PART 22

4.7K 790 81
                                    

Tampak sama—Langit itu tetap tidak memberikan cahaya layaknya matahari, hanya Copanus yang begitu besar berwarna kebiruan disana seolah bersatu dengan langit—Angin yang mendayu dengan kecepatan yang sama, daun berwarna hitam hanya saja terdengar suara air yang mengalir dari sungai terdekat, membuat kakinya melangkah menggunakan jubah berwarna hitam yang membuatnya tenggelam.

Iris hitamnya menatap langkah kakinya, kanan, kiri dan kemudian jalanan dengan rumput yang membuat kakinya sedikit basah jika menggunakan slipper, sedikit dingin dan sepertinya pemilik iris hitam itu kembali melakukan kesalahan membuatnya menghela nafas walaupun kakinya tetap melangkah—Ia hanya ingin mengelilingi Istana sebelum kembali ke Alathana.

Angin itu berhembus dengan iris hitam yang kini memantulkan sebuah sungai yang cukup besar dengan penghalang yang tiba- tiba muncul disana seperti penyangga trotoar di kota Alathana. Kakinya kini sedikit berlari ketika menemukan sebuah bangku berwarna kuning membuatnya tersenyum tipis dan duduk disana.

Rambut hitam itu diterpa oleh angin membuat pandangannya yang mendongak, perlahan menutup mata monolidnya mencoba untuk menikmati pagi yang begitu menenangkan dengan suara gemercik air itu— Ia berharap, bisa membayangkan sungai han ataupun lautan di negerinya. Hanya saja, bayangan sosok pria yang kini muncul dalam bayangnya.

Semalam—Raja mengatakan untuk menjadi miliknya dan itu sukses membuat jantungnya berdetak begitu cepat, sangat cepat dengan wajah yang begitu dekat. Hanya saja, malam itu—Otaknya tidak mampu berpikir membuatnya bertanya- tanya itu sungguhan atau hanya sekedar gurauan seorang Raja, membuatnya hanya tertawa dan menghindar. Namun, setiap mengingatnya membuatnya berdebar.

Iris hitam itu kini kembali terlihat, menatap kearah Copanus yang kini mulai tertutup oleh awan tipis tanda siang beranjak membuatnya menatap kearah kakinya yang kini terasa sedikit beku dan mungkin ia harus kembali ke kamar sebelum Raja mencarinya. Namun, pandangannya kembali mendongak menatap sebuah kupu- kupu hitam diatas kepala yang mendekat kearahnya, membuat tubuhnya mundur karena merasa ngeri.

'Katakanlah sesuatu sebelum kau pergi, Jungkook—'

Jungkook membulatkan matanya ketika suara terdengar dari dalam kupu- kupu hitam itu, suara barithone yang di kenalnya membuat wajahnya sedikit mendekat dan mengedipkan nata berkali- kali, memiringkan kepalanya dan perlahan mengulurkan jemarinya untuk memastikan benda apa yang ada dihadapannya.

"Kau ingin menyentuhnya?"

Tubuhnya tersentak ketika mendengar suara barithone yang begitu nyata, membuat iris hitamnya melirik dan menemukan Raja yang kini melangkah menggunakan jubah berwarna hitam tanpa di talikan di bagian perutnya—dibiarkan begitu saja di terpa oleh angin. Jungkook melamun, hingga tak menyadari pria itu telah berada di balik punggungnya.

"Benda apa itu, Taehyung?" Tanya Jungkook yang kini sedikit mendongak menatap pada Taehyung yang kini menundukan pandangannya, menatapnya dengan iris berwarna madu itu sebelum senyuman tipisnya mengembang dan mengulurkan lengannya hingga kupu- kupu itu mendekat, ke depan wajah Jungkook membuat Jungkook kembali memundurkan tubuhnya.

"Seperti ponsel milikmu—Hanya saja bisa ku gunakan untuk mencari seseorang yang menghilang, seperti mu" ucap Taehyung membuat Jungkook kembali mendongak hingga pandangan mereka kembali bertemu—Jungkook merasakan jantungnya kembali berdetak begitu cepat hingga pandangannya ia alihkan pada kupu- kupu dihadapannya.

Taehyung hanya tersenyum tipis membuat jarinya terulur dan menekan salah satu sensor disana hingga terlihat sebuah hologram yang sukses membuat Jungkook tersentak dan memundurkan tubuhnya, melirik sekilas kearah Taehyung karena dihadapannya kini terlihat sebuah video yang sepertinya di ambil tadi.

The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]Where stories live. Discover now