The Ring Solar Eclipse [TAEKO...

By justsyugar

228K 33.5K 3.2K

"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana ha... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44

PART 15

4.7K 767 48
By justsyugar

Copanus pagi ini terlihat begitu besar dengan awan tipisnya, terlihat layaknya planet dibandingkan sebuah bintang yang memberikan sinarnya pada negeri bernama Alathana yang nyatanya memang melewati musim dingin setiap harinya, setiap tahun bahkan dalam setiap generasinya membuat iris hitam yang begitu bulat itu tak berhenti menatap langit.

Sesekali matanya terpejam ketika angin menerpa rambut hitam nya, pakaian berwarna putih dengan renda di dada serta ujung lengannya—Begitu cantik berbahan sutera walaupun membuat tubuhnya mengigil. Udara ini begitu dingin, layaknya puncak kutub dan ia tidak bercanda untuk itu karena sesekali bibirnya gemetar.

Iris hitam itu kembali terlihat dengan pandangan yang masih menengadah kearah langit, berhadapan dengan kereta kencana yang akan membawanya entah kemana—Dirinya hanya menunggu seorang pria berkulit tan, atau mungkin ia harus memanggilnya dengan Raja sekarang—Raja yang mampu membuatnya terus merasa sesak jika berada di sekitarnya.

Hanya saja, Jungkook terdiam menatap kereta kencana yang ada dihadapannya—Tampak begitu mewah dengan warna biru gelapnya, beserta lambang yang tampaknya merupakan lambang dari kerajaan yang memimpin Alathana—Sebenarnya, Jungkook bertanya- tanya dimana dirinya berada dengan bintang sebesar itu terlihat di langit nya.

Lamunannya terhenti ketika Jungkook mendengar suara langkah kaki membuatnya melirik dan menemukan Raja yang kini melangkah dengan rambut hitamnya yang cukup panjang serta pakaian berwarna biru gelap itu.

Sangat tampan dengan pakaian yang sederhana namun mewah. Mungkin, jika pria itu berjalan di Myeongdong, tidak akan ada yang mengetahui jika pria itu bukanlah seorang dari negeri dongeng seperti ini kecuali ketampanannya yang sedikit berbeda. Sangat tampan.

"Selamat pagi, Taehyung—"

Taehyung menghentikan langkahnya ketika di depan pintu kereta kencana yang telah dibuka, membuatnya melirik kearah suara dan hanya menganggukkan kepalanya—Namun, Taehyung terdiam menatap iris yang terlihat begitu lelah serta wajah yang sedikit pucat.

"Apa dia sakit?" ucap Taehyung pada seorang dokter Maganis di balik punggung Jungkook menggunakan bahasa Alathana dan membuat Jungkook menatap sedikit kebingungan, bergantian pada Taehyung dan juga seorang Maganis yang merawatnya walaupun mereka tidak saling bicara—Maganis itu sangat baik.

"Kelelahan—Waktu tidurnya terganggu karena sepertinya waktu pada dimensi ini dan dimensinya berbeda dan dia kesulitan makan"

Taehyung mendengarnya dengan jelas membuatnya melirik pada Jungkook yang hanya menatapnya dengan mata bulat itu seperti hewan pada foto di galeri ponsel berwarna putih—Jika dilihat itu terlihat seperti hewan Hyse di negerinya hanya saja lebih kecil membuat Taehyung terdiam ketika Jungkook kembali menundukan pandangannya.

"Masuklah—" ucap Taehyung membuat Jungkook menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kencana dan Taehyung turut masuk setelah bicara dengan seorang pelayan dan juga Maganis menggunakan bahasa yang tidak Jungkook mengerti, membuat Jungkook hanya menundukkan pandangannya dan duduk berhadapan dengan Taehyung.

Iris hitamnya kembali bertatapan dengan iris madu yang kini hanya menatapnya membuat Jungkook mengalihkan pandangan kearah jendela yang memperlihatkan bagaimana pemandangan Alathana —Pohon dengan daun hitam tanpa bunga, jalanan yang begitu halus bahkan Jungkook tak merasa jika dirinya berada di dalam kereta kencana.

"Jika kau merasakan sesuatu—Beritahu aku"

Jungkook mengalihkan perhatiannya mendengar suara barithone yang begitu lembut membuatnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya—Hanya saja, Jungkook merasa sedikit kedinginan dan ia tidak akan mengatakan hal sepele seperti itu dengan irisnya yang kembali menatap kearah langit Alathana yang masih memperlihatkan bintang yang begitu besar disana.

"Taehyung? Bolehkah aku bertanya?" ucap Jungkook membuat Taehyung yang tengah memeriksa sebuah hologram itu melirik dan menganggukkan kepalanya—menatap Jungkook yang tampaknya menyembunyikan sesuatu dengan bibir yang sesekali gemetar disana entah karena apa. Taehyung tidak tahu sama sekali bagaimana tubuh manusia itu.

"Benda besar itu—Apa itu benar sebuah bintang?" tanya Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dan jemari yang kini menunjuk mengenai kaca, membuat Taehyung turut melirik kearah langit sebelum ia menganggukkan kepalanya, menutup hologram dan turut menunjuk kearah langit mengenai jendela.

"Yang besar Copanus—Bintang yang memberikan cahayanya ketika siang—dan yang kecil adalah satelit Copanus yang terlihat terang ketika malam" ucap Taehyung yang kini melirik pada Jungkook yang tengah menatapnya dengan iris hitam itu dan senyumannya mengembang dan menatap kearah langit—

Jungkook merasa jantungnya kembali berpacu begitu cepat membuatnya hanya mampu mengulum bibir ketika pria itu menjauh, bersandar dengan jemari yang mengetuk pada penyangga lengan—Hal itu membuat Jungkook kembali melirik hingga dirinya merasa wajahnya begitu panas karena pria itu menatapnya—

"Copanus adalah tempat peristirahatan para Lanarta—Lanarta yang mati akan menjadi cahaya di Copanus" ucap Taehyung membuat Jungkook membulatkan matanya dan kembali menatap langit dengan Copanus yang hampir menghilang tertutup oleh awan tipis, menutup warna kebiruannya yang begitu indah.

"Jadi—Seorang Lanarta yang memberikan cahaya pada Alathana?" ucap Jungkook membuat Taehyung menganggukkan kepalanya dengan mata yang tak mampu ia alihkan dari manusia itu. Jika di lihat, wajah itu semakin pucat membuat Taehyung mengerutkan keningnya.

"Lanarta sangat indah, Maganis sangat baik dan Heolo sangat kuat—Tubuhku di tarik begitu saja oleh seorang Heolo keatas wagon—" ucap Jungkook yang kemudian tertawa kecil namun membuat Taehyung terdiam dengan tatapan yang kembali tajam pada manusia dihadapannya—Jungkook menyadari hal itu membuatnya melirik dan menundukan pandangannya.

"Heolo membawamu? Apa alasannya?" tanya Taehyung membuat Jungkook duduk menghadap lurus pada Raja setelah mendengar suara husky yang cukup menyeramkan untuknya—Jemarinya mengepal diatas paha dengan ketakutan yang kini kembali menerpanya—Takut jika tubuhnya kembali di banting menggunakan tongkat itu.

"Aku tidak tahu—Dia membawaku dan bicara menggunakan bahasa yang sama denganku" ucap Jungkook dengan jemarinya yang kini mengepal kuat dan pandangan yang merunduk seolah memohon ampunan bahkan ketika ia belum melakukan kesalahan—Ia merasa begitu cepat belajar karena ketakutannya.

"Apa yang dia katakan?"

Taehyung mendesak dengan jemari yang kini mengepal dan iris yang kini berubah menjadi biru kegelapan—Amarahnya meluap ketika mendengar Heolo yang menarik manusia itu dan itu berarti Heolo mengatakan kebohongan atau manusia dihadapannya yang mengatakan kebohongan. Hal itu membuat Taehyung ingin berteriak penuh amarah.

"Dia—mengatakan Raja jahat dan juga meminta ku untuk menolong mereka, sebelum Yang Mulia membawaku" ucap Jungkook dengan suaranya yang sedikit gemetar membuat jemarinya terasa begitu dingin namun pelipisnya sedikit berkeringat—Ini menyeramkan ketika mengingat lengan dan kakinya di ikat, bahkan tubuhnya di cambuk menggunakan rotan dalam perjalanan ketika pertama di bawa ke istana

"Menolong untuk apa?" tanya Taehyung yang kini mendesak karena Taehyung harus mengetahuinya, entah itu kebohongan atau bukan—Taehyung tidak peduli karena Taehyung hanya perlu membunuh keduanya, manusia itu dan para Heolo.

"Meminta ku untuk menyusup ke Ista—"

Jungkook tersentak dengan tubuhnya yang kini terbentur pada sandaran sofa kencana dengan tongkat yang kini mengarah ke lehernya, seperti ada sesuatu yang mencekik membuat nafasnya sedikit sesak dan irisnya menatap kearah Taehyung dengan iris berwarna biru kegelapan begitu tajam membuat Jungkook memejamkan matanya.

"Apa ini permainanmu? Kau sengaja membuatku membawamu ke istana dan kau mendekatiku?"

Taehyung berucap dengan amarahnya yang semakin meluap, menekan sihir itu kearah leher manusia yang menggelengkan kepalanya dengan air mata menetes disana—Giginya menggertak penuh amarah ketika manusia itu berusaha untuk bicara dengan iris hitam yang kini kembali terlihat sedikit merah.

"A—ku meno—lak" ucap Jungkook begitu tertatih dengan nafasnya yang kini terasa hampir habis membuat matanya kembali terpejam dan lengan yang terkulai lemah. Namun Jungkook tersentak ketika tubuhnya di banting ke atas sofa, lengannya terikat dan kakinya juga terikat begitu kuat membuatnya terisak hingga tubuhnya kembali membentur sandaran.

"Ku—mohon, ti—dak"

Taehyung mendengarnya, tangisan itu, serta air mata yang kembali menetes disana menghapus senyuman dengan wajah yang kini semakin pucat membuat Taehyung menurunkan tongkatnya dan menatap tajam pada manusia yang kini tengah meraup oksigen begitu rakusnya dengan cairan yang siap kembali dikeluarkannya—mengenai lantai kencana dengan pemiliknya yang hanya menatap datar.

"Aku meminta pulang pada mereka— dan mereka mengikatku, menyeretku keluar dan Anda datang, Yang Mulia—uhuk—" ucap Jungkook dengan batuk yang kini terus menderanya, nafasnya begitu sesak membuat nafasnya terengah- engah. Namun, Jungkook memejamkan matanya setidaknya ia bisa bernafas hingga air mata itu kembali membasahi pipinya.

"Berikan buktinya padaku—" ucap Taehyung yang kini bersandar pada sandaran dengan kaki yang di tumpu pada lutut dan menatap tajam pada manusia yang kini menggelengkan kepalanya pelan, tanpa ragu membuat Taehyung kembali menggertakkan giginya hingga iris hitam yang begitu kosong itu kembali terlihat.

"Aku tidak memiliki bukti apapun—" ucap Jungkook dengan wajahnya yang ia sembunyikan pada sofa dengan suara isak tangis yang kini teredam membuat Taehyung menelan saliva nya kasar serta jemari yang kini mengepal—Tangisan seperti itu terdengar begitu nyata seolah manusia itu benar ketakutan, mungkin sangat ketakutan.

Hal itu membuat Taehyung mengulurkan tongkatnya, membersihkan muntahan cairan serta mengangkat tubuh Jungkook yang begitu lemah, agar bersandar hingga iris hitam itu kembali menatapnya, memohon ampunan dengan isak tangis yang kini terdengar—

Tangisan itu sangat menyakitkan membuat Taehyung terdiam melepaskan ikatannya pada lengan dan kakinya dengan jemari yang kini terulur menyentuh pipi yang begitu basah dengan tubuh Jungkook yang berjengit karena sentuhan itu, membuat Jungkook memejamkan matanya.

"Tentu—Jangan menangis"

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

33.3K 3.2K 7
Hanya kisah singkat, tentang Kim Taehyung dengan Jeon Jungkook. Top!Jungkook!Bottom!Taehyung don't like don't read!
347K 39.6K 39
Boy*Boy, BoysLove, Dewasa, Komedi, Drama, Hurt, Mpreg, 🔞. . Summary : Jungkook yang ditumbalkan ayah kandungnya sendiri demi harta dan kedudukan pad...
60.6K 8.2K 52
Jika pada umumnya seorang pangeran digambarkan sebagai seseorang yang serba sempurna, maka kalian harus lihat pangeran yang satu ini. Kim Taehyung...
2.1M 9.8K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...