The Ring Solar Eclipse [TAEKO...

By justsyugar

235K 34K 3.2K

"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana ha... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44

PART 12

4.7K 780 29
By justsyugar

Entah apa yang terjadi, pagi ini Alathana di turuni oleh salju begitu rintik- rintik beserta angin yang tetap begitu mendayu pada Copanus baru memperlihatkan dirinya beberapa menit yang lalu. Hal itu membuat Sang Raja yang memiliki Alathana melirik ke arah rintikan salju hingga pandangannya pada sosok manusia yang tengah tersenyum tipis itu teralihkan.

Iris sehitam jelaga itu turut melirik dan menatap rintikan salju yang tampak berbeda, membuat iris hitamnya membulat ketika menyadari jika salju itu berbentuk kristal layaknya bunga musim dingin yang begitu indah.

Ia menutup bilah bibirnya menggunakan punggung tangan karena begitu takjub, rintikan yang turun perlahan layaknya hiasan natal walaupun udara mampu membekukan tubuhnya

"Salju itu sangat indah, Yang Mulia—"

Taehyung melirik dengan iris berwarna madu nya pada manusia yang bicara begitu lembut dan suara yang begitu tenang, membuatnya kembali menatap kearah salju yang tampaknya hanya—terlihat seperti salju membuat Taehyung sedikit mengerutkan keningnya tidak mengerti, hingga Taehyung pun kembali melirik pada manusia yang terlihat seperti menghitung salju disana.

"Jika kau ingin menghitung rintikan salju itu, pergilah" ucap Taehyung dengan tongkat yang kini meraih ponsel berwarna putih itu, membuat Jungkook tersentak dan melirik kearah Raja yang tampaknya memang sama sekali tidak bersahabat dengannya—Walaupun telah menolong kehidupannya dengan iris penuh rasa ingin membunuh disana membuat Jungkook menciut.

"Aku akan memeriksa ini—"

Taehyung berucap dengan kakinya yang kini melangkah masuk kedalam ruangan yang bersatu dengan balkon, menutup pintu ruangan itu menggunakan tongkat membuat Jungkook tersentak dengan irisnya yang kini mengedar—mencari bagaimana dirinya turun dan pergi dari balkon besar ini hingga matanya semakin membulat dan menatap kearah punggung Raja yang hampir menghilang.

"Yang Mulia?"

Jungkook memanggil dengan kebingungannya, menatap kearah ruangan yang tampaknya begitu megah, mungkin sebuah kamar membuatnya bangkit dan menatap kearah balkon yang begitu tinggi dari pijakan—Matanya terpejam singkat sambil memijat pelipis untuk memikirkan bagaimana dirinya turun dari balkon sebelum Raja kembali dan melihatnya disini.

Namun, pandangan itu terangkat dengan Jungkook yang kembali menatap kearah langit yang menurunkan rintikan salju dengan bentuk yang terlihat begitu indah walaupun tanpa kaca pembesar—benar terlihat seperti kristal untuk hiasan natal dan juga bunga musim dingin begitu indahnya membuat Jungkook menghela nafas dan menundukan pandangannya.

"Aku—dimana"

Suara itu terdengar oleh sosok pria yang kini bersembunyi di balik dinding dengan raut wajah datarnya, mata yang menunjukkan ketidaktarikan, tetapi kebutuhannya untuk mencari tahu. Iris madunya kini menatap lurus pada apa yang ada dihadapannya dengan jemari yang mencengkam ponsel begitu erat karena pemuda itu tak kunjung pergi dari balkon kamarnya.

Kim Taehyung bertanya- tanya, benarkah manusia itu adalah makhluk lemah dengan segala keserakahan dan sikap pembohongnya—Hanya saja, jika Taehyung melihat pada ponsel putih ini, tampaknya manusia itu tidak berbohong karena suara rekaman yang dihasilkan, memang manusia itu menggunakan bahasa bangsawan milik Alathana.

Hal itu membuat Taehyung menghela nafasnya—Haruskah ia membunuh manusia itu atau membiarkannya hidup di Alathana? Karena Taehyung tidak mungkin membiarkannya kembali, ke tempatnya dengan iris yang telah berbinar menatap Alathana—Taehyung hanya takut, keserakahan manusia itu membawa petaka bagi Alathana 167 tahun setelahnya ketika gerhana itu kembali.

***

Iris hitam itu masih menatap kearah pijakan berharap jika terjadi suatu keajaiban yang mungkin akan membawanya turun dan meninggalkan balkon besar itu—Udara semakin dingin dan dirinya merasa mengigil dengan langit yang kini tertutup awan tebal dan salju yang berhenti turun ke permukaan, membuat fokusnya berganti pada angin yang begitu mendayu mengenai kulit dan wajahnya.

Ia sesekali melirik kearah ruangan berharap jika pria berkulit tan itu mungkin ada di dalam dan dirinya bisa meminta bantuan. Namun, itu bisa menjadi petaka membuat Jungkook mengeluh dan berharap ada keajaiban lainnya.

Jeon Jungkook tidak ingin melihat perubahan iris madu menjadi biru kegelapan itu—Tidak lagi membuat Jungkook memejamkan matanya walaupun hanya sekedar membayangkan.

Namun, Jungkook bertanya- tanya mengenai bahasa yang nyatanya ada di negeri layaknya negeri dongeng ini. Bahasa khusus bangsawan? Membuat Jungkook memutar otaknya mengenai sejarah bahasa di negara nya dengan pandangan yang menunduk dan matanya yang kini terpejam, tetapi ketika Jungkook membuka matanya tubuhnya kembali tersentak.

Iris hitam nya kini kembali bertatap dengan iris berwarna biru kegelapan dibawah sana membuat Jungkook mengulum bibirnya dan mengedarkan pandangan dengan pikirannya yang kembali berputar dan bertanya- tanya bagaimana caranya ia turun.

Namun, iris itu terus menatapnya penuh ancaman membuat Jungkook tak memiliki pilihan lain selain naik ke atas mulut balkon.

"Saya—akan turun, Yang Mulia"

Kim Taehyung menggertakkan giginya dengan mata yang tidak teralihkan dari manusia yang nyatanya masih berada di balkon kamar miliknya—Ia menatap tajam, beberapa jam berlalu setelah dirinya memberikan perintah agar manusia itu untuk pergi dan ia masih menemukannya disana dengan posisi yang sama dan wajah pucat—Sangat menjengkelkan membuat nya menyembunyikan tongkat dibalik punggung.

"Undur keberangkatanku 30 menit—"

Taehyung berucap menggunakan bahasa Alathana pada pelayan yang tengah menunggunya—Hingga pelayan itu pergi dengan Taehyung yang kembali menatap manusia yang tampaknya sedikit bingung dan duduk diatas penyangga balkon—Hal itu membuat Taehyung menghela nafasnya dengan Jungkook yang menatap tepat kearah mahkota yang pria itu gunakan.

"Turun atau aku akan memberikan hukuman cambuk padamu menggunakan Vabara" ucap Taehyung yang mengingat alat cambuk terbuat dari rotan yang diciptakan oleh Maganis dengan iris yang masih menatap tajam karena manusia itu tampaknya menatap penuh kebingungan dengan kaki yang bersiap turun begitu ragu.

"Kau tinggal melompat atau aku akan benar mencambuk mu!"

Ancaman itu membuat Jungkook tersentak dan memilih untuk melompat dengan mata terpejam—Namun, hal itu membuat Taehyung turut tersentak karena manusia itu tampaknya benar- benar melompat, hanya melompat tanpa mengetahui perlindungan diri apapun membuat Taehyung mengulurkan tongkatnya, menahan tubuh itu dan menariknya perlahan kearahnya.

"Selain lemah, apa manusia adalah seorang makhluk yang bodoh?"

Jungkook mendengarnya dengan jantung yang berpacu dan seluruh tubuhnya yang kini mati rasa, irisnya membulat dengan nafas yang memburu ketika tubuhnya mendekat kearah pria yang menggerakkan tongkat, membuat Jungkook spontan mengulurkan jemarinya menyentuh pundak lebar itu ketika kakinya hendak menyentuh tanah.

Jungkook tak mampu memikirkan apapun dengan keringat yang kini membasahi pelipisnya dan tubuhnya terasa begitu panas karena ketakutan. Namun, pria itu terus menatapnya dengan tatapan tajam walaupun meraih tubuhnya begitu lembut tadi.

"Kau berani menyentuhku sekarang?" ucap Taehyung dengan iris biru kegelapan itu membuat Jungkook memejamkan matanya sejenak dan melepaskan lengannya yang sedikit gemetar dari pundak yang begitu tegap—Jantungnya masih berpacu cepat membuat nafasnya sedikit sesak dan pandangannya kini menunduk.

"Maafkan aku, Yang Mulia—"

Jungkook berucap dengan kaki yang kini melangkah mundur dan tak berani mengangkat pandangannya, hingga tongkat itu kembali mengangkat tubuhnya mundur beberapa langkah membuat Jungkook kembali tersentak dengan perutnya yang kini terasa begitu mual—Terasa berbeda ketika tubuhnya diturunkan sangat lembut tidak seperti ini.

"Jangan mendekat, jangan berani menatapku, dan tunggu lah perintah dariku dimana kau tinggal" ucap Taehyung pada Jungkook yang kembali mengangkat pandangannya begitu bingung sebelum mengangguk dan membungkukkan tubuhnya—Hal itu membuat Taehyung memilih untuk melangkahkan kakinya untuk pergi menemui parlemen di Kota.

"Yang Mulia—"

Jungkook sedikit berteriak setelah berpikir ribuan kali sejak dirinya bangun dari tidur, membuat langkah Raja dengan mahkota permata itu berhenti dan mungkin tengah menghela nafas membuat Jungkook berlari kearah pria berkulit tan dan kembali berdiri berhadapan dengan iris yang kini berwarna madu lebih menenangkan walaupun tatapannya tetap tajam layaknya elang disana.

"Bolehkah Saya bertanya satu hal?" tanya Jungkook membuat Taehyung terdiam dan mengulurkan jemarinya singkat, memberikan izin pada manusia itu untuk bertanya membuat Taehyung bertanya- tanya apa manusia tidak memiliki seorang Raja hingga manusia dihadapannya kini begitu berani, berhadapan dengannya. Sangat tidak masuk akal.

"Bagaimana caranya Saya pulang?"

Jungkook berucap ragu dengan pandangan yang menunduk membuat Taehyung terdiam dan mengepalkan jemari dibalik punggungnya dengan tongkat yang kini digenggam begitu erat. Suara itu, bahkan iris itu berbicara mengatakan ingin kembali—kerumah nya membuat Taehyung kembali menatap iris hitam itu karena diamnya.

"Kau tidak akan pernah kembali, bahkan jika memang ada cara untuk kembali"

Taehyung berucap membuat Jungkook tersentak dengan tubuh yang kini menegang—Iris hitam itu menatap penuh pada iris madu yang mengatakannya tanpa ada candaan disana membuat Jungkook mengepalkan jemari dengan hati yang kini bergemuruh dan membuatnya ingin menangis.

"Kenapa? Aku ingin pulang—" ucap Jungkook dengan suaranya begitu gemetar, sebelum tawa kecil itu keluar dari bibir tipisnya untuk menghapus isak tangis yang kembali muncul karena ucapan itu—Begitu mudahnya tanpa memikirkan bagaimana ketakutannya berada di Negeri yang bahkan tidak Jungkook ketahui.

"Karena aku tidak bisa mempercayaimu—"

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 446 9
[SQUEL SECRET/SELESAI/SHORT STORY] Free baca langsung ataupun baca book pertama. Kita salah. Seharusnya hubungan ini tidak terjadi. Tapi kita juga ti...
1.8M 60K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
92.9K 8.7K 22
Jika kalian ingin tau seberapa busuknya sebuah hubungan keluarga yang penuh topeng, mari kuperkenalkan kalian dengan keluargaku. Dimana kami sangat p...
668K 33.4K 59
[END] Terjebak seperti dalam penjara? Begitu dingin dan juga mengekang. Posesif dan juga menggairahkan. Romantis dan juga cemburu. Sakit tapi candu. ...