"kita kemana sekarang?"tanya revan yang sedang fokus menyetir.
"Ke kak David,gue mau dia jujur smaa gue Van"Revan mengangguk.
"Gue dukung Lo Rai!kalo itu yang terbaik buat Lo"Revan melirik Raina sekilas dengan senyuman nya.
Raina tersenyum mendengar ucapan Revan, "Makasih Van, makasih karena Lo mau jadi sahabat gue yang selalu ada kalo gue butuh Lo"ucap Raina tanpa menatap atau menoleh Revan.
Revan tersenyum "Raina Raina.. sahabat itu memang seharusnya saling membantu dan harus ada saat sahabat nya butuh, Jangankan sahabat saat Lo jadi calon istri gue juga gue bakal selalu ada saat istri gue butuh gue"ucap Revan diperkecil saat mengucapkan kata istri.
"Maksudnya?"beo Raina.
"Hah?nggak papa,tadi ada kucing bawa becak"Raina terkekeh geli mendengar ucapan Revan, padahal Raina tau apa yang tadi diucapkan Revan, walaupun suara Revan diperkecil saat terakhir tapi Raina mendengar nya.
Raina tersenyum di dalam hati nya, seyuman yang sangat penuh arti.
Sahabat jadi cinta mungkin sudah biasa,tapi kalau sahabat jadi istri mungkin luar biasa "batin Revan sambil terkekeh geli dalam hatinya, kenapa Revan jadi mempunyai perasaan ingin lebih dari sahabat ke Raina?atau mungkin Revan sudah jatuh cinta? ingin melindungi, tidak suka melihatnya menangis? apakah semua nya berawal dari situ?.
***
Sampai di rumah David, mobil Revan memasuki pekarangan rumah yang sudah dibukakan pagar nya oleh spm rumah David. Keluarlah Revan dan Raina secara bersamaan dan mulai memasuki rumah.
"Sore non"sapa pelayan yang Raina ketahui nama nya adalah Rani. Raina tersenyum bersama Revan.
"Kak David ada?"tanya Raina pada Rani.
"Tuan lagi ke luar non,baru aja tadi keluarr"Raina mengangguk.
"Yaudah aku tunggu aja disini,maap bikinin minum ya buat aku sama revan"Rani mengangguk dan menuju dapur. Raina melangkah diikuti Revan disampingnya dan duduk di ruang tamu.
***
"Canda mu itu mungkin terdengar biasa, tetapi aku merasa terhibur dengan hadirnya dirimu di kehidupan ku"
🌹🌹🌹🌹🌹
"Rai"
"Apa"
"Bahaya tau ada kabel terbuka kaya gini"
"Kalo bahaya jangan dipegang"
"Kalau bahaya,ya pindahin Rai."
"Jangan,nanti kesetrum"
Revan berdiri dari sofa dan menuju samping tempat stopkontak
"Mau ngapain?"
"Pindahin kabel"
"Hati hati"
"Siap princess"
Saat Revan memindahkan kabel tersebut, aliran listrik langsung menyambar ke seluruh tubuh nya.
"Rai!"
"Eh kenapa?"panik Raina yang melihat tubuh Revan terguncang.
"Cabutin steker!"
"Yang mana?!"
"Yang itu!"
"Ih yang mana?"
"Yang itu!
"Lo lepas kabel nya juga Revan!"
"Gak bisa"
"Sini gue lepasin"
"Jangan!nanti Lo kesetrum juga!"
"Terus gue harus apa?!"Raina tambah panik.
"Cabut Steker"
Karena terlalu panik,Raina mencabut semua Steker yang ada disana.
"Cepetan Rai!ini sakit banget!"
Raina semakin panik dan mempercepat mencabut Steker itu saat Semuanya sudah tercabut Raina menoleh menatap Revan, seketika Raina shock melihat Revan pingsan
"Revan!"teriak Raina sambil lari menuju Revan.
"Bangun Van!"Raina mengguncangkan tubuh Revan.
"Lo bercanda kan?!"Raina menepuk nepuk pipi Revan,tapi Revan tidak bangun juga.
"Revan jangan bercanda ihh!"
"Kan tadi gue bilang jangan di pindahin!"
"Ngeyel sih!"
"Revan ih!"
"Jangan bercanda!"
Setelah beberapa menit kemudian Raina berbicara sendiri dan mengguncangkan tubuh Revan, seketika ide muncul dari dalam otak Raina,Raina berlari menuju rak sepatu dan mengambil kaos kaki yang ada disitu, mungkin punya David.
"Van bangun woy!"Raina menyumpal hidung Revan dengan kaos kaki tadi,tapi Revan tak kunjung bangun,Raina mengelitiki telapak kaki Revan.
"Revan bangun!jangan bercanda!"
Sudah semua cara Raina lakukan,mulai menyumpal hidung nya dengan kaos kaki, menginjak kaki nya,dan menggelitiki kaki Revan,tapi revan tidak bangun bangun juga.
"Revan!Lo gak bercanda?"
"Revan bangun ih!"Raina berlari menuju kamar nya mengambil minyak kayu putih.
"Revan bangun"ucapnya lirih menaruh kepala Revan dipahami Raina seraya mengusapkan minyak kayu putih itu di hidup Revan.
"Revan ih bangun.."
Raina mengambil bantal sofa dan menaruh nya di bawah kepala Revan dan mengguncangkan tubuh Revan lagi sambil menangis sesenggukan.
"Revan bangun.."
"Revan becanda Lo gak lucu!"
"Lo sih pake acara mindahin kabel segala"
"Revan bangun ih.."
Sudah beberapa menit Raina menangis?dan sudah beberapa menit juga Revan tak sadarkan diri, membuat Raina takut kehilangan Revan.
"REVAN BANGUN WOY!"teriak Raina dikuping Revan.
"Revan.."Raina memeluk tubuh Revan seraya menaruh kepalanya di dada bidang milik Revan dengan menangis.
"Rev-an jan-jangan ting-gal-lin gue"
"Van ba-ngu i-ih.."
Rumah sakit?dari tadi Raina memikirkan untuk membawa Revan ke rumah sakit,tapi sialnya baterai ponsel nya habis! telepon rumah?jauh dari tempat Raina sekarang, akhirnya Raina mengingat kalau disini ada Rani!lalu Raina memanggil Rani.
"KAK RANI!BANTU RAINA KAK!SINI KE RUANG TAMU! KAK!"Teriak Raina sambil memegang erat tangan Revan.
"Ada apa?"
"Loh itu kenapa?"
"Teleponin rumah sakit!"
"Aku gak punya nomor nya"
"Search di google"
"Iya sebentar"
"Cepet kak!"
"Revan bangun ih.."ucapnya sambil menggenggam tangan Revan dan mengusap dahi Revan.
"Udah belum kak?"
"Belum"
"Cepetan ih!"
"Revan bangun please hiks..."raina kembali memeluk tubuh Revan sambil menggenggam tangan Revan erat.
"HAHAHAHAH"Tawa Revan pecah membuat Raina melepaskan pelukannya dan menatap Revan yang tertawa keras.
"Lo... boongin gue?"
"Hahah cie khawatir ya? sampe nangis gitu hahah? akting gue bagus gak haha?"
"Ih,gak lucu sumpah!"Raina berlari memasuki kamar nya.
"Hayo loh Den Revan, kebanyakan cewek tuh kalo ngambek susah balik lagi loh"celetuk Rani.
Revan berlari menuju kamar Raina dan mengetuk pintu nya karena di kunci dari dalam.
"Raina buka pintunya"
"Raina maaf"
"Raina"
Raina tidak menyahuti nya,yang hanya di dengar Revan adalah suara isakan Raina.
"Raina gue minta maaf"teriak Revan.
"Rai,gue pulang nih"
"PULANG AJA SANA!"Sahut Raina dari dalam kamar.
"Yaudah gue pulang"
Setelah mengatakan itu Revan tidak bersuara lagi,Raina membuka pintu kamar nya ingin mengambil ponselnya yang mati di ruang tamu. Ya tentu saja ingin men-charger ponselnya
"Revan?"Raina buru buru menutup pintu lagi tapi sudah dihadang sama Revan.
"Rai,jangan ditutup lagi"
"Rai, maafin gue,gue tau tadi kelewatan, maafin gue"Revan memeluk tubuh Raina.
"Raina ngomong,jangan diem aja"
"Tadi gue ngomong sendirian Lo gak jawab kan!"
"Maaf"
"Maafin gue Rai"
"Raina maaf"
"Lo jahat tau gak!"Raina kembali menangis.
"Gue pikir beneran tau!gue panik!kalo mau bercanda pikir dulu!"
"Maaf"bisik Revan.
"Gue janji gak bakal ngulangin lagi deh,lagian mana ada kabel yang nempel,hahah"Revan menangkup pipi Raina dan menghapus air matanya.
"Iya juga si,mana ada kabel yang nempel?kok gue bodoh si"batin Raina.
"Gak lucu!"
"Maaf"
"Lain kali kalo mau bercanda dipikir dua kali!"
"Iya gue salah,maaf"
"Gue janji gak bakal gitu lagi"
"Janji?"
"Janji"
Bersambung
Yang belum vote?
Vote dong!
Juga komen!
Love u all😍