Langit Sebastian Bratadirkasa

By Nillaksm

7.5K 2.1K 4K

"Aku tidak pernah menyesal kita saling bertemu, yang ku sesali hanya rasa yang sangat besar di waktu sesingka... More

PROLOG
LANGIT SEBASTIAN BRATADIRKASA
ARETTA QUEENSHA KESYAWARI
1. KANTIN SMA METEOR
2. WDPB
3. BROKEN HOME
4. PENAWARAN
5. VOKALIS BARU
6. ANCAMAN
7. HUKUMAN DAN PERTEMUAN PERTAMA
8. CAFE
9. AWAL SEBUAH CERITA
10. PEMBALASAN
11. SHAY AWAY (1)
12. SOMEDAY YOU WILL LOVE ME (2)
14. MENOLAK GARIS HIDUP
15. LIONERZ : Comma or Period! (1)
16. TITIK AWAL LIONERZ (2)
17. SEMAKIN DEKAT ?
18. LIONERZ VS WOLFIN : TANTANGAN (1)
19. LIONERZ VS WOLFIN : THE WAR (2)
20. TENTANG SEBUAH LUKA
21. KONVOI, SMA METEOR DAN PERASAAN BARU.
22. BAZAR SMA METEOR DAN ADU PERASAAN
23. PERINGATAN MISTERIUS

13. RAHASIA, HARAPAN DAN RASA BERSALAH (3)

210 54 129
By Nillaksm

Hai Semua Langit balik lagi nih<3

Siap untuk penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian?

Komen yang banyak❤️

Dengerin musiknya juga✨

🎶 Raisa - Serba Salah🎶

Happy Reading!!!

"Silahkan rencanakan sesuatu dengan rapi, jika alam menghendaki maka alam akan membantumu tapi jika alam tidak menghendaki maka alam akan memberikanmu kejutan yang tak kau rencanakan."

Selesai bimbingan Langit dan Dirga memutuskan untuk menemui teman-temannya di WDPB. Langit tak ingin pulang ke rumah secepat ini ia tak sangup jika harus melihat kejadian kemarin terulang lagi.
Sampai di WDPB, Langit dan Dirga langsung menuju tempat dimana Aldan, Ravin, Adeni dan Bayu duduk. Hari ini nampaknya WDPB sangat ramai terbukti hampir semua tempat duduk terisi.

"Ehhh ada calon anak kesayangan Bu Renata nih," ledek Aldan.

Langit tak menghiraukan ledekan Aldan dan memilih langsung duduk disebelahnya, Dirga sejak tadi sudah duduk didekat Adeni.

"Wah gila baru juga sehari bimbingan udah jadi anak penurut aja lu Lang," ucap Ravin ia melihat baju Langit yang dimasukkan ke celana terlihat lebih rapi dari biasanya.

"Idihhh diapain Bu Renata lu sampe kaya gini." Adeni curiga.

"Nggak papa kok Abang Lalang, Abang tambah kelihatan tampan," ucap Bayu manja.

"Jijik gue Bay dengernya," Aldan nampak jijik melihat Bayu.

"Bacot lu pada," balas Langit dingin sambil mengeluarkan bajunya dari celana.

"Baru juga dipuji udah keluar lagi Lang." Ravin tak heran jika Langit seperti ini.

"Lang jadi si Aretta bakal lu apain?" tanya Dirga tiba-tiba penasaran dengan rencana Langit.

"Gue juga belum tau yang jelas gue bakal ganggu hidup dia terus sampai dia ngerasa terusik." Terdengar bergitu mengerikan bagi siapa saja yang mendengar ucapan Langit, ia mengambil minuman Aldan lalu meminumnya.

"Eta buset itu minuman gue," ucap Aldan.

"Kalau gue lihat-lihat si Aretta ma cewek baik Lang, nggak cocok lu jadiin mainan," ucap Ravin.

"Iya Lang, gue lihat dia cewek baik, jangan lu mainin lah kalau boleh buat gue aja," raja fakboi mulai beraksi.

"Ohh gitu Dan, kalau gitu Selena buat gue aja ya?" ucap Bayu.

"Enak aja lu, muka pas pasan gitu ngarep sama Selena yang beningnya minta ampun." Aldan kesal bukan main.

"Bangke lu Dan, meski tangan gue masih sakit. Masih bisa nih buat mukul lo," ujar Bayu. 

"Kapan gips lo bisa di lepas?" tanya Langit.

"Lusa Lang, itupun kalau udah gak bergitu sakit," balas Bayu.

"Lo pasti kesulitan buat ngelakuin apapun, kan Bay?" Langit tau sejak tangan Bayu seperti itu ia tak pernah bisa melakukan semua hal seperti biasanya, contohnya berangkat sekolah. Bayu selalu dijemput Adeni.

"Gpp lama-lama juga bakal balik lagi kaya dulu," sahut Bayu ia tau Langit masih merasa bersalah.

"Bay, tapi gue kurang setuju deh, kenapa cuma satu tangan? Kenapa gak sekalian dua-duanya?" Aldan kamu kenapa seperti itu?

"Iya, baru kepikiran gue Dan, kalau dua-duanya gue yakin sih Askar bukan cuma masuk rumah sakit udah masuk neraka terus hilang deh penganggu," sahut Ravin.

"Kalian tega gitu lihat gue tersiksa gini?" ujar Bayu dramatis.

"Gak tega sih Bay, tapi kalau bisa bikin Askar enyah dari bumi gue tega Bay," ucap Adeni.

"Andai Bay, Askar bikin lo koma, gue yakin Langit lo itu bakal bikin Askar langsung titik dalam hitungan detik," Dirga kenapa kamu ikut-ikutan?

"Jahat sekali kalian! Bodo Bayu mau ngambek satu minggu sama kalian, Bayu gak mau ngomong sama kalian titik," ucap Bayu memalingkan wajahnya dari mereka.

"Mau lo marah, mau lo ngambek, mau lo mati sekalipan gue kaga perduli." Aldan sungguh tak punya hati.

"Mau lo gantung diri gue kaga perduli Bay," ucap Ravin.

"Mau lo jauhi kita pun juga gue kaga rugi kehilangan temen kaya lo," ucap Adeni.

"Mau lo pindah sekolah juga bodo amat Bay." Dirga kali ini ikut memanaskan suasana.

"Huwaaaa makkk, ini anak mu di bully. Kalian tuega bener sama Bayu, Bayu salah apa sama kalian sampe tega hati kalian berucap seperti itu. Sakit, sakit hati Bayu sakit ya Tuhan," balas Bayu, tangan kirinya meredakan rasa sakit yang tiba-tiba muncul tanpa diminta.

"Gila lu pada, mulut kalian gak pernah disekolahin pa gimana? Walau Bayu gila dia tetap saudara gue, kalau gak ada yang ngerasa kehilangan pas lo pergi Bay, gue yang akan sangat kehilangan lo, siapapun yang berani melukai fisik bahkan hati saudara gue siap-siap aja gue kirim orang itu ke neraka." Ucapan Langit membuat mereka menegang seketika.

"Bercanda Lang, bercanda kita mah," ucap Ravin mencoba tersenyum manis ke Langit.

"Bercanda kita Lang, kita kan pren, Bay." Aldan sambil merangkul bahu Bayu.

"Bukan lo bukan pren gue, tadi bilangnya kaga bakal perduli seklipun gue mati, pergi lo gue cuma punya temen yaitu Langit," ucap Bayu melepas rangkulan Aldan.

"Bercanda Bayu Matteo Prabaswara, baperan banget lu jadi cowok." Adeni geram.

"Maafin kita Bay bercanda tadi, sorry kalau nyakitin hati lo," ucap Dirga.

"Bayu maapin Abang Dirga doang, Aldan, Ravin, ma Adeni biar habis ditangan Langit, gue bodo amat kaga perduli mau dikirim Langit ke neraka sekalipun Bayu ikhlas," ucap Bayu.

"Kampret lu Bay, sama Dirga aja langsung dimaafin, kita lu kasih ke singa, bener-bener pingin gue bikin mutah paku lo Bay," ucap Aldan.

"Sebelum lo ngelakuin itu, gue kirim dulu lu ke neraka Dan," Langit terdengar sangat serius.

"Dah lah serba salah mulu gue, serah dah serah, serah lu gue mau diem aja, salah mulu kalau ngomong," ucap Aldan.

"Kalau Selena gak boleh buat Bayu bolehkan Selena buat gue? Secara gue jauh lebih ganteng dari Bayu kan?" ujar Aiden.

"Gak gak boleh Selena mutlak milik gue." Aldan kekeh dengan pendiriannya.

"Katanya mau diem, itu ngomong tuh Dan," balas Dirga.

"Eh iya lupa," balas Aldan nyengir.

"Elu ma serakah Dan, mau Aretta tapi Selwna nggak lu lepas, dasar fakboi. " Ravin memutar bolanya malas.

"Lang ati-ati sama perasaan lu."

"Maksud lu apa Dir?" Langit tampak heran, apa maksud dari Dirga? Tidak mungkin jika ia akan terbawa perasaan saat menjalankann rencananya.

"Yah ati-ati aja, cuman gara-gara hal sepele gitu lu bales dendam, ntar keseringan ganggu dia terus lu nyaman ." Seakan Dirga sangat berpengalaman tentang hal nyaman.

"Nggak bakal, nggak tertarik gue sama cewek modelan kaya dia." Langit tak akan semudah itu menyukai seseorang terlebih dia cewek menyebalkan seperti Aretta.

"Ati-ati Lang sama ucapan, ntar lu nelen omongan lu sendiri baru tau rasa lu." Tak ada yang tau, apakah Aretta mampu membuat Langit merasakan cinta? Masih menjadi misteri bagi semua orang termasuk Aldan.

"Nggak bakal," jawab Langit ketus.

"Iya-iya sekarang bilang nggak bakal, ntar kalau udah mulai nyaman nggak bakal tu ada kata nggak bakal keluar dari mulut lu." Menggoda Langit adalah hal menyenangkan bagi mereka, apalagi kalau Ravin mulai beraksi.

"Kemakan sama omongan sendiri itu menyakitkan bro." Bukan hal baru lagi jika kemakan omongan sendiri itu menyakitkan, Adeni salah satu orang yang pernah mengalami itu, jadi dia tau bagaimana rasanya.

"Bayu ma setuju ma mereka kali ini Bang Lalang," ucap Bayu manja sambil memakan gorengan dan beberapa kali mengedip-ngedipkan matanya ke Langit.

"Najis." Langit merasa aneh setiap kali mendengar ucapan manja dari yang Bayu.

Kini mereka menikmati makanan yang mereka pesan pada Bucan hanya Langit yang belum memesan makanan.

Gimana kalau yang mereka omongin tadi bener? Gimana kalau ntar gue malah suka sama tu cewek? Gimana ntar klau gue kemakan sama omongan gue sendiri?

Pertanyaan itu kini tengah menyerang pikiran Langit, ia binggung harus bagaimana jujur saja ia tak ingin memperpanjang masalah ini tapi melihat Aretta yang menantang seperti itu dan berani berbicara dengan nada tinggi membuat Langit geram bukan main. Jadi mau tidak mau ia harus melakukan ini, ia tak mungkin menarik kata-kata yang sudah keluar dari mulutnya.

Gue harus ngelakuin ini, batin Langit.

"Lang lu nggak mau pesen makanan?" Aldan melihat Langit melamun, pasti ada sesuatu yang mengangggu pikirannya.

"Pesenin gue deh Dan."

"Oke deh kaya biasa kan?" tanya Jordan dibalas anggukan oleh Langit.

"Bucan pesen mi rebus 1 sama telur 1 kasih cabe 4, kuahnya dikit. " Teriak Aldan.

"Siap."

"Lang keadaan nyokap lo sekarang gimana? Udah ada perkembangan?" tanya Dirga.

"Ahhh lu mah Dir kebiasaan suka ngerusak mood orang, Langit ke sini biar bisa lupa sejenak sama masalah itu, ehh malah lu ingetin terus." Bukan Aldan tak perduli dengan kondisi nyokap Langit, ia tau setiap pembahasan mengenai Mamanya akan membuat Langit semakin mengingat kejadian itu.

"Gue tanya gini karena gue care sama Langit."

"Emang lu pikir gue nggak care sama Langit?"

Suasana sangat memanas karena adu mulut dari Aldan dan Dirga, entah apa yang mereka debatkan, yang punya masalah saja terlihat biasa tapi lihat mereka. Sebelum mereka adu tonjok Langit buka suara.

"Udah napa sih debat mulu ini bukan pemilihan Capres, jadi nggak usah debat," kata Langit dingin ia heran dengan Dirga dan Aldan yang suka sekali berdebat tentang hal sepele.

"Lu belum jawab pertanyaan gue Lang." Dirga tau tak baik membuat orang terus-menerus mengingat masa lalu, ini Langit ia tak mungkin bercerita jika tidak dipancing. Muka sok tegarnya tak mampu membohongi teman-temannya.

"Nggka ada yang membaik Dir, belum ada perkembangan Dokter Sanjaya yang nangani Mama setahun terakhir ini aja, juga belum tau cara ampuh sembuhin Mama biar kaya dulu lagi." Langit tau sekuat apapun ia berusaha tegar di depan teman-temannya, ia tak akan pernah mampu.

"Lo nggak boleh nyerah, gue yakin nyokap lo sembuh." Aldan tak pernah membayangkan bagaimana bisa Langit setegar ini, mungkin jika ada diposisinya Aldan memilih mengakhiri hidupnya.

"Iya Lang gue juga yakin suatu saat nanti Mama lo bakal bisa kaya dulu lagi meski udah ngga ada Bulan, " ucap Ravin.

"Gue tau Lang bertahan didalam rumah yang udah lu anggap kaya neraka, itu ngga mudah. Lo, bintang, bokap lo, itu orang hebat," ucap Dirga.

"Tuhan nggak bakal ngasih cobaan diluar batas kemampuan manusia Lang,"  ucap Adeni.

"Tumben lo bijak Den," ucap Aldan.

Bayu sebenarnya tak mau membuat suasana semakin sedih tapi ia sangat ingin mengatakan ini, "Bayu yakin kok Lang, suatu saat nanti Tante Ariani bakal sembuh dan kalau udah sembuh gue mau minta Tante Ariani buat masakin gue lagi, gue kangen banget Lang sama masakan nyokap lo, udah lama banget gue nggak makan masakan nyokap lo terakhir kapan ya? Kayanya pas nginep dirumah lo setelah ribut ma si Askar pelangi, setahun yang lalu deh."

"Elu ma pikirannya makan mulu Bay," ucap Ravin.

"Gpp dong, gratis jelas gue mau lah."

"Gila bener juga kata Bayu, gue juga kangen sama masakan nyokap lu," ucap Aldan sambil mengingat bagaimana enaknya masakan Mama Langit.

Mereka berenam ini memang sering menginap di rumah Langit sekedar berkumpul menghabiskan isi kulkas Langit, bercanda gura dan istimewanya lagi keluarga Langit sangat menerima kehadiran mereka, bahkan Mama Langit selalu membuatkan makanan lezat saat mereka main ke rumah. Wajar saja bila mereka rindu.

Bukan cuman kalian yang kangen masakan Mama gue Bintang, Papa juga kangen, banget malahan, batin Langit.

"Udah deh gak usah bahas itu mulu, biar lah Lalang tenang dikit," ucap Aldan sengaja menyudahi pembahasan tentang Mama Langit.

"Ngomong-ngomong nih yee, kabar Bang Baron gimana ya?" Ravin tiba-tiba teringat oleh seseorang yang sangat berjasa bagi semua anak badboy Meteor.

"Iya gue baru inget sekarang ama Bang Baron, udah lama juga dia gak kesini," ujar Adeni.

"Tanpa Bang Baron kita gak bakal bisa kaya gini." Aldan menatap semua anak-anak Meteor yang berkumpul di tempat ini.

"Bang, lo masih gak mau buat ambil tawaran Bang Baron?" tanya Vino, adik kelas Langit yang sangat kagum dengannya. Mereka bukan menguping, apapun pembahasan Langit dkk mereka pasti dengar apalagi pembahasan tentang Bang Baron.

"Jawaban gue masih sama," balas Langit, ia tau jawaban ini membuat semua orang kecewa mendengarnya.

"Lang, lo itu mampu buat mimpin kita semua gue nih yang notebe kakak kelas lo aja gue ngeri lihat lo, gimana musuh kita coba," balas Tegar anak kelas XII IPS 3, bisa dibilang sangat menghormati dan juga takut pada Langit.

"Itu lo aja yang penakut," balas Langit memutar bolanya malas.

"Bangsat lu Lang gue puji malah hina gue."

"Ucapan Tegar ada benernya Lang, anggap aja dengan lo wujud in cita-cita Bang Baron, bisa bikin kita makin solid dan ditakuti semua musuh sesuai semboyan kita," ujar Aldan, ini mungkin kesejuta kalinya Aldan membujuk Langit.

"Jawaban gue masih sama." Langit menatap depan nanar mengingat bagimana Bang Baron meminta agar ia mewujudkan cita-citanya itu.

*****

Selesai bimbingan Aretta langsung menuju parkiran, hari ini ia pulang bersama Selena. Mobil merah Aretta kini sudah keluar dari SMA Meteor, didalam mobil Aretta memberanikan diri bertanya pada Selina.

"Sel?"

"Kenapa Ta?"

"Gue boleh tanya sesuatu nggak?"

"Tanya apaan?"

"Tentang kalian."

"Tentang kalian siapa sih Ta? Gue nggak paham to the point aja."

"Tentang lo, Karresa, Kayla, Deya, Zajua. Gue tau, gue baru banget masuk dalam kehidupan kalian tapi gue rasa gue juga perlu tau tentang kalian biar gue nggak binggung sendiri kalau ada apa-apa, gue tanya gini bukan cuma pingin tau tapi gue juga perduli."

"Iya juga, lo harus tau tentang kita, tapi kalau lo tau gue harap lo nggak ngejahuin kita karena sifat kita yang bakal kebongkar hari ini."

"Tenang aja Sel, gue bukan temen kaya gitu ,justru karena gue tanya gue mau kenal kalian lebih jauh."

"Oke gue mulai dari Zajua deh. Zajua itu cewek yang sedikit pendiam, tomboy juga, sekali ngomong pasti nyelekit banget, nusuk banget deh dia pinter Bahasa Indonesia suka banget tu anak sama mapel itu kalau masalah cowok Zajua nggak pernah deket sama cowok kecuali kalau cowok itu deketin Zajua, sayangnya Zajua cuek."

"Bukannya dia lagi deket sama Bayu temennya Langit itu ya?"

"Itu ma Bayu aja yang sok berusaha deketin Zajua, Zajuanya ilfeel banget ma dia."

"Lanjut deh Sel."

"Terus Deya. Deya itu lumayan kalem, kalau dia diganggu pas lagi serius belajar Biologi bakal ngamuk tu anak, kena marah semua anak kelas sama dia, kalau soal cowok Deya nggak terlalu terbuka sih setahu gue dia pernah punya cowok dan sekarang udah mantan, gue denger-denger juga kalau dia lagi dideketin Damar tapi sukanya sama Adeni."

"Damar siapa?"

"Damar temennya Askar, udah deket beberapa bulan ini, tapi tetep aja Deya sukanya sama Adeni," papar Selena.

"Oh gitu."

"Terus Kayla. Kayla cewek yang cukup ambisius, kalau ngomong selalu bener dan nusuk, tajem banget mulutnya, dia itu nggak suka diganggu kalau lagi ngitung uang kas. Kalau sampe diganggu dan dia lupa berapa tadi jumlah yang diitung bisa kena amuk ma tu anak. Kalau tentang cowok dia dulu punya pacar namanya Megan, Megan itu salah satu temannya Askar mereka putus karena Megan ketawan jalan sama cewek, Kayla ngerasa kaya diselingkuhi dan dihianati, terus dia jadi sedikit trauma sama yang namanya pacaran."

"Pantesan aja pas di cafe dia kaya risih, nggak nyaman gitu ternyata ada Megan?"

"Iya ada Megan dan Kayla masih sakit hati sama tu cowok."

"Kalau lo gimana Sel?"

"Gue ya, gue paling nggak bisa kalau disuruh ceritain diri sendiri, kata mereka sih gue itu cerewet banget, emang iya sih. Gue suka banget sama pelajaran matematika menurut gue gampang aja kalau orang bilang itu rumit menurut gue yang bikin rumit itu pemikiran mereka yang udah nyerah di tengah jalan. Soal cowok gue nggak pernah punya pacar kalau lagi kagum sama cowok sih ada dan yang deketin juga banyak tapi males aja ngeladeni mereka mereka."

"Lo kagum sama siapa Sel?

"Sama Abang lo, boleh 'kan?"

Aretta mendadak mengerem membuat kepala Selena terbentur, bagaimana bisa Selena mengagumi abangnya? Apa ada hal mengagumkan dari abangnya?

"Kenapa lu kagum sama abang gue lu? Perasaan baru ketemu kemarin di cafe."

"Nggak tau juga, gue ngerasa aneh aja pas ketemu abang lo ada gairah tersendiri gitu." Aretta melajukkan mobilnya, cinta memang suka datang tiba-tiba tanpa disangka.

"Kalau yang deketin lo?"

"Ada dua cowok yang lagi coba deketin gue. Nikolas yang kemarin nyapa gue di cafe dan juga Aldan tapi kalau Aldan kaga sudi gue."

"Why?"

"Dia itu kan playboy banget tau."

"Masa sih?"

"Iya fakboi banget deh, ogah gue punya pacar kek Aldan."

"Oh, kalau Karresa?"

"Lah ini nih cewek yang paling banyak misteri yang belum terungkap diantara kita."

"Misteri?"

"Karresa itu dulunya 11 12 sama gue tapi bedanya dia jauh lebih bijak dari pada gue. Dia itu cewek pecinta kimia suka banget tu dia kalau ada pelajaran itu dan dia juga suka baca novel, kalau lagi baca novel dikelas berisik dia lebih milih pergi ke perpus, dulunya dia juga anak OSIS tapi sejak kejadian itu semua berubah Ta."

"Kejadian apa Sel?"

"Karresa dulu kelas X deket sama Dirga, terus gue denger mereka jadian. Dirga dulunya juga anak OSIS sama kaya Karresa Bidang Ketertiban Siswa yang selalu stay bay di gerbang pagi hari mencatat siswa yang tidak menaati peraturan sekolah. Gue selalu lihat Karissa seneng banget kalau ada didekat Dirga. Pas anniversary satu tahun aja Karresa diajak makan malam super duper romantis. Dua bulan lalu gue denger kabar kalo Karresa sama Dirga putus dan yang putusin itu Dirga. Sejak itu Karresa jadi pendiem dan ngurung diri dia nggak pernah cerita sama kita, apa penyebab mereka putus."

"Bukannya Dirga itu cuek dan dingin kaya Langit?"

"Iya Dirga emang 11 12 sama Langit, itu sejak putus sama Karresa sebelum itu dia cowok yang ramah kok nggak kaya sekrang."

"Terus?"

"Setelah putus itu Karresa berusaha keras menghindar dan lupain Dirga. Dia sampai ngundurin diri dari OSIS dan nyumbangin barang-barang yang pernah Dirga kasih ke Panti Asuhan. Sehari setelah Karresa mengundurkan diri Dirga juga ikutan ngundurin diri dari OSIS, makannya itu setiap ketemu Langit the geng dan ada Dirga, Karissa jadi diem, acuh banget."

"Pantesan aja dia segitu nggak sukanya pas dia se-tim sama Dirga."

"Tu cewek bener-bener misterius banget deh sampai sekarang gue aja belum tahu penyebab mereka putus apa, hanya Dirga, Karresa dan Tuhan yang tau."

Selena dan yang lain  tak tau saja bukan hanya Dirga, Karresa dan Tuhan yang tau tapi Langit dan yang lain juga mengetahuinya.

"Parahnya lagi gue denger dari Nikolas kalau Karresa lagi deket sama Amazar."

"Amazar siapa lagi Sel?"

"Amazar itu temannya Askar dan juga sepupu Dirga mereka emang sepupuan sih tapi kalau ketemu kaya musuh banget."

"Kenapa Karresa deket sama Amazar? Apa dia mau nyakitin Dirga lewat Amazar sepupunya itu?"

"Gue juga mikir gitu tadi pas di kelas gue mau tanya, eh dia malah duluan ke perpus kan nggak jadi tanya."

"Oh gitu, ehh Sel ini belok mana?"

"Belok kanan Ta."

Sampailah mereka di rumah besar bertingkat dua, bercat putih sangat terlihat megah. Selena ini termasuk anak orang kaya apapun yang ia inginkan pasti dikabulkan kedua orang tuanya.

"Makasih Ta, udah mau nganterin gue pulang."

"Sama-sama Sel, makasih juga udah cerita tentang kalian gue jadi tau sekarang."

"Sama-sama Ta, lo juga berhak tau."

Selena masuk kedalam rumahnya dan Aretta melajukan mobinya menuju rumah ia sudah cukup lelah hari ini.

Sebenarnya apa ya penyebab Karissa putus sama Dirga?

*****

Langit masih berfikir keras tentang tawaran Bang Baron. Bukannya tidak ingin tapi Langit rasa dia tak sanggup menerima tanggung jawab sebesar itu, ia takut mengecewakkan orang-orang yang sangat percaya padanya.

Sebuah mobil hitam berhenti di depan WDPB membuat Langit dkk menoleh ke arah mobil itu. Turun seorang laki-laki yang sudah berumur 36 tahun, tubuhnya masih terlihat sangat bugar. Laki-laki itu turun dari mobil dan menghampiri Langit.

"Gimana kabar lo Langit?" tanya laki-laki itu.

"Baik Bang, abang sendiri gimana?"

"Gue juga baik, masih terawat juga ini tempat," ucap laki-laki itu mengamati semua sudut WDPB.

"Nak Baron, akhirnya Nak Baron ke sini lagi Bucan udah nunggu lama, gimana kabarnya?" tanya Bucan yang sangat histeris melihat Bang Baron datang kemari.

"Baik Bu, meski tak sebaik dulu maklum udah tua juga."

"Bucan juga udah tua sama kalau gitu, Bucan buatkan kaya biasa masih suka?"

"Jelas masih Bu."

"Duduk bang," pinta Aldan.
Laki-laki itu duduk di sebelah Langit, Aldan pindah duduk di sebelah Ravin.

"Baru juga bang kita ngomongin lo, udah nongol aja, panjang umur deh bang."

Suasana sedikit tegang hanya beberapa orang saja yang berani berbicara dengan Bang Baron.

"Gimana Lang kabar Mama lo, apa masih jadi masalah utama, lo?" tanya Bang Baron.

Langit tau apa maksud kedatangan Bang Baron, Langit sangat menghormati Bang Baron. Bang Baron adalah panutan bagi Langit menolak permintaan Bang Baron, sebenarnya membuat hati Langit terluka tapi ia tak mau membuat semua semakin kacau.

"Gitu lah Bang," balas Langit mencoba untuk tetap tenang.

"Dan, temen lo ini masih punya gelar Kutup Utara?" tanya Bang Baron menatap Aldan.

"Masih noh Bang gak tau kapan cairnya, hahah."

"Lang, lo itu gambaran gue dulu, waktu pertama kali gue ada masalah gede persis kaya lo sekarang. Itu alasan kenapa gue bangun tempat ini," Bang Baron sekali lagi menatap WDPB.

Bang Baron dia adalah orang yang membangun WDPB. Baron dia itu cowok badboy pertama yang ada di Meteor membuka awal sejarah terciptanya generasi-generasi badboy Meteor. SMA Meteor sudah berdiri 32 tahun, usianya terbilang cukup tua, Baron memasukki SMA Meteor pada tahun ketiga dan disitulah ia memulai sejarah pertama kali.

Mulai dari membuat perkumpulan siswa-siswa yang menentang peraturan, membuat tempat berkumpul yang sekarang disebut WDPB. Dulunya Bang Baron lah yang membantu Bucan mendirikan warung makan ini.

Warung makan yang merakyat untuk semua orang terlebih tempat ini cukup luas dan dekat dengan sekolah. Baron memberikan dana untuk membangun tempat kumpul ini. Sejak Baron membuat perkumpulan ini selalu ada orang yang lakyaknya seorang pemimpin mulai dari Bang Baron, Bang Danang hingga sampai saat ini mungkin Langit.

Bang Baron juga sudah menyipkan nama untuk perkumpulan ini seperti sebuah nama geng bukan hanya nama saja yang sudah ia siapkan tapi semboyan yang sampai detik ini masih menjadi semboyan yang tertanam di hati semua orang, juga dia yang menciptakan.

Namun sayang keinginan Baron untuk meresmikan nama perkumpulan ini ditentang keras oleh pihak sekolah. Hingga generasi-generasi Baron selanjutnya tak ada yang berani meresmikan perkumpulan ini.

Padahal semua geng diluar sana tunduk pada perkumpulan Baron, meskipun belum resmi semua orang yang masuk didalamnya sangat disegani oleh musuh. Tak ada yang berani membuat masalah dengan perkumpulan ini kecuali anak-anak Angkasa.

SMA Angkasa, musuh bebuyutan SMA Meteor sejak dulu kedua sekolah ini tak pernah bisa akur. Kedua sekolah ini selalu bersaing dalam hal apapun baik prestasi maupun ketenaran.

Baron seperti menemukkan hal berbeda saat mengenal Langit, ia benar-benar melihat dirinya yang dulu ada pada seorang Langit, itu yang membuat Baron terus membujuk Langit agar mau mewujudkan impiannya itu.

"Masih kekeh dengan pendirian lo itu Langit?" tanya Bang Baron memecah keheningan.

"Gue cuma gak mau ngecewain lo, Bang," balas Langit.

"Gue percaya sama lo Langit, lo gak akan pernah ngecewain gue."

"Jangan gue Bang, gue gak bisa, ntar aja orang setelah gue," ucap Langit.

"Langit yang gue kenal itu bukan seorang pengecut dan penakut."

"Gue gak sehebat lo Bang, gue juga gak ada apa-apanya dibandingkan lo, kalau pun gue mau Bang, apa mungkin keputusan sekolah berubah?" tanya Langit.

"Kalau Angkasa diberi izin sejak 10 tahun yang lalu dan sekarang di bawah pimpinan Askar Adilan Dananjaya, kenapa Meteor engga, Lang? Sekolah cuma nunggu keberanian lo, tekad lo untuk maju, kalau lo gak maju sekolah akan terus diam." Tekan Bang Baron, ia ingin Langit melawan semua keraguannya.

Gue bukan gak berani, gue cuma gak mau ngecewain kalian, kalian semua orang-orang penting dalam hidup gue, tanpa kalian gue gak akan bisa bertahan hidup. Gue takut bikin kalian kecewa, masa lalu masih menghantui, gue terlalu takut ngecewain kalian. Kalau gue bikin kecewa kalian itu artinya gue gak ada hak lagi untuk hidup di bumi, batin Langit.

"Kenapa lo seyakin ini Bang sama gue? Gue tau Bang keinginan lo ini penting buat kita semua, jangan gue Bang, ntar aja kalau gue dah nemu orang yang bakal lanjut jadi gue," ucap Langit, ia mencoba menghindar sekuat tenaga dari permintaan Bang Baron namun hasilnya nihil.

"Gue mau lo yang mulai. Gue bakal tunggu keputusan lo, besok gue kumpulkan semua angkatan, mulai angkatan gue sampai angkatan sebelum lo kita kumpul di sini dan hari itu juga gue mau denger kabar baik dari lo. Cuma itu Lang keinginan gue dan Adit, Adit udah pergi untuk selama-lamanya dia gak bisa lihat mimpinya terwujud, mumpung gue masih ada waktu Lang, gue mau wujudin itu semua biar ntar kalau malaikat izrail datang gue udah tenang, gue tunggu kabar baik lo besok." Kata terakhir yang Bang Baron keluarkan membuat Langit seperti ditikam ribuan belati. Baron bangkit dan pamit pulang meninggalkan sejuta harapan kepada seorang Langit.

Langit mengacak rambutnya frustasi. Ucapan terakhir Bang Baron membuat Langit semakin merasa bersalah.

Aldan paham dengan situasi Langit, ia menghampirinya dan duduk di sebelah Langit "Minum dulu Lang, biar lo tenang," Aldan menyodorkan botol minuman.

Langit meminum minuman yang diberi Aldan, "Gimana bisa Bang Baron ngasih gue tanggung jawab sebesar itu?"

"Karena Bang Baron yakin sama lo," ucap Dirga.

"Bahkan Bang Baron gak ngasih gue pilihan, gue gak tau harus gimana." Langit sangat lelah dengan semua masalah yang datang bertubi-tubi.

"Lo gak sendirian Lang, gue, Dirga, Ravin, Adeni, Bayu kita semua yang ada disini ada buat lo dan kita percaya, kita yakin lo mampu," ucap Aldan meyakinkan Langit.

Tiba tiba ponsel Langit bergetar ada pesan masuk, Langit langsung membuka pesan itu.

Papa

Langit jika sudah tidak ada kegiatan lagi di sekolah tolong pulang sekarang ada yang ingin papa bicarakan dengan kamu.

Setelah membaca pesan itu Langit langsung berpamitan dengan kelima temannya dan pulang ke rumah.
Diperjalanan Langit bertanya-tanya hal apa yang ingin Papa bicarakan.

Apa yang mau papa bicarakan, apa tentang kondisi Mama?

*****

Setelah Langit pergi, anak-anak yang lain satu persatu mulai berpamitan pulang ke rumah masing-masing kini di WDPB tinggal lima orang saja. Kelima cowok itu masih membicarakan rencana Bang Baron esok dan misi untuk Langit.

"Kira-kira apa maksud Bang Baron ngumpulin semua angkatan, buat apa?" tanya Ravin.

"Gue rasa bakal ada sebuah hal besar," ucap Dirga.

"Iya tapi apa kok perasaan gue gak enak," balas Adeni.

"Ngeri anjir, lihat muka Bang Baron aja gue hilang suara, gimana kalau besok kita berhadapan sama semua angkatan coba? Mati ditempat gue nih," ucap Bayu.

Melihat kehadiran Baron saja bisa membungkam mulut semua teman-teman Langit bagaimana jika esok mereka akan dihadapkan semua angkatan? Kurang lebih sekitar 29 angkatan, Langit dkk merupakan angkatan ke-32, lihat saja bagaimana esok.

"Dir gimana udah ada konsep ?" tanya Aldan mengalihkan topik pembicaraan.

"Udah ntar gue jelasin,"jawab Dirga.

"Ini harus berhasil dan harus jadi hal paling indah dalam hidup Langit," ucap Bayu.

"Setuju gue semoga aja dengan rencana ini Langit bisa bangkit lagi," kata Ravin.

"Kaga kuat gue lihat Langit kaya gitu terus, kaya kaga ada semangat hidup," ucap Adeni.

"Langit udah dingin makin dingin makin kaga kuat gue nyairinnya." kata Aldan.

Moga aja lang kita berhasil bikin lo bangkit lagi, batin Aldan.

Gimana perasaannya?

Dipersilahkan untuk bersambat di sini<3

Kurang panjang gak part kali ini?

Jangan lupa tekan tombol ⭐

Spam next yuk ❤️

Stay with Langit terus ya, sebentar lagi bakal banyak kejutan untuk kalian💙💙💙

Salam Rindu untuk kalian semua❤️❤️❤️

Nillaksm

Continue Reading

You'll Also Like

206K 6.9K 20
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
5.5M 360K 66
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
6.3M 179K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...