Summer, Mom and Watermelon

By jeffjung

1.9M 162K 42.1K

𝐔𝐖𝐔𝐂𝐔𝐋𝐓𝐔𝐑𝐄 βœ… πŒπ€π‘π‘πˆπ€π†π„ π‹πˆπ…π„ βœ… 𝐌-𝐏𝐑𝐄𝐆 βœ… More

Prolog
Chit Chat with Haraboji
Mommy's Fanboy
[Special Chapter] Happy Birthday Jung Minhyung
MERAH JAMBU
[Special Chap] ANOTHER PINK
for him. [Another Pink Sequel πŸ”ž]
Boss
Mommy's Fanboy 2.0
Boss II [Re-Update]
[Special Chapter] Rosenante
Tyty, Do You Love Me?
Entrust
Last Romeo
My Page
Cure
[Special Chapter] Vroom Vroom Squad
ChΓ©rie
Reconnaissant
Pieds nus
barbe Γ  papa πŸ”ž
New Heroes
clair de lune
[Special Chap] Abeille
en fuite
Sourire
[Prequel;] Dear Dream
queenty time
Dear Dream
Dearest
Cure 2.0
fait maison
I L (ambo) U
Mommy's Fanboy 3.0
New Member
Teenager vs Teen-anger
our.
tyraphy
SoufflΓ©
Uwugami
a p r i l
J-A-E-H-Y-U-N
Mouette
Bucin
A letter for daddy
r e d. [18+]
Geschwister
chien enragΓ©
una lecciΓ³n
Tiroir πŸ”ž
Dream in a Dream
Soulmate
Domestic

Sweet Crime

19.5K 2.1K 265
By jeffjung

Ketika Taeyong bangun, hal pertama yang dilihatnya adalah warna merah yang sepenuhnya mengaburkan hal lain dari visinya. Duduk dan mengusap kantuk dari matanya, dia berkedip untuk beberapa saat sebelum melihat kembali ke sisi lain tempat tidur yang telah kosong tanpa kehadiran suaminya.

Mawar merah tunggal.

Sebuah kuntum tergeletak disana. Tepat diatas bantal. Sambil tersenyum, bangkit dari posisi tidur dia meraih bunga tersebut.  Pikirannya seketika mengingat-ingat tanggal hari ini.

23 juli.

Hari ulang tahunnya sudah lewat. Hari ini juga bukan hari ulang tahun pernikahan mereka. Bukan pula hari ulang tahun anak-anak. Bahkan, dia tidak tahu apa korelasi antara bunga itu dan tanggal hari ini meski sudah beberapa saat hanya termangu. Pikirannya hanya dibawa untuk menebak-nebak. Namun, tiba-tiba terlintas lah satu firasat.

Mungkinkah ini ulah suaminya?

Tapi dalam rangka apa?

Jika dipikir-pikir, Jaehyun kadang menjadi romantis tanpa sebab dengan caranya sendiri. Tapi ia tidak yakin mengapa sang suami sempat-sempatnya meletakan bunga di pagi buta seperti ini. Dan jujur ​​saja, ia amat penasaran. Namun Taeyong  tidak berani bertanya langsung karena dia khawatir apakah ia telah melupakan sesuatu yang penting tentang hari ini dan sifat pelupanya itu mungkin saja akan menyakiti perasaan Jaehyun.

Berdiri, dia meregangkan tubuh dan berjalan ke meja riasnya. Tidak lama setelah dia membuka laci paling atas, dia melihat mawar merah lainnya. Dia mengangkat bunga itu, menjadikannya satu dengan kuntum pertama kali ia temukan dan memenuhi paru-paru dengan wewangiannya. Setelah berpakaian, ia meninggalkan kamar sembari membawa dua mawar dan berjalan ke dapur untuk mencari vas.

Begitu dia mencapai lemari kabinet dan membukanya, ia tidak menemukan vas kosong seperti yang ia harapkan tetapi justru menemukan vas yang sudah terisi mawar lain yang disusun begitu cantik dan rapi didalamnya.

Sepanjang pagi ini ia menemukan total dua belas mawar, namun dia masih tidak dapat mengetahui mengapa bunga-bunga itu secara ajaib bertebaran di rumahnya. Baru sekitar pukul tiga sore, saat suaminya berjalan melewati pintu dengan beberapa tas yang ia bawa dan langsung menuju ke dapur Taeyong merasa ada kemungkinan misteri yang menggelayuti kepala ungunya untuk terpecahkan.

Taeyong mencoba untuk tidak segera membombardir Jaehyun dengan pertanyaan, butuh beberapa saat baginya untuk memberanikan diri dan duduk di seberang Jaehyun yang tengah mencuci dot Mark.

"Jadi ..." Ia memulai. Taeyong tiba-tiba merasa seolah-olah ia adalah gadis sekolah menengah yang malu-malu ketika berbicara dengan kakak kelas sekaligus pacarnya. Malu karena takut di cie-ciein padahal kenyataannya di tempat itu tidak ada orang selain keduanya, anak-anak pun masih asik menggelepar di kamar masing-masing.

"Kemana saja kamu hari ini?"

"Oh, dari sana,"  jawab Jaehyun asal sembari mulai menyimpan berbagai bahan makanan di lemari es. Namun, terlepas dari upaya terbaiknya menutup-nutupi, Jaehyun tetap tidak bisa mengelak dari kejahatan manisnya ketika ia bertemu pandang dengan Taeyong dan kedua mata bulat istrinya itu seolah berkata,  'tercyduck kau papa'.

"Kemana itu 'kesana'?" Tegasnya, meski Taeyong mendapati dirinya tersenyum akan gerak-gerik mencurigakan Jaehyun.

"Baiklah, baiklah,"

"Coba kuingat-ingat dulu yaa,"

Jaehyun menutup pintu kulkas dan bersandar pada meja, menyilangkan lengannya sembari menatap Taeyong dengan ekspresi berpikir.

"Aku ke makam ayah, bayar listrik, bayar air, beli popok dan susu anak, belanja sayuran, menjemput dan membawa Mark cabut gigi, mengantar makan siang Lucas dan Hendery, sudah ke pom juga ngisi bensin mobil."

"Besok kalo mommy mau kemanapun, tinggal gas aja, hehe."

Mata Taeyong berkedip lambat, agak terkejut tapi selebihnya ia merasa terpesona. Jaehyun selalu hebat dalam hal menjadi bapak rumah tangga, tapi biasanya ia akan membantu Taeyong menjalankan tugas rumah ketika dia pulang bekerja atau libur sehingga Taeyong dapat lebih santai dirumah atau menjaga tokonya. Seminggu ini Jaehyun tidak membantunya karena Lucas dan Hendery membutuhkan bantuan untuk menyiapkan kostum untuk drama dan seharusnya Jaehyun hari ini juga pergi bekerja sementara Taeyong ijin menghadiri beberapa undangan.

"Kamu sangat sibuk hari ini."

"Tapi sudah selesai kok," Jaehyun tersenyum. Pipinya mencekung dalam.

"Tidak kerja?"

"No,"

"Mengapa?"

"Hanya ingin mengurus beberapa hal dirumah. Bagaimana denganmu? Bagaimana harimu?" Tanyanya. Mata itu tak lepas menatap sang istri meski tangannya sibuk menggulung bubble wrap sisa properti kostum drama yang ditinggalkan Hendery diatas meja.

"Membosankan. Tidak banyak hal menarik yang terjadi sepanjang hari," katanya, memandang ke luar jendela untuk menyembunyikan senyum.

"Benarkah?" Jaehyun menanggapi, getar yang sedikit gugup memasuki suaranya. "Tidak ada yang luar biasa?"

"Yah ... sangat membosankan sebelum...." dia menoleh lagi, memutuskan untuk mengungkapkan kecurigaanya pada sang suami, "Sebelum aku menemukan beberapa mawar merah yang indah di sekitar rumah."

Mendengarnya Jaehyun langsung tersenyum cerah, kebanggan terlihat jelas di wajahnya.

"Apakah kamu sudah menemukan mereka semua?"

"Kurasa, ya? Aku punya dua belas dari mereka."

"Kamu menemukan mereka semua kalau begitu. Bagus! Aku sepanjang hari sangat berharap kamu akan menemukannya."

Dia berdiri dari kursi, berjalan ke arahnya dan mencium Taeyong. Rambutnya diusak dua kali.

"Aku bahkan menemukan mereka semua sebelum kamu keluar rumah. Kukira kamu pergi kerja. Huh, ternyata."

Melihat betapa bahagianya Jaehyun, Taeyong ragu-ragu tapi ia tahu dia harus bertanya maksud suaminya menyiapkan bunga.

"Yuno ... aku bermaksud menanyakan ini padamu sedari pagi tapi aku tidak melakukannya karena aku tidak ingin melukai perasaanmu jika aku mungkin melupakan sesuatu. Makanya aku diam saja." Ujar Taeyong dengan hati-hati. Matanya masih menatap sang suami.

"Apa yang istimewa tentang hari ini? Ini bukan ulang tahun kita atau hari ulang tahun pernikahan atau apa pun..."

Alih-alih terlihat kesal atau berkecil hati seperti yang ditakutkannya, Jaehyun justru tersenyum lembut.

"Aku selalu bertanya-tanya apakah kamu tahu mengapa tanggal 23 juli itu penting, tapi ini adalah hari peringatan salah satu hari terbaik dalam hidupku," Jaehyun menjelaskan dan memegang tangannya. "Dua belas tahun yang lalu, 23 juli, adalah hari dimana aku pertama kali bertemu denganmu, Taeyong."

Ingatannya tiba-tiba terlempar pada hari itu. Seorang anak SMA berpakaian kuning, bunga, senja dan juga tangis. Ya, hari ini tepat dimana ia dipertemukan dengan Jaehyun, dalam hari bahagia dan dukanya sekaligus.

"Yuno ... aku..."

Sembari menahan tangis, Taeyong masih berusaha menyusun kata-kata sampai Jaehyun menciumnya lagi. 

"Gatau ih, ngeselin!"

Jaehyun meringis saat Taeyong menggigit bahu dan memukul punggungnya lalu memeluknya erat.

"Tidak apa-apa kalau tidak ingat, nanti aku pasti akan ingatkan terus." Ujarnya sembari terkekeh dan menekan ciuman ke dahi istrinya.

"Setidaknya ada orang yang datang dan bisa kupeluk saat itu."

Taeyong memutar matanya dan tersenyum, ia menarik diri dari pelukannya.

"Dan sekarang berkatmu kurasa kita sudah punya banyak bahan makanan, keluarkan beberapa sayuran sehingga aku bisa membuatkan kita makan malam."

"Siap, komandan!"

Dengan senyum lebar, dia memberi hormat dan kemudian mulai mengeluarkan piring dan bahan makanan dari kulkas. Taeyong hanya menggelengkan kepalanya melihat Jaehyun yang begitu antusias menyiapkan makan malam. Keduanya punya waktu satu jam untuk berduaan dan saling bersenda gurau sembari saling mencicipi olahan masing-masing sebelum anak-anak bangkit dari tidur siang.

Ya, Jaehyun tidak pernah berubah sejak hari itu, selalu romantis dengan caranya sendiri dan Taeyong tidak bisa meminta hari yang lebih baik dari hari itu. Meski tepat di hari itu pula dan sampai saat ini, Jaehyun masih belum juga berhasil menemukan siapa orang yang telah membuatnya kehilangan sang ayah.





ಇಇಇ

01.07.2020

Happy Birthday Lee Taeyong!
🌹🌹🌹

Continue Reading

You'll Also Like

61K 5.5K 14
[ RION KENZO MIKAZUKI ] adalah ketua mafia dari Mikazuki AV Rion kenzo Mikazuki mafia Italia, ia terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh maupun...
80K 10.6K 58
⚠️:some parts contain πŸ”ž Akibat ketamakan dan kekuasaan, Lee Sunghoon yang merupakan Pangeran Mahkota harus mati ditangan adik kandungnya sendiri, ya...
70.5K 8.1K 28
Jaemin dikejutkan ketika sang pacar menyatakan bahwa bayi merah yang digendong oleh ibunya adalah anaknya. Sementara sang pacar sudah menghilang enta...
PENGASUH By venta

Fanfiction

65.8K 7.7K 54
Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk membanting set...