Me Ama

By Zataeayam

342K 20.9K 781

Aku harap suatu saat nanti hyung bisa melihat kearahku, menerima cintaku, dan peduli padaku. Tak apa, aku aka... More

1. Perjodohan
2. Dorm BTS
3. Sakit Hati
4. Dingin
5. Makan Malam
6. Bertemu Dengannya
7. Baby Jiwoo
8. Bermain Bersama
9. Pinky Promise
10. Laki-laki Jalang
12. Terimakasih Tae hyung
13. Konser BTS
14. Yoona
15. Gyeomie
16. Itulah Alasanku
17. Daegu
18. Air Mata
19. Aku Baik-Baik Saja
20. Makan Siang Bersama
21. Khawatir
22. Demam
23. Senyuman Itu
24. Ancaman
25. Aku Lelah
26. Pembohong Yang Buruk
27. Dia Milikku
28. Taman
29. Ice Cream
30. Risih
31. Pertengkaran
32. Maafkan aku
33. Percaya Padanya
34. Terkunci
35. Perusak Hubungan
36. Panik
37. Pulang
38. Kita Selesai
39. Kacau
40. Pub
41. Mabuk
42. Batal
43. Pergi
44. Irene
45. Berhenti Mencintai
46. Menyesal
47. Pesan
48. Tanggung Jawab
49. Selesaikan Masalah
50. Aku Mencintaimu
51. Permintaan Maaf
52. Rindu
53. Haters
54. Luka
55. Cemburu
56. Penjelasan
57. Hubungan
58. Official
59. Bonus Chapter

11. Malam yang Buruk

5.5K 387 7
By Zataeayam

Setelah 30 menit berlalu akhirnya hujan pun berhenti ya walaupun masih sedikit gerimis. Aku pun segera melangkahkan kakiku ke jalanan yang digenangi sisa-sisa air hujan. Berjalan menuju rumah Taehyung hyung yang letaknya cukup jauh dari sini.

Jalanan mulai sepi, mungkin karena udara dingin yang disebabkan oleh hujan tadi membuat orang-orang lebih memilih untuk tetap berada di dalam rumah.

Aku terus berjalan menelusuri trotoar pejalan kaki hingga perasaan sedihku mulai menghilang dan berganti dengan perasaan was-was.

Aku merasa seperti ada yang mengawasiku.

Aku mempercepat langkahku seraya terus menolehkan kepalaku ke arah belakang.

Boom !

Aku sedikit terlonjak ke belakang saat menemukan seorang laki-laki bertubuh besar dengan puluhan tattoo permanent yang melekat di tubuhnya berdiri di depanku.

"Halo" ucapnya dengan seringaian yang menakutkan. Suaranya terdengar berat dan tatapannya yang menyeramkan mengisyaratkan sesuatu hal yang tidak baik bagiku.

Dia benar-benar membuatku takut.

Aku mundur beberapa langkah untuk menghindari tubuhnya yang semakin mendekat kearahku.

"Apa yang kau inginkan ?!" pekik ku saat punggungku sudah menyentuh sebuah tembok bangunan yang membuatku tidak dapat bergerak mundur lagi.

Ia kembali menyeringai licik padaku. Tiba-tiba saja tangannya mengeluarkan sebuah pisau kecil yang sangat tajam.

"Sshh" ia menaruh pisau tersebut tepat di depan mulutku membuat tubuhku menegang dan mengeluarkan keringat dingin.

Takut, panik, sedih, semuanya kurasakan saat ini. Air mataku mulai membendung di pelupuk mataku.
Ia memperhatikan setiap inci wajahku dan juga tubuhku dengan senyuman mengerikan miliknya.

"Yang aku inginkan adalah..." ia menjauhkan pisau kecil itu dari wajahku dan mendekatkan wajahnya ke samping telingaku.

"Kau" ia tertawa licik tepat di sampingku.

Aku pun segera mencoba untuk melarikan diri karena kupikir ia sedang lengah dan rasanya tidak mungkin untuk melawannya karena tubuhnya sangat besar dan ia juga bersenjata, tetapi sebuah tangan besar mencegat pergelangan tanganku dan membanting tubuhku ke tembok dengan keras hingga berhadapan kembali dengannya.

"Tidak secepat itu manis" tangannya mengelus pelan wajahku membuatku bergidik ngeri dan memilih untuk menutup mataku rapat-rapat.

"Hmm, cantik" jantungku berdegup lebih kencang, rasa takutku sudah memuncak dan tubuhku semakin menegang karena merinding. Tetes demi tetes air mata mulai keluar dari kedua mataku.

"Jangan menangis cantik" ia mengusap pelan air mataku dengan tangan kasarnya yang membuatku semakin kencang menangis.

"S-siapapun tolong aku !!" teriakku dengan suara yang terdengar parau, berharap seseorang dapat mendengarnya dan membantuku.

"Diam !" bentaknya.

"Kumohon tolong aku ! Seseorang tolong aku !" aku berteriak lebih kencang lagi yang membuat laki-laki di depanku semakin marah.

Dengan kasar ia menarik tanganku membuatku sedikit meringis kesakitan.

"Aku bilang DIAM!" teriaknya yang tak kalah kencang dariku dan dengan cepat menggoreskan pisau kecil itu di lengan kananku membuatku meringis kesakitan karena perih yang kurasakan.

Darah mulai bercucuran hingga menetes di jalanan. Tangisku semakin menjadi-jadi karena rasa sakit yang luar biasa perihnya.

Aku segera membungkam mulutku mencoba untuk menahan isakan tangisku yang semakin kencang.

"Kubilang diam, mengerti ?" ia menghentakkan tanganku dengan keras dan aku kembali meringis kesakitan karena perih yang kurasakan menjadi dua kali lipat dari yang tadi.

Kedua tangannya mengitari wajahku serta rambutku dengan elusan lembut, dan berhenti di leherku. Ia melingkari kedua tangannya di leherku yang kemudian tersenyum licik dan wajahnya mulai mendekat ke arahku.

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi tenaga besarnya tentu saja mengalahkan tenaga kecilku. Aku ingin mencoba untuk melarikan diri lagi, tapi aku takut jika ia akan kembali menyiksaku yang lebih dari ini. Yang dapat kulakukan hanya memohon padanya untuk berhenti dan menangis seraya menutup kedua mataku.

"MENYINGKIR DARINYA !"

Author POV

Laki-laki berkulit tan itu melangkahkan kakinya kesana kemari tanpa henti di dalam ruangan yang sama. Ia mengetuk-ngetukan ponsel di tangannya berulang kali. Tidak dapat mengelak lagi, laki-laki itu merasa gusar, hatinya seperti terganjal sesuatu.

"Tae, ada apa ?" Hoseok berjalan mendekati Taehyung seraya menepuk pundak sahabatnya pelan.

Seketika Taehyung menghentikan langkahnya dan menatap Hoseok dengan tatapan gusarnya.

"Entahlah hyung, perasaanku tidak enak" ujar Taehyung seraya mengusap wajahnya.

"Kenapa ?"

Taehyung tidak menjawab pertanyaan Hoseok melainkan membuka ponsel di tangannya dan mencari nomor telepon seseorang kemudian menempelkan ponselnya tepat di samping telinganya.

"Kau menelepon siapa ?"

Taehyung melirik singkat laki-laki di sampingnya itu.
"Jungkook"

"Ada apa dengan Kookie ?"

Lagi-lagi Taehyung tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hoseok. Ia masih tetap menunggu panggilannya dan berharap agar dijawab oleh laki-laki manis yang kini berstatus sebagai 'calon tunangan yang terpaksa'.

"Ayolah" gumamnya yang kembali mencoba menekan tombol panggilan di kontak laki-laki manis itu.

"Sebenarnya kau ini kenapa Tae ?" kini Seokjin yang ikut mendekati Taehyung.

Seokjin merasa risih dengan tingkah Taehyung yang terlihat aneh hari ini. Hampir seharian ini Taehyung bertingkah aneh, ia bertingkah seperti kurang fokus. Bahkan saat ia sedang bersama kekasihnya Bae Irene, ia tidak menggubris ucapan Irene saat mengobrol tadi. Saat Irene memintanya untuk mengantarkan pulang, Taehyung malah berkata bahwa ia sedang tidak enak badan dan menyuruhnya untuk pulang bersama supir pribadinya. Sesungguhnya Taehyung pun tidak mengerti dengan apa yang sedang dipikirkannya.

Tetapi saat Jungkook menelfonnya tadi dan memintanya untuk menjemput laki-laki manis itu, ia menyadari bahwa perasaan tidak enaknya tersebut mengarah pada Jungkook. Saat Taehyung mengetahui Jungkook hanya seorang diri di halte bus depan kampusnya.

Tidak, Taehyung tidak menganggap perasaan ini adalah perasaan kekhawatiran yang timbul pada dirinya untuk Jungkook. Ia hanya berfikir bahwa perasaan tidak enaknya ini hanyalah perasaan takut biasa yang dirasakan setiap laki-laki saat temannya mengalami sesuatu.

Ya, hanya itu.

"Jungkook, ia bilang bahwa tadi ia hanya sendiri di halte bus kampusnya. Aku ingin segera menjemputnya karena kupikir ini sudah cukup malam. Tapi, Irene. Irene menjadi alasan utamaku untuk tidak menjemput Jungkook"

Keempat temannya kini sudah berada di dekatnya.

"Jadi, bagaimana sekarang ?" tanya Namjoon yang menatap Taehyung serius.

"Saat aku ingin meminta Jimin untuk menjemputnya.." merasa namanya disebut, Jimin segera memajukan tubuhnya ke arah Taehyung.

"Tiba-tiba saja ia bilang bahwa ia melihat taxi" lanjut Taehyung.

"Lalu ? bukankah ia menaiki taxi itu ?" Taehyung menghela nafas berat.

"Yeah dan seharusnya ia sudah sampai di rumahku saat ini tapi ketika aku menelpon adikku Taera, dia bilang Jungkook belum pulang. Aku sudah mencoba menghubunginya berulang kali tapi ia tidak menjawabnya dan bahkan sekarang ponselnya mati"

Namjoon, Jimin, Seokjin, dan Hoseok tiba-tiba merasakan hal yang sama seperti Taehyung. Mereka juga merasakan perasaan yang buruk tentang Jungkook.

"Lebih baik kau menjemput Kookie sekarang Tae" usul Jimin yang membuat Taehyung langsung menyambar kunci mobilnya tanpa pikir panjang dan berlari cepat menuju parkiran.

Kim Taehyung POV

Perasaan buruk terus menghantuiku sejak sore tadi membuatku terkadang menatap kosong entah kemana seraya memikirkan hal buruk yang sesungguhnya aku pun tidak tahu apa itu. Ketika Jungkook meneleponku dan memintaku untuk menjemputnya, aku merasakan perasaan buruk tersebut semakin menjadi-jadi ketika mengetahui Jungkook hanya seorang diri di malam seperti ini.

Aku tidak khawatir padanya, aku hanya ehm.. aku takut eomma akan marah padaku jika terjadi hal buruk pada Jungkook. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi ke arah kampus Jungkook.

"Kemana dia ?!" ucapku geram saat tidak menemukan keberadaan Jungkook.

Aku melajukan mobilku dengan perlahan menuju rumahku. Mungkin Jungkook masih berada di sekitar sini.

Kuakui jalanan disini sangat sepi, terlebih lagi lampu jalanan yang sedikit redup.

Tunggu, siapa itu ?

Seorang laki-laki bertubuh besar sedang membalikan tubuhnya menghadap ke sebuah tembok bangunan di pinggir jalan. Perasaanku mengatakan untuk menghampirinya. Aku pun segera menghentikan mobilku dan langsung keluar. Berjalan perlahan ke arah laki-laki itu.

Suara isakan tangis. Entah mengapa jantungku berdetak semakin cepat.

SIALAN !

Aku membelalakkan mataku lebar ketika melihat apa yang sedang laki-laki itu lakukan.

JUNGKOOK !

Degup jantungku seakan berhenti sejenak saat melihat deraian air mata yang dikeluarkan Jungkook saat ketakutan seperti ini.

Cepat-cepat aku menghampirinya dan segera menarik kasar tubuh laki-laki preman tersebut menjauh dari Jungkook saat wajah mereka hampir bersentuhan.

"MENYINGKIR DARINYA !" satu hantaman keras dari kepalan tanganku berhasil mendarat di pipi kotaknya dengan mulus. Ia memegangi pipinya sesaat dan melihat sedikit darah segar yang keluar dari ujung bibirnya.

Merasa tidak terima, ia mulai mendekatiku dan mengayunkan tangannya ke arah perutku. Untung saja aku dapat menepisnya yang kemudian menghantamkan kembali kepalan tanganku ke pipi kirinya.

Kurasa ia sedang mabuk hingga tidak begitu kuat saat ini.

Dengan kilat aku menendang kemaluannya dengan dengkul kakiku membuatnya meringis kesakitan dan menunduk memegangi tempat pukulan dengkulku.

"PERGI !" sejurus itu, ia segera berlari cepat meninggalkanku dan Jungkook yang kini masih menangis.

Aku segera menoleh kearah Jungkook dan menghampirinya mencoba untuk menenangkannya.
"Jungkook ! Kau tak-"

"Tae hyung !" yang kurasakan saat ini adalah sebuah lingkaran tangan mungil di tubuhku.

Aku tersentak dan seketika mematung.

Hey ! ada apa denganmu Kim ?!

Secepatnya aku segera merilekskan tubuhku dan dengan ragu mulai mengangkat kedua tanganku ke punggung tubuhnya yang kini sedang mendekap tubuhku.

"Sshh.. tak apa, ada aku disini" ucapku selembut mungkin seraya mengelus punggungnya pelan, mencoba menenangkannya dan meredakan tangisnya.

"Hiks.. hiks.. hiks.." Jungkook masih sesenggukan membuatnya sulit untuk berbicara.

Kembali kutenggelamkan kepalanya ke dalam dekapanku. Yang aku tahu ketika seseorang sedang menangis, orang tersebut membutuhkan pelukan agar bisa tenang.

"Hey, tidak apa, Kook"
"Kau sudah aman sekarang"

"T-terima kasih, Tae hyung" ujarnya yang perlahan melepaskan lilitan tangannya di tubuhku seraya mengusap sisa air mata yang berbekas di wajahnya.

"Tidak masalah" aku memegangi kedua pundaknya saat Jungkook mulai menjauhkan tubuhnya dariku dan mulai mengecek tubuhnya berharap ia tidak terluka sedikitpun.

Oh matanya.

Saat aku menelusuri setiap inci wajahnya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja, mataku bertemu dengan matanya. Kedua matanya masih terlihat ketakutan. Genangan air mata masih membasahi matanya serta sebuah keteduhan yang tersirat dari mata doe eyes miliknya, lagi-lagi  membuatku seakan terkunci karena tatapannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung..

Menurut kalian FF ini tuh gimana sih ? Kasih pendapat kalian di comment ya.. jangan lupa vote juga 😁👌

Continue Reading

You'll Also Like

46.4K 2.7K 33
seorang anak SMA yang di nikahi oleh seorang CEO tampan yang mempunyai perusahaan No 1 di dunia, Mempunyai sifat yang dingin,irit bicara. Tapi semua...
471K 29.9K 23
[ᴇɴᴅ] Kisah asmara antara Taehyung sang Bad Boy sekolah Seoul High School dan Jungkook sang primadona sekolah karena kecerdasannya. . . . . Warning! ...
91.2K 6.7K 42
Hanya kisah Seorang JK yg tergila gila pada kim Taehyung " Sialan! Jangan mengusirku lagi!!" Jk "Kau tak bisa membuang ku lagi brengsek!" Jk.. " Buka...
21.1K 2K 12
"Dasar ahjussi sialan!!" Maki Jungkook tak kenal takut. "Berhenti mengumpat atau aku akan menyumpal mulut mungil mu dengan penis besar ku bocah!" Har...