STARSTRUCK (END)

Da TJWVIP

43.5K 5.1K 614

Setiap fangirl pasti pernah bermimpi dapat bertemu dengan idolanya. Begitu juga dengan Dara yang sangat mengi... Altro

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Clue
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
news
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
*

28

659 83 4
Da TJWVIP

"Ne, annyeonghaseyo" Dara pun membungkukkan badannya.

Pria itu mengulurkan tangan, "Aku Kim Jaejoong, salam kenal"

Dara menyambut uluran tangan artis di hadapannya dengan ragu, "Ne, aku tau namamu. Aku Sandara Park, salam kenal"

Jaejoong tersenyum geli melihat Dara yang kikuk.

"Santai saja Dara-ssi, jangan gugup begitu. Kau bukan fans ku kan?"

"Eh? Bukan bukan" Dara menggeleng cepat.

"Ah, tapi kenapa aku jadi kecewa hahaha"

"Oh? maaf" Dara jadi bingung harus bilang apa. Sementara Jaejoong hanya tertawa.

"Ayo kuantar ke hotel" ajak Jaejoong.

"Ah tidak perlu Jaejoong-ssi. Hotelnya dekat, aku jalan kaki saja. Terimakasih sebelumnya sudah membantuku" Dara berniat pergi namun Jaejoong menahannya.

"Kau yakin? Bagaimana kalau kejadian tadi terulang lagi? Ini sudah malam. Tidak baik seorang wanita jalan sendirian, di negara asing pula"

Dara terdiam. Ada benarnya juga apa yang dibilang artis itu. Bagaimana jika ada pria mabuk lainnya yang mengganggu. Mana Dara ternyata lupa membawa ponselnya. Tapi kalau ia ikut dengan pria itu juga bukan pilihan yang aman. Bagaimana kalau ada yang melihat? Atau merekam?! Ah kenapa Dara baru sadar bagaimana kalau ada yang melihat mereka sekarang? Apalagi wajah Dara terlihat jelas. Ia jadi menyesal kenapa tidak ia pakai saja topi dan maskernya tadi.

"Dara-ssi?"

"Oh ne?"

"Kau melamun?"

"Ah maaf. Tapi Jaejoong-ssi, sebaiknya kau pakai lagi maskermu. Aku tidak mau ada yang melihat. Aku tidak mau terlibat skandal" Dara celingukan kesana kemari melihat sekitar.

Jaejoong kembali terkekeh melihat kelakuan wanita di depannya. Ia pun menurut untuk memakai maskernya kembali.

"Karena itu ayo cepat ikut aku, biar ku antar. Daripada kita semakin lama disini"

"Tapi...."

"Haaah yasudah kalau kau mau jalan kaki. Kutemani saja. Hyung, kau duluan saja bawa mobilnya ke hotel Dara. Tunggu aku disana" ucap Jaejoong pada pria yang satu lagi.

"Eh?! Kenapa kau jadi ikut denganku?" Dara jadi panik. Ia kan tidak mau terlihat dengan pria ini. Kalau mereka berjalan bersama malah lebih berbahaya lagi.

"Habisnya kau tidak mau ikut ke mobil. Aku tidak mungkin meninggalkanmu setelah kejadian tadi"

Aduh kenapa jadi begini sih batin Dara.

"Jadi sekarang bagaimana? Kau mau ikut bersamaku di mobil atau kutemani berjalan kaki?" Tawar Jaejoong sekali lagi.

"Apa tidak ada pilihan lain?" Tanya Dara menatap artis yang baru dikenalnya ini.

"Ayo, lebih baik naik mobil saja" Jaejoong menarik tangan Dara masuk ke dalam mobilnya. Dara yang tidak siap mau tidak mau jadi tertarik begitu saja dan akhirnya sudah duduk di dalam mobil.

"Jadi dimana hotelmu?" Tanya Jaejoong.

"Beberapa ratus meter di depan. Di sebelah kanan"

"Ayo jalan Hyung" ucap Jaejoong pada pria satunya tadi yang sekarang sudah menyetir.

"Kenapa kau berkeliaran sendiri malam-malam begini?" Tanya Jaejoong pada Dara.

"Ah, itu... Tadinya aku ada janji makan malam, lalu mendadak batal. Tapi aku terlanjur lapar, dan uangku tidak cukup kalau harus memesan makanan hotel, jadinya aku keluar mau mencari jajanan murah pinggir jalan di sekitar hotel. Tapi yang kulihat hanya cafe dan restaurant. Setelah itu ada minimarket jadinya aku belanja cemilan saja disana" Dara menunjukkan kantong belanjaannya.

"Lalu tiba-tiba pria mabuk tadi datang. Untung saja ada kalian. Terimakasih sekali lagi karena sudah menolongku" sambung Dara.

Jaejoong tersenyum mendengar cerita Dara. Wanita itu sudah tidak kikuk lagi. Sekarang dia sudah lebih nyaman. Ia bahkan bercerita dengan berbagai ekspresi yang sangat lucu menurut Jaejoong.

Melihat Jaejoong yang tersenyum setelah mendengar ceritanya Dara jadi sadar. Kenapa ia bisa menceritakan semuanya begitu saja pada orang yang baru dia kenal ini? Malah ia terdengar seperti sedang curhat? Tapi sebenarnya Dara memang sedikit kecewa dan sedih karena Jiyong melupakan janjinya.

"Maaf, aku malah jadi curhat" Dara mengalihkan pandangannya dari Jaejoong.

"Hahaha, tidak masalah. Jadi kau lapar Dara-ssi?"

"Hm?"

"Bagaimana kalau kita makan dulu? Sebetulnya tadi kami juga mau pergi mak..."

"Tidak!" Dara memotong ucapan Jaejoong membuat pria itu sedikit kaget.

"Eh, maksudku, tidak perlu Jaejoong-ssi. Cukup antarkan aku ke hotel saja"

Jaejoong lagi-lagi terkekeh, "Tenanglah, ini bukan Korea. Aku tidak seterkenal itu disini. Kau aman dari skandal jika itu yang kau takutkan"

"Bukan begitu, aku..." Dara bingung harus mengatakan apa.

"Hyung, kita makan di restaurant depan itu saja" Jaejoong menunjuk salah satu restaurant.

Astaga bagaimana ini? Bagaimana kalau Jiyong tau? Dara teringat member Bigbang yang lain pernah bilang kalau pacarnya itu sangat pencemburu dan posesif. Dara jadi cemas memikirkan itu.

***

11:00 PM.

"Langsung balik ke hotel?" Tanya Soonho setelah Jiyong masuk ke dalam mobil.

"Ne Hyung"

Soonho mulai melajukan mobil itu.

"Ji?"

"Hm?"

"Tadi Dara menghubungiku"

"Dara?"

"Ne, dia mencarimu. Lalu dia menelfonku karena kau tidak mengangkat telfonnya"

"Astaga Hyung!" Jiyong memukul keningnya.

"Wae?"

"Aku lupa kalau aku janji makan malam dengannya" Jiyong menatap Soonho dengan panik.

"Ah, jadi dia mencarimu karena itu"

"Bodoh, bagaimana bisa aku lupa" Jiyong mengeluarkan ponselnya dan melihat 3 panggilan tak terjawab dari Dara. Dengan cepat ia langsung menghubungi pacarnya itu.

Satu kali, tidak diangkat.

Dua kali, tidak diangkat.

Tiga kali, tidak diangkat.

"Apa dia balas dendam padaku?" Gumam Jiyong.

"Coba pinjam ponselmu Hyung"

Soonho memberikan ponselnya, "Tidak diangkat Dara?"

Jiyong menggeleng, "Sepertinya dia marah. Makanya aku coba dengan ponselmu"

Jiyong menghubungi Dara dengan ponsel Soonho.

Satu kali, tidak diangkat.

Dua kali, tidak diangkat.

Tiga kali, tidak diangkat.

"Astaga, kemana gadis ini?"

"Mungkin dia sudah tidur ji" ucap Soonho.

"Hm, bisa jadi. Haaah bagaimana ini Hyung? Aku melupakan janjiku" Jiyong merasa bersalah. Ia cemas apakah pacarnya itu sudah makan atau belum.

***

Jiyong sedikit berlari ke dalam hotel meninggalkan Soonho yang akan memarkirkan mobil lebih dahulu.

Setelah sampai di lantai 8, Jiyong bergegas ke kamar Dara.

Tok... Tok... Tok...

"Dara!"

Tok... Tok... Tok...

"Baby!"

Ting Tong

Akhirnya Jiyong menekan bel.

"Dara!"

Jiyong menekan bel itu berkali-kali sambil sesekali menggedor pintu Dara dan memanggil gadis itu. Tapi tidak ada sahutan sama sekali. Jiyong mencoba menghubungi nomor Dara lagi. Terdengar suara ponsel berbunyi dari dalam.

"Ayo di angkat beb!" Gumam Jiyong.

Karena tidak ada reaksi apapun dari kekasihnya, Jiyong menelfon Soonho.

"Hyung, tolong mintakan kartu cadangan kamar Dara di resepsionis"

"Untuk apa?" Tanya Soonho.

"Aku mau mengecek Dara di dalam"

"Kau ini berlebihan sekali. Paling dia sedang tidur"

"Sudahlah Hyung, bawakan saja kartunya cepat" lalu Jiyong mengakhiri panggilan itu.

"Yak Jiyong! Ji! Astaga" Soonho sedikit kesal. Artisnya itu memang tidak bisa dibantah jika sudah berkehendak. Sangat memusingkan.

***

"Mana Hyung?" Tanya Jiyong begitu melihat Soonho.

"Astaga tidak sabaran sekali. Ini" Soonho memberikan kartu itu.

Cklek.

Pintu kamar terbuka, namun membuat kedua pria itu heran karena kamar itu gelap. Jiyong meletakkan kartu di tempat yang ada di dinding untuk menyalakan lampu dan terkejut karena kamar itu kosong. Jiyong mencari ke kamar mandi juga kosong.

"Astaga Hyung Dara kemana?!" Jiyong mulai panik.

Soonho juga jadi panik kemana perginya Dara. Bahkan ponselnya tertinggal.

Jiyong segera berlari keluar menuju lift. Soonho mengejarnya setelah mengunci kembali kamar Dara.

"Shit! Kenapa lift ini lama sekali!" Gerutu Jiyong.

"Sabar ji"

"Bagaimana aku bisa sabar Hyung? Dara hilang! Ini bukan Korea dan ini sudah tengah malam astaga kemana gadis itu?!"

Jiyong benar-benar cemas sekarang. Kemana pacarnya pergi? Apa Dara tidak apa-apa? Apa ia baik-baik saja? Oh tuhan dimana Dara?

Pintu lift terbuka, Jiyong baru saja akan melangkah namun mendadak terhenti setelah melihat siapa yang ada di dalam lift.

"Dara!" Jiyong segera masuk ke dalam lift dan memeluk Dara dengan erat.

"Jiyong? Kau sudah pulang?"

"Astaga beb kau darimana? Aku cemas sekali!" Jiyong semakin mengeratkan pelukannya.

"Emmm ji, sakit, aku susah nafas" Dara berusaha melepaskan pelukan Jiyong.

"Eh? Maaf, maafkan aku baby" Jiyong melepaskan pelukannya.

"Ehem, guys? Apa kalian bisa keluar dulu? Aku tidak mungkin menahan pintu lift ini terus" ucap Soonho.

"Ah, ne Hyung" Jiyong tersadar dan merangkul Dara keluar lift.

"Karena Dara sudah ketemu, sekarang ku tinggal ya ji? Aku balik ke kamar" ucap Soonho dan berlalu pergi.

Jiyong hanya mengangguk dan membawa Dara ke kamarnya.

***

"Jadi kau darimana baby?" Jiyong mendudukkan Dara di pangkuannya setelah mereka berada di dalam kamar Jiyong.

Dara merasa sedikit aneh karena ini baru pertama kalinya ia duduk di pangkuan Jiyong begini dengan posisi wajah mereka yang berhadap-hadapan.

"Beb?" Panggil Jiyong lagi yang menyadarkan Dara.

"Eh? Oh aku membeli ini" Dara menunjuk kantong belanjanya.

Jiyong mengambil kantong belanja itu dan melihat isinya. Hanya ada coklat, keripik kentang dan air mineral.

"Baby kau lapar?" Tanya Jiyong.

Dara bingung mau menjawab apa. Tadinya sih dia memang lapar, tapi setelah itu Jaejoong mengajaknya makan.

"Tadi aku lapar, makanya aku keluar untuk belanja" jawab Dara.

"Kenapa kau tidak pesan makanan disini saja?"

"Emmm uangku tinggal sedikit. Makanannya mahal" Dara menundukkan kepala dan memainkan jari-jarinya.

Ya ampun Jiyong merasa bersalah mendengar jawaban Dara. Ia lupa dengan janjinya dan membiarkan gadisnya kelaparan dan tanpa uang.

"Maaf baby, maafkan aku. Aku pacar yang buruk, maafkan aku" Jiyong memeluk Dara.

Dara mendesah, "Sudahlah ji, tak apa. Aku tau kau sibuk"

"Jadi kau belum makan?" Tanya Jiyong lagi kali ini dengan menatap Dara.

"Su..dah" jawab Dara pelan.

"Makan apa? Dimana?"

"Hmmm makan roti keju yang kubeli di minimarket" setidaknya Dara tidak berbohong. Dia memang memakan roti keju itu tadi meski hanya 2 gigitan.

"Memangnya itu cukup?" Jiyong mengerutkan keningnya.

"Cukup kok, sekarang aku sangat kenyang" Dara menatap Jiyong dengan yakin namun setelah melihat tatapan tajam Jiyong membuatnya segera memalingkan pandangan.

"Kenapa kau bohong?"

"A-aku tidak bohong" Dara jadi gugup.

"Dara"

"Ne?"

"Apa yang kau sembunyikan?" Jiyong merasa aneh melihat reaksi Dara yang seperti menghindari tatapannya.

"Tidak ada ji. Aku sudah makan kok, sungguh. Aku sangat kenyang sekarang"

"Kalau begitu lihat aku"

"Ne?" Dara melihat Jiyong sekilas lalu berpaling lagi.

"Lihat aku kalau sedang berbicara Dara"

Akhirnya Dara menatap mata Jiyong.

"Apa yang kau makan dan dimana?" Tanya Jiyong lagi.

Dara menghembuskan nafasnya, "Tapi kau janji jangan marah"

"Kenapa aku harus marah? Memangnya kau berbuat salah?" Jiyong jadi semakin bingung.

"Pokoknya jangan marah, janji?" Dara mengangkat jari kelingking kanannya.

"Astaga kau seperti anak kecil"

"Janji dulu jiii" rengek Dara.

"Iya iya aku janji" Jiyong menautkan jari kelingkingnya pada Dara.

"Ada yang mentraktirku tadi" ucap Dara pelan.

"Traktir?"

Dara mengangguk.

"Siapa? Laki-laki?" Kedua alis Jiyong bertaut.

Dara kembali mengangguk dan rahang Jiyong mulai mengeras.

"Ia menolongku tadi saat aku diganggu pria mabuk ketika aku selesai berbelanja di minimarket. Setelah itu... Ia menawarkan diri mengantarkan ku pulang. Tapi sebelumnya ia juga mengajakku makan" Dara benar-benar menunduk sekarang. Ia tidak berani menatap Jiyong. Ia takut bagaimana reaksi pria itu mendengar ceritanya. Tapi setidaknya Dara sudah jujur, tidak ada yang ia tutupi dari pacarnya.

Jiyong terdiam mendengar penjelasan Dara. Ia memejamkan mata sejenak dan menarik nafas panjang karena terlalu banyak informasi yang ia terima membuat kepalanya sakit. Pacarnya diganggu pria mabuk? Lalu pria yang menolong mengajak pacarnya makan dan mengantarkan pulang? Jiyong memijit pelipisnya. Rasanya emosinya akan muncul tapi ia sudah janji untuk tidak marah.

"Ji?"

Tidak ada jawaban.

Dara mengangkat kepalanya menatap Jiyong.

"Ji...kau marah?"

Jiyong mendesah lalu memeluk Dara.

"Aku tidak tau harus marah pada siapa. Aku marah karena kau keluar malam-malam sendirian. Aku marah pada pria mabuk itu yang sudah menganggu pacarku. Dan meskipun aku berterimakasih pada penolongmu, aku juga marah karena dia mengajakmu makan dan mengantarmu. Tapi aku tau itu yang terbaik untukmu karena kau sedang lapar dan lebih tidak aman kalau kau pulang sendirian. Tapi aku cemburu kenapa harus laki-laki yang menolongmu?! Haaah entahlah kurasa aku marah pada diriku sendiri karena semua itu tidak akan terjadi kalau aku menepati janjiku. Maafkan aku baby"

Entah kenapa air mata Dara menetes mendengar ucapan Jiyong. Ia kira Jiyong akan marah besar. Ia tidak menyangka Jiyong akan seperti ini.

"Maaf ji... Maaf membuatmu khawatir" Dara membalas pelukan Jiyong.

PS:
Jangan pelit kasih bintangnya ya 😘

Continua a leggere

Ti piacerĂ  anche

54.2K 6.7K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
105K 9.1K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
591K 59.3K 46
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
37.1K 3.4K 20
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...