Jungkook terus memandangi wajah sempurna seorang Kim Taehyung yang kini berada di depannya. Ia benar-benar tidak ingin Taehyung jatuh sakit. Ia tidak tahan melihat wajah pucat Taehyung.
"Taehyung hyung pucat sekali" gumam Jungkook.
"Aku akan membeli obat untuk Tae hyung" Jungkook segera beranjak dari tempatnya kemudian melenggang menuju pintu keluar.
"Kook ! Tidak usah ! Salah satu staff sudah membelikan obat" dengan cepat Hoseok menahan pergelangan tangan Jungkook.
"Benarkah ?" Hoseok mengangguk meyakinkan.
"Teman-teman ayo, kita harus berlatih lagi" seru Seokjin yang baru saja membuka pintu dan memunculkan kepalanya itu.
"Bagaimana dengan Taehyung ?" tanya Jimin menghentikan teman-temannya yang mulai beranjak dari tempatnya masing-masing.
"Hyungdeul pergi saja, aku akan mengurus Taehyung hyung" ujar Jungkook.
"Kau tak apa Kook ?" tanya Park Jimin lagi.
Jungkook mengangguk seraya tersenyum kecil.
"Nee, tentu saja"
"Baiklah terima kasih banyak Kookie" beberapa saat kemudian, ruangan tersebut hanya menyisakan Taehyung yang sedang tertidur dan Jungkook yang kini menunggunya.
Jungkook menghela nafas panjang, kembali meraba suhu tubuh Taehyung dengan punggung tangannya. Cukup hangat.
"Taehyung hyung harus sembuh" gumam Jungkook kembali.
Detik kemudian Jungkook merasakan rontaan cacing di perutnya yang meminta jatah makan siang. Ia pun memegangi perutnya seraya menggigit bibir bawahnya.
"Ugh, apakah tidak ada makanan di sekitar sini ?" Jungkook menolehkan kepalanya untuk mencari makanan yang mungkin tersedia di ruangan tempat ia berpijak saat ini.
Tok.. Tok..
Bunyi ketukan dari pintu bercat putih itu membuat Jungkook sedikit tersentak. Tak lama kemudian seorang wanita dengan pakaian staff memasuki ruangan seraya membawa satu kantung plastik kecil di tangannya.
"Uhm, permisi"
Jungkook bangkit dari duduknya dan menghampiri wanita itu.
"Nee ?"
Staff wanita itu menyodorkan kantung plastik di tangannya ke arah Jungkook.
"Ini obat untuk Taehyung"
Tanpa pikir panjang Jungkook segera mengambil kantung tersebut sembari tersenyum.
"Terimakasih"
"Sama-sama" wanita itu pun membalikkan badannya dan melangkah keluar ruangan.
Jungkook beranjak menuju ke tempatnya semula dan melihat-lihat isi di dalam kantung tersebut.
"Mm.. obat untuk sakit kepala.. vitamin.. ob-"
"Apa yang kau lakukan disini ?" gumaman Jungkook terpotong ketika suara dingin yang tak asing baginya itu terdengar.
"Uh-Taehyung hyung sudah bangun ?"
"Ya, beberapa saat lalu ketika pintu terbuka" ucap Taehyung yang masih terbaring di atas sofa.
"Kau belum menjawab pertanyaanku"
Jungkook berdeham kemudian menggigit bibir bawahnya.
"Aku menemani Taehyung hyung"
Taehyung mengernyitkan dahinya sejenak kemudian bangkit dari tidurnya dan duduk di atas sofa.
"Kemarilah" Taehyung menggerakkan singkat kepalanya ke arah sofa di bagian kanannya yang terlihat renggang, menyuruh Jungkook untuk duduk di sebelahnya.
"Uhm-aku ?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk tangannya membuat Taehyung mendengus kesal.
"Menurutmu siapa lagi hm ?" dengan ragu Jungkook berpindah ke sebelah Taehyung di atas sofa.
Taehyung masih merasakan sakit yang cukup menyiksa di bagian kepalanya hingga membuatnya berulang kali menekan pelipisnya untuk menghilangkan rasa sakit.
"Dimana yang lain ?" Taehyung membuka suara ditengah kesunyian di antara keduanya.
"Yang lainnya sedang berlatih lagi" jawab Jungkook yang lalu kembali terdiam.
"Ah ya hyung ! Ini obat untuk Taehyung hyung" Jungkook menyodorkan kantung tadi ke arah Taehyung.
"Ugh aku bosan meminumnya"
Jungkook menghela nafas panjang.
"Taehyung hyung harus meminumnya"
Taehyung terdiam tidak membalas ucapan Jungkook dengan sepatah katapun. Kedua tangannya hanya terus mencoba memijat-mijat pelan kening dan pelipisnya.
Jungkook teringat akan sesuatu. Dengan cepat ia merogoh tasnya dan meraih sebuah barang yang tersimpan di dalamnya.
"Seorang laki-laki pernah berkata padaku bahwa ia selalu meminum obat ini saat kondisi tubuhnya sedang tidak sehat. Mungkin Tae hyung dapat mencobanya" Jungkook menyodorkan obat pemberian Taehyung saat di hotel tadi pagi.
"Tapi hyung juga harus meminum obat dan vitamin di dalam kantung ini"
Taehyung sadar betul bahwa 'seorang laki-laki' yang dimaksud Jungkook tadi itu adalah dirinya. Taehyung mengalihkan pandangannya ke arah Jungkook, menatap kedua bola mata doe eyes yang selalu berhasil membuatnya seakan terkunci di dalamnya.
Begitupun dengan Jungkook, ia membeku tak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali. Mata hazel indah milik Taehyung membuatnya terpaku di tempat.
Keduanya masih terus bertatap mata jika saja nyanyian cacing-cacing di dalam perut Jungkook tidak kembali bersuara.
"M-maaf" Jungkook merasa sangat malu ketika Taehyung dapat dengan jelas mendengar suara laparnya tersebut.
"Ah-Tae hyung minumlah ini, bukankah nanti malam Tae hyung harus tampil ?" Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan agar Taehyung tidak menyinggung suara rontaan cacing di perutnya.
"Kau lapar, hm ?" Taehyung menautkan alisnya ke arah Jungkook.
"Hmm.. sedikit"
Taehyung bangkit dari duduknya.
"Ayo"
"Ayo kemana hyung ?"
"Pergi makan"
Ucapan Taehyung berhasil melebarkan kedua mata Jungkook tak percaya. Taehyung baru saja mengajaknya makan BERSAMA.
"H-hyung dan.. aku ?"
"Kau kira aku gila karena berbicara dengan orang lain selain dirimu disini ?"
Jungkook berdeham dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Cepatlah, aku lapar" Taehyung menarik tangan Jungkook secara kilat.
"T-tapi Tae hyung harus meminum obat-obat ini terlebih dahulu" Jungkook kembali menyodorkan kantung di tangannya ke arah Taehyung.
"Setelah makan aku akan meminumnya" Taehyung kembali menarik tangan Jungkook.
Jujur saja Jungkook merasa senang sekali karena seseorang yang dicintainya kini mengajaknya makan bersama, yah walaupun kala itu keduanya memang pernah makan bersama hanya saja kali ini Taehyung-lah yang mengajaknya.
"Bagaimana dengan Irene noona ?" hati Jungkook sedikit ragu untuk menanyakan wanita itu pada Taehyung.
Jungkook takut jika nantinya Taehyung tidak jadi mengajaknya makan bersama. Tetapi jika Irene mengetahui hal ini, mungkin saja wanita itu akan kembali marah pada Taehyung maupun Jungkook.
Seketika itu juga Taehyung menghentikan langkahnya dan terdiam. Pertanyaan yang dilontarkan Jungkook membuat Taehyung berpikir dua kali.
"Maka dari itu cepatlah" Taehyung kembali menarik tangan Jungkook untuk kesekian kalinya hingga keluar dari ruangan.
Keduanya berjalan menelusuri trotoar menuju sebuah restoran yang tak jauh dari tempat konser. Tak lupa Taehyung memakai alat penyamarannya seperti kacamata hitam serta masker wajah yang menutupinya. Tangannya tak lagi berada di pergelangan tangan Jungkook, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana miliknya.
"Hyung.." panggil Jungkook yang tak dihiraukan oleh Taehyung seperti biasa.
"Memangnya kepala hyung sudah tidak sakit ? Mengapa hyung mengajakku makan ?"
"Kupikir kau lapar" balas Taehyung seraya masuk ke dalam restoran.
"Aku ingin pesan.. satu americano panas, dan satu slice chocolate cake" ucap Taehyung pada seorang pelayan yang ada di depannya.
Jungkook hanya terdiam dengan banyaknya kebingungan yang dibuat Taehyung.
"Kau mau memesan tidak ?" teguran Taehyung berhasil membuat Jungkook tersadar dari lamunannya.
Jungkook mengangguk beberapa kali kemudian melihat-lihat menu yang berada di depannya.
"Aku mau.." Jungkook mengetuk-ngetuk pelan dagunya dengan telunjuknya.
"Nasi goreng kimchi, lemon tea, satu slice banana cake, dan ice cream vanilla-tunggu" Jungkook menoleh cepat ke arah Taehyung yang tengah memperhatikan Jungkook dengan satu alis yang terangkat ke atas.
"Siapa yang akan membayar ?"
Taehyung menahan tawanya, ia melihat kecemasan di wajah Jungkook apabila laki-laki polos itulah yang nantinya harus membayar semua pesanannya, dan bukan Taehyung.
Taehyung mengedikkan bahunya singkat.
"Pesananmu kau yang bayar"
Jungkook mengangguk beberapa kali dan menghela nafas panjang kemudian kembali melihat menu untuk mengganti pesanannya.
"Hmm.. aku pesan nasi goreng kimchi dan lemon tea saja" pelayan tersebut segera mencatat pesanan Jungkook.
"Baiklah, satu nasi goreng kimchi, satu lemon tea, satu americano panas, dan satu slice chocolate cake. Ada lagi ?"
"Untuk satu slice banana cake dan ice cream vanilla di-" ucap Jungkook yang langsung di potong oleh Taehyung
"Satu slice banana cake dan ice cream vanilla. Di jadikan satu" potong Taehyung yang membuat Jungkook memalingkan tatapannya cepat ke arah Taehyung.
"Baiklah tambahan satu slice banana cake dan ice cream vanilla"
"Tapi hyung-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Taehyung telah mengeluarkan black card dari dalam dompet hitam di saku celananya bahkan sebelum pelayan tersebut menyebutkan nominal dari harga pesanannya.
"Terimakasih" pelayan tersebut kembali memberikan black card kepada Taehyung kemudian memberikan segala pesanan Jungkook dan Taehyung di atas sebuah nampan yang cukup besar. Taehyung segera menopang nampan tersebut dengan kedua tangannya.
Keduanya terduduk di salah satu meja berisikan 2 kursi di pojok restoran. Taehyung memilih tempat ini untuk berjaga-jaga jika saja ada paparazi yang mungkin melihatnya.
"Hyung, hyung bilang-"
"Makanlah, kita tidak punya banyak waktu" tanpa menggubris ucapan Jungkook, Taehyung segera mengambil pesanannya dan menyantapnya dengan perlahan.
"Tapi aku harus membay-"
"Makan saja, kau terlalu banyak bicara"
Jungkook pun menuruti perintah Taehyung untuk diam dan mulai menyantap makanannya.
"Hyung, hyung akan memakan semuanya ?"
Taehyung menggeleng pelan seraya masih dengan makanan yang memenuhi mulutnya.
"Kau yang akan memakannya"
Jungkook mengerutkan dahinya sejenak.
"Tapi aku tidak memesannya"
"Kau memesannya tadi"
"Seingatku, tadi hyung yang memesannya sebagai tambahan"
"Aku memesannya sesuai dengan yang kau pesan sebelum kau menanyakan siapa yang akan membayar"
Ucapan Taehyung lagi-lagi membuat Jungkook terdiam karena tak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki yang dicintainya itu.
"Kalau kau tidak mau memakannya, aku akan memberikan makanan ini pada kucing-kucing di luar sana mereka pasti akan sangat menyukainya" baru saja Taehyung ingin berdiri dari duduknya seraya mengambil ice cream vanilla dan banana cake di nampan, Jungkook mencegatnya dengan menarik kilat tangan Taehyung.
"Hyung jangan !"
Taehyung menaikkan kedua alisnya.
"Bukannya kau tidak mau memakannya kan tadi ?"
Jungkook menggigit bibir bawahnya. Kedua pesanan itu memang makanan yang sebelumnya ia inginkan.
"Uhm.. baiklah, aku akan memakannya" ucap Jungkook dengan malu-malu membuatnya tidak berani untuk menatap Taehyung yang sampai sekarang masih menatap Jungkook.
"Kalau kau terpaksa tidak usah" Taehyung kembali ingin melangkahkan kakinya membuat Jungkook kembali mencegat tangan Taehyung untuk kedua kalinya.
"Hyung ! Tidak, aku tidak terpaksa kok, sungguh. Aku akan memakannya"
Taehyung tersenyum tipis kemudian membalikkan badannya dan duduk di tempat semula.
"Mm.. terimakasih hyung" ucap Jungkook dengan nada pelan dan Taehyung hanya berdeham pelan untuk mengiyakan ucapan laki-laki polos itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Keep vomment babe 🐾