PART 11

4.5K 771 29
                                    

Api di dalam jar kaca itu bergerak seolah ada angin yang bertiup padahal, ruangan itu begitu rapat dengan jendela yang kini tertutup rapat dan memperlihatkan sebuah bintang yang begitu besar, pengganti mentari di bumi bernama Copanus, begitu terang dengan warna biru terang hampir berwarna putihnya tanda pagi kembali datang.

Copanus itu perlahan bergerak dan kemudian menghilang tertutup oleh awan tipis dan menyisakan sedikit sinarnya pada Negeri Alathana yang begitu megah dengan suara aliran air dari sungai yang kini terdengar begitu menenangkan dengan angin yang mendayu begitu tenang dan menerpa sosok pria yang menggunakan jubah hitamnya di sebuah balkon kamar yang cukup besar.

Iris berwarna madu itu masih menatap kearah Copanus yang sedikit terlihat dilangit, begitu besar dan sangat indah membuat irisnya tak mampu teralihkan selama beberapa menit hingga Copanus itu benar- benar menghilang. Copanus itu adalah sedikit kehangatan yang dimiliki oleh Alathana dan negeri lainnya hingga Copanus adalah sesuatu yang berharga bagi Alathana dan beberapa kaum nya bahkan memberikan penyembahan pada Copanus.

"Neil? Semalam aku memeluk orang lain selain dirimu—" ucap Taehyung tanpa mengalihkan perhatiannya dari Copanus dengan iris madu yang kini terlihat sedikit sendu, dan perlahan merekahkan senyumannya yang begitu sulit ia perlihatkan bahkan pada ayahnya sekalipun, bahkan pada Yoongi dan Tetua Lanarta.

"Haruskah aku memanggil mu Ibu, Neil?" ucap Taehyung yang mengingat jika ibu nya itu tidak pernah mau di panggil Ibu karena kasta yang berbeda, dirinya tetap seorang bangsawan dan Neil adalah seorang Lanarta—Jika ia pikirkan pagi ini, itu terdengar tidak masuk akal karena kasta telah menghilang sejak ribuan tahun lalu. Namun, pandangannya menyendu.

"Aku merindukanmu, Neil—" ucap Taehyung yang kemudian memejamkan matanya seiring dengan Copanus yang menghilang di balik awan tipis itu membuatnya kembali merasakan angin yang menerpa rambut hitamnya yang begitu ringan tanpa mahkota—Hingga, Taehyung mengingat kejadian semalam—

Dirinya tertidur begitu terlelap dalam pelukan yang memang terasa begitu hangat, teapi ketika ia terbangun dan menemukan manusia yang masih terlelap dalam pelukannya, itu mengingatkannya pada Neil—Mata itu terlihat begitu basah dan merah, mungkin jika terbangun mata itu akan sedikit bengkak seperti yang selalu di miliki oleh Neil di akhir kehidupannya.

Neil selalu menangis sambil memeluknya dan Taehyung hanya mampu merengkuhnya begitu saja. Seorang Lanarta mampu merasakan kematiannya, 10 hari sebelum itu terjadi. Hal itu membuat kerajaan menutup pintu gerbang dan berduka bahkan sebelum kematian dan semakin berduka setelah kematian.

Hanya saja—Taehyung tidak memiliki waktu untuk itu karena setelahnya, Sang Ayah meminta Lanarta untuk membuatnya tertidur dan tidak pernah meminta untuk di bangunkan.

Hingga, Taehyung mengganti tahta karena Yoongi tidak menginginkan hal itu dan memilih untuk pergi menyusuri Negeri lain dan sesekali mengirim pesan untuknya. Taehyung tidak masalah—Karena memang tak ada lagi yang bisa di lakukan.

"Neil? Hatiku begitu dingin hingga—"

Taehyung terdiam dengan irisnya yang kini menangkap seseorang yang bersembunyi di balik pohon membuat keningnya sedikit berkerut dengan tubuh yang ia tegapkan.

Iris berwarna madunya perlahan berubah menjadi berwarna biru kegelapan tanda amarahnya kembali meluap karena seorang Maganis berani memperhatikannya dari balik pohon itu.

Hingga—Taehyung pun meraih tongkat dan mengarahkannya pada seseorang di balik punggung itu membacakan mantra hingga tubuhnya kini terangkat dan kemudian terhempaskan pada aspal hingga Taehyung mendengar suara teriakan begitu menyakitkan dengan tubuhnya yang kini menumpu pada mulut balkon Istana nya.

The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum