Die Verhaal from Stella

Galing kay mizuhakanatashi77

579 61 160

SELAMAT DATANG DI DIE VERHAAL FROM STELLA!! Untuk merayakan even tahunan Montakse Aksara, sekaligus melawan... Higit pa

Salam hangat
Prolog
Alice in Wonderland
Blessed Messiah and Tower of AI
Sibling
The last of the curse
Hocus Pocus
Ngapel
Uno Dos Tres
bakeneko love story
Ogak
Lover
Takdir si Kue Jahe
The Tale of Six Trillion and Over Night
Under Class
Putri Merpati
The Story Star Light of Stella
Three Hero of Stella the Star Light
The Imitation Fake
Season
Happy Ending for the Evil Witch
Order Made
Sang Gadis Angin
The Rain
Little Heart
Peter pan, Cinderlla, and Camellia
tagged 1
tagged or tiggred?

Before Wisteria of Hysteria

11 1 5
Galing kay mizuhakanatashi77


Jumlah kata : 1.295

Hallo lagi semuanya. Apa kabar? Aku selalu berharap kalian selalu sehat dan baik-baik saja.

Baiklah tanpa basa-basi, aku akan mulai bercerita. Kali ini aku akan bercerita tentang anak-anak.

Semoga kalian menikmati.

-----------------------------------------------------------

Kau tahu, anak-anak itu sangat manis.

Aku suka anak yang bersikap penurut dan sopan. Seandainya aku punya anak seperti itu.

Tapi Tuhan memberiku takdir yang lain. Anakku tidak seperti mereka.

Aku disukai oleh anak-anak. Mereka selalu mendatangiku saat mereka milihatku. Dan selalu kuberi coklat saat mereka meminta. Mereka seperti semut yang mengincar gula.

Oh lihat itu. Ada anak baru yang pindah di daerah pabrik tempatku biasanya bekerja. Anak sepuluh tahun yang manis sekali.

Dengan rambut coklat yang bersinar dan juga dengan tubuhnya yang berisi, cocok sekali jika dia menjadi ballerina.

"Selamat siang," sapaku di suatu sore kepada keluarga itu.

"Oh selamat siang tuan," sang ayah menjawab.

"Namaku Toni Howard. Aku baru melihat kalian. Apa kalian baru di sini?"

"Salam kenal tuan Howard, namaku Tomas Hendrik." Dia menjabat tanganku. "Kau benar, kami baru pindah. Semoga kita bisa jadi tetangga yang akrab."

"Ah saya bukan orang yang tinggal di sini. Rumah saya di Silver River Street no.23. saya hanya sering kesini hanya untuk bekerja di pabrik saja."

"Wah sayang sekali."

Aku hanya menanggapinya dengan tertawa. Lalu aku melihat anaknya yang bersembunyi di punggung ayahnya. Lucu sekali.

"Hai nak," kataku sambil melihatnya. "Mau permen coklat?"

Aku menjulurkan beberapa permen cokalat. Dia terlihat takut-takut untuk mengambilnya.

"Lula, jangan begitu pada tuan Howard. Dia sudah memberimu permen, jadi sebaiknya kamu ambil," ayahnya menghelus kepalanya.

Namanya Lula ya? Manis sekali.

"Umm." Dia mengambil permen di tanganku lalu kembali bersembunyi di belakang ayahnya. "Terima kasih tuan Howard."

Ah, kurasa aku terkena serangan jantung.

"Sama-sama." Aku terseyum kepadanya. "Baiklah tuan Hendrik, saatnya aku untuk pulang. Sampai jumpa lagi."

"Tentu. Sampai jumpa lagi."

Lalu aku pulang sambil memikirkan tingkah manisnya. Apakah aku tahan sampai besok memikirkannya?

Biasanya aku hanya datang setiap hari senin hingga kamis saja. Namun demi melihat si manis Lula, aku datang setiap hari. Aku selalu membawakanya berbagai hadiah yang disukai anak-anak.

Aku selalu memberinya hadiah karena dia anak yang manis dan baik. Tentu saja aku juga membawakan orang tuanya hadiah. Hubunganku dengan keluarga itu menjadi akrab. Bahkan aku sering di undang untuk makan malam bersama.

Tanpa kusadari, anak-anak lain menjadi iri padanya.

Di suatu hari saat aku datang terlambat setelah pulang bekerja, kulihat dia sedang dikelilingi oleh anak-anak seusianya. Mereka terlihat marah.

"Hei Lula! Kamu itu anak baru. Jadi jangan sok akrab dengan paman Howard." Seorang anak berteriak padanya.

"Iya nih! Karena kamu, paman Howard tidak pernah lagi memberi kami permen."

"Ma-maaf ..." Lula mengerut. Dia ketakutan.

Seorang gadis menarik rambut coklatnya. "Dengar! Pokoknya jangan dekat-dekat dengan paman Howard lagi!"

"Jangan ambil lagi coklat darinya," seorang bocah gendut ikut berkomentar. Dia hanya memikirkan coklatnya.

"Hei apa yang kalian lakukan pada Lula?" tanyaku saat Lula hampir manangis. "Lepaskan Lula."

Gadis itu melepaskan rambut Lula. Dengan ketakutan Lula berlari kebelakangku dan bersembunyi.

"Jadi, apa yang kalian lakukan?"

Mereka tidak berani memandangku. Mereka takut karena aku memergoki mereka. Bahkan diantara mereka sudah ada yang mulai menangis.

"Hah." Aku berjongkok menghelus puncak kepala gadis yang menagis. "Dengar, aku tidak akan melupakan kalian. Aku juga menyayangi kalian kok. Aku sering bersama Lula karena dia adalah anak baru di daerah ini. Bukan berarti aku tidak menyayangi kalian lagi. Kalian juga harus akrab dengan Lula, oke?"

Mereka mengangguk mengerti. Baguslah. Dengan begini perselisihan diantara mereka berakhir.

Kulihat mereka saling berjabatan tangan dan meminta maaf kepada Lula. Kuharap mereka menjadi teman akrab.

Syukurlah Lula merupakan anak yang baik hati. Dengan lapang dada dia memaafkan mereka. Dan dia ikut terseyum bersama mereka walau masih ada bekas air mata di pipinya.

Seandainya permasalahan orang dewasa bisa sederhana permasalahan anak-anak. Hal ini juga yang kusukai dari anak-anak. Dunia mereka terlalu simpel.

Sudah beberapa bulan aku berkenalan dengan keluarga Hendrik. Aku juga sudah menganggap mereka seperti keluargaku sendiri. Dan Lula begitu lengket padaku.

Sepertinya sudah saatnya.

Di suatu malam setelah selesai makan malam-di rumah keluarga Hendrik- aku menyampaikan sebuah permintaan pada mereka.

"Tuan hendrik,"kataku memulai pembicaraan. "Salah seorang saudara jauhku mengundangku keacara ulang tahun putrinya. Jika aku datang sendirian kesana mungkin akan aneh, jadi aku bermaksud mengundang Lula. Semua keluargaku sibuk disaat itu. Apalagi putrinya seusia dengan Lula. Jadi bolehkan aku mengajak Lula pergi?"

Sang ayah melihat Lula. "Kami tentu saja mengizinkan. Tapi itu tergantung dengan Lula sendiri. Bagaiman menurutmu, nak?"

Dengan semangat gadis itu mengangguk. "Tentu aku mau yah!"

Aku terseyum gembira. "Syukurlah, kupikir Lula tidak akan pergi." Aku berdiri mengambil topi, bersiap untuk pulang. "Baiklah kalau begitu. aku akan menunggu lusa depan sekitar jam setengah satu siang. Kuharap Lula datang dengan gaun yang indah."

"Oke!" jawab gadis itu lugu.

Lalu setelahnya aku pamit pulang. Di perjalanan pulang aku memikirkan hadiah apa yang cocok untuknya.

Seperti yang telah dijanjikan. Lusanya aku datang menjemput Lula. Dia telah terlihat seperti tuan putri. Dengan gaun merah muda selutut dan jepit rambut yang menghiasi rambut coklatnya yang telah disanggul. Kuharap aku bertahan dari kemanisannya sampai tujuan.

"Baiklah Lula. Apa kau telah siap?"

"Tentu! Ayo paman Howard!" Dengan semangat dia mengandeng tanganku.

"Hati-hati Lula. Jangan membuat tuan Howard kesusahan." Ibu dan ayahnya mengantar hingga pagar.

"Iya. Aku berangkat Ayah Ibu." Lalu dia melambai pelan.

Betapa anak yang baik dan manis.

Kami pun berangkat. Beberapa anak terlihat iri dengan Lula. Aku terseyum bangga melihatnya.

Setelah jauh dari daerah tempat tinggalnya, aku mengingat sesuatu.

"Ah Lula. Aku telah melupakan hadiahku! Bisakah kita kembali ketempatku untuk mengambilnya?"

"Wah, kita harus mengambilnya. Kasihan dia. Aku yakin dia pasti telah menunggu hadiah darimu, paman."

"Tapi kita akan terlambat. Apakah tidak apa-apa demikian?"

Dia menggeleng. "Tidak apa kok. Itu lebih baik dibanding dia sedih dan kecewa."

Sungguh anak yang baik hati.

"Baiklah. ayo kita ketempatku."

Kami berjalan menuju pinggir kota. Tempat yang jauh. Di sana terdapat sebuah rumah sederhan diantara pohon wisteria, seperti tempat isolasi bagi para tahanan. Tempat yang sunyi dan suram. Rumah peristirahatanku.

"Baiklah Lula, paman akan memanggilmu masuk nanti, jika paman butuh bantuan. Sekarang bermainlah di bawah pohon wisteria ini."

"Baiklah."

Aku masuk ke rumah. Rumah ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah adalah ruang tamu, kamar mandi dan dapur. Sedangakan ruang atas adalah kamar tidur yang kujadikan tempatku bekerja. Hanya ada satu kamar tidur disini.

Setelah semuanya siap, aku memanggil Lula dari jendela. Dengan terpogoh-pogoh dia berlari memasuki rumah. Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk hadiahnya.

"Paman Howard," katanya saat membuka pintu kamar. Aku sedang bersembunyi di belakang pintu, ingin mengejutkannya.

Dengan perlahan aku menutup pintu dan menguncinya. Dia Nampak terkejut. Dan lihat betapa lebih terkejutnya dia melihatku tanpa baju. Wajah manisnya memucat. Indah sekali.

"Pa-paman Howard. Ada apa ini?"

"Kejutan! Ini hadiah untukmu. Bagus bukan? Ah satu lagi, namaku yang sebenarnya adalah Albert Fish."

Dia mulai menangis. "Akan kubilang pada ayah dan ibuku! Menyingkir! Aku mau pulang!"

Mendengar bentakannya membuat hatiku bergetar. Aku senang sekali. Inikah histeria itu?

"Tenang, Lula sayang, ini akan cepat."

"Tidak!"

Dan lalu aku menghabiskan hal menyenangkan bersama Lula.

Kau tahu? Butuh beberapa hari untukku bisa menikmatinya. Dia sangat manis. Seperti yang kubilang sebelumnya. Terutama saat kau masak daging pahanya.

Ah seharusnya aku menulis surat permintaan maaf pada ayah dan ibunya. Aku sudah terlambat beberapa hari karena terlalu menikmati tangkapan kali ini.

Baiklah siapa selanjutnya? Grecie? Amanda? Peter? Apapun itu, selagi mereka anak-anak akan aku nikmati hingga akhir.

-----------------------------------------------------------

Ummm ...

Kau tahu, cerita kali ini membuatku jadi sedikit ... umm apa ya aku menyebutnya, gila?

Entahlah. Aku juga tidak paham.
Maaf jika ceritaku kali ini membuat kalian enggan makan atau merasa tidak enak.

Ah tidak tidak. Kisah ini bukan cerita nyata, hanya fiksi. Tapi entahlah. Apa menurutmu?

Sampai jumpa di cerita selanjutnya. Aku janji ceritanya akan lebih baik. Atau lebih buruk?

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

371K 1.5K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...
369K 10.3K 66
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
581K 6.1K 26
Hanya cerita hayalanπŸ™
57.7K 351 5
oneshoot πŸ”žπŸ”ž lanjutan Polos polos binal yang dihapus sama akun nya juga di hapus Karina X All Warning!!! 🌚πŸ₯΅ penuh dengan uh ah