggang sempit itu dengan helaan nafas yang terdengar cukup berat, mengarahkan kepala itu agar bersandar pada pundaknya hingga Jungkook pun memejamkan matanya dengan jemari yang mencengkram kuat pada pakaian sutera di bagian pinggang Raja.

"Terima kasih—Ini sangat hangat" ucap Jungkook dengan jantungnya yang kini berpacu, bahkan Jungkook mampu mendengar jantung yang berdetak cukup cepat milik Taehyung sekarang—Namun, ingin sangat nyaman membuat Jungkook merasa mengantuk setelah beberapa malam Jungkook tak mampu tertidur.

"Aku tidak mengerti kenapa negeri ini sangat dingin" gumam Jungkook yang kini memejamkan matanya perlahan karena posisinya begitu nyaman dan hangat—Raja memiliki pundak yang lebar dan membuat Jungkook begitu mudah bersandar seperti ini.

"Karena Copanus hanya memberikan sinarnya tanpa memberikan kehangatan" ucap Taehyung membuat Jungkook menganggukkan kepalanya pelan dengan cengkraman pada pakaian sutera yang sedikit melemah membuat Taehyung terdiam, memejamkan matanya dan menghela nafas.

"Maafkan aku merepotkanmu, Taehyung" ucap Jungkook yang kini merasa sedikit merasa bersalah karena Raja harus memangkunya seperti ini, terlebih dirinya seorang manusia asing di negeri dongeng yang begitu indah. Namun, Jungkook bertanya- tanya— Apa memang seperti ini kehidupan raja dengan pendampingnya.

"Tentu—Tidurlah"

Taehyung perlahan menepuk pelan punggung kecil itu, memberikan rasa nyaman dengan nafas yang terdengar teratur membuat Taehyung tesenyum tipis, sangat tipis seolah ia menyembunyikan senyumannya. Entahlah—setelah melihat ketakutan manusia dalam pangkuannya membuat Taehyung merasa terganggu dan memilih untuk menenangkannya, seperti ini.

"Tenanglah—Aku tidak akan menyakitimu seperti yang kau bayangkan" ucap Taehyung tanpa menghentikan tepukan pelan pada punggung itu—Jika manusia itu berumur 30 tahun, maka untuk bangsawan sepertinya makhluk ini hanyalah seorang bayi yang penuh ketakutan dan juga rasa manja yang besar.

Namun, Taehyung mengangkat lengannya, memanggil pelayan hingga dirinya melihat pelayan bertopi merah yang kini mendekat, menekuk lutut dihadapannya hingga iris berwarna madu itu berubah, menjadi iris biru kegelapan penuh ancaman, memperlihatkan jika amarahnya kembali meluap.

"Cari tahu apa yang para Heolo lakukan—dan temukan Heolo yang bisa berbahasa bangsawan" 

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

33.3K 3.2K 7
Hanya kisah singkat, tentang Kim Taehyung dengan Jeon Jungkook. Top!Jungkook!Bottom!Taehyung don't like don't read!
3.9M 42.3K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1M 153K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.6M 39.2K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...