Istri Muda

By Ninda_rayanti

23.9K 1.2K 7

Siapapun tak tahu bagaimana putaran takdir berlaku untuk kisah ini. Tak tahu pula apakah takdir menjadi peme... More

I. Beginning
II. Sudden Marriage
III. Still Like Before
IV. Because We're Married
V. About Zeka
VI. Baba
VII. More Sorrow
VIII. Start Loving
IX. Real Wife
X. Your World, My World Too
XI. Knowing Your Heart
XII. Destiny, My Wife
XIII. More I Handsome or Korean Artist?
XIV. The Past is Back
XV. You're A Beautiful Lady
XVI. First Contention
XVII. Him and Her
XVIII. The Scary Proposals
XIX. Proposal Baby (Zeka's Junior or Cashya's Junior)
XX. Afraid to Lose You
XXI. Trying Forgiven
XXII. My Mother's Twin
XXIII. I Miss You
XXIV. Amarra's Mission
XXVI. Surprize for You, Amarra.
XXVII. I'm Lucky to Have You
XXVIII. Small Reunion
XXIX. Relationship Best Friends
XXX. Surprize Preparing
XXXI. Dating Day
XXXII. Sweet Surprize
XXXIII. Sweet Conflic
XXXIV. Troublemaker Past
XXXV. The Conspiration
XXXVI. Handsman Beneviva
XXXVII. The Karma
XXXVIII. Born Surprize
XXXIX. Baby Nona and Baby Basta
XL. Happy Ever After
Announcement
Announcement (Bukan updatean cerita)

XXV. Who is Amarra?

385 28 0
By Ninda_rayanti

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

"Zeka mengundang kalian ke sini untuk menjelaskan sesuatu pada Cashya dan Allova mengenai siapa Serafina sebenarnya." Senyum Zeka menguar.

Sarah tersenyum. "Loh, kan kamu juga mengenal Serafina. Kenapa harus minta bantuan kami?"

"Bunda, Aisha dan Qattar yang jauh lebih dulu mengenal Serafina. Jadi mungkin Bunda dan Aisha bisa menjelaskan asal muasal mengapa Serafina bisa tinggal di panti."

Sarah mengangguk. "Baik, Bunda akan menjelaskannya. Kalian dengar baik-baik ya ...."

Mereka semua mengangguk, mulai memusatkan perhatian pada Sarah. "Serafina, kami menemukannya ada di gorong-gorong dekat panti pada saat hujan di usianya yang diperkirakan masih sepuluh hari. Wajahnya memerah karena kedinginan. Kenapa kami menamainya Serafina? Sesuai dengan kalung yang menggantung di leher kecilnya, sembari berharap jika namanya tidak di rubah maka orang tuanya akan mengambilnya kembali.

Tapi harapan kami mulai mengikis, hingga akhirnya hilang karena Serafina sampai di usianya menginjak lima belas tahun akhirnya mencari tahu sendiri siapa Ibu kandungnya.

Dahulu Aisha, Qattar, Serafina dan Zeka itu seperti layaknya amplop, prangko beserta lem dan kertas suratnya. Mereka seakan tidak bisa terpisahkan, seharipun.

Sampai Bunda pernah tanya sama mereka berempat, apa ya tidak bosan bersama terus? Jawaban mereka simpel, kan kami saling menyayangi Bunda. Selanjutnya bisa Aisha atau Qattar yang melanjutkan."

Aisha menatap mereka yang ada di sini dengan tatapan tegas, lalu menatap Zeka tajam. "Kalau part ini, kan kamu juga ikut menyelidiki. Kenapa harus aku yang menjelaskan?"

Zeka tersenyum. "Aku hanya mengundang saksi saja. Siapa tahu istriku tidak mempercayainya jika aku sendiri yang mengatakannya."

Cashya hanya terdiam, seperti ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Aisha melihatnya. "Ada yang ingin kamu sampaikan Cashya? Sepertinya ada hal yang mengganjal pikiranmu?"

Cashya menatap Aisha, Sarah dan Qattar bergantian. Awalnya ia ragu, namun tangannya di raih Zeka dan Zeka mengangguk meyakinkan Cashya untuk bicara.

"Sebetulnya Aai itu punya kembaran nggak sih?" Cashya bertanya.

Aisha tersenyum. "Kamu akan mengetahuinya setelah saya bercerita, Cashya."

Cashya mengangguk, sementara Allova sudah akan menangis karena malu dengan kelakuan bohong ibunya.

"Tunggu, saya keluar sebentar." Allova menginterupsi.

"Va?" Cashya memanggil.

Allova mengangguk. "Aku nggak papa kok, Shya. Aku butuh sendiri."

Sepeninggal Allova, Aisha mulai menjelaskan. Sayup-sayup Allova masih bisa mendengarnya, karena pintu ruang rawat tidak Allova tutup rapat.

"Tante, Om, Aaimu dan suamimu. Kami membantu menyelidiki masalalu kami semua, termasuk Aaimu. Dari hasil penyelidikkan 98,9% datanya cocok. Jika Aaimu masih memiliki seorang Ibu, yang bekerja di p*l*c*ran.

Ia bahkan mengakui sendiri jika pernah membuang bayinya di salah satu panti asuhan yang sama seperti tragedi ditemukannya Aaimu di gorong-gorong seperti kata Bunda. Ia memastikan jika anak yang ia lahirkan hanya satu, karena kesalahannya tidak memakai pengaman saat berhubungan dengan klien. Tes DNA di lakukan, hasilnya cocok. Qattar dan juga Zeka bisa dijadikan saksi kalau Cashya nggak percaya. Terakhir kali saya dan Qattar ke tempat p*l*c*ran, Ibu itu masih hidup dan dia jadi germo sekarang."

Air mata Cashya tumpah, jadi ia dibohongi oleh Amarra. Tapi untuk apa?

Zeka mengelus tangan Cashya, menyadarkan Cashya dari lamunannya. Cashya menoleh menatap Zeka yang tersenyum lembut ke arahnya. "Sekarang, boleh aku yang bertanya sama kamu Shya?"

Cashya mengangguk, sementara Gera yang dari tadi hanya terdiam sudah gatal ingin bertanya. "Tunggu dulu, maaf kalau sekiranya saya ikut campur. Tapi saya sudah gatal ingin bertanya."

"Jadi intinya, Serafina tidak memiliki kembaran? Tapi mengapa ibunya Allova begitu mirip dengan Serafina?"

Ucapan Gera tentu saja sukses membuat Aisha, Sarah dan Qattar terkejut. "Bagaimana bisa kembar? Ibu Dania sendiri mengatakan jika Sera itu hanya anak tunggal. Tidak hanya berdasar pada itu saja, bahkan kami menanyakan pada pihak rumah sakit yang membantu Ibu Dania melahirkan. Kami juga tahu betapa hancur perasaan Sera saat itu."

Qattar akhirnya membuka suara, posisinya yang seorang dokter sekarang membuat Qattar lugas dalam menyampaikan.

Zeka tidak banyak menanggapi, ia hanya berkata pada istrinya. "Boleh aku meminjam ponselmu?"

Tanpa membantah apapun Cashya langsung memberikan ponselnya pada Zeka, Zeka menerimanya dan mencari foto kebersamaannya dengan Ibunda dari Allova. Setelah Zeka menemukannya, Zeka memberikan ponsel Cashya kepada Sarah dengan bantuan Gera yang menyalurkannya.

Kaget dengan apa yang Aisha dan Sarah lihat, sebab wajah itu begitu mirip. Sementara Qattar yang seorang dokter hanya menghela napas. "Mungkin jika orang awam yang melihatnya akan merasa jika mereka begitu mirip. Tapi saya yang seorang dokter, walaupun bukan dokter bedah plastik. Saya tahu itu adalah wajah operasi yang dia lakukan sekitar dua puluh lima tahun yang lalu mungkin."

Kini mereka semua berganti mengalihkan diri pada Qattar, tidak menyangka akan hal itu sama sekali.

Di luar ruang rawat, Allova menangis pelan. Pelan sekali, tangannya meraih ponsel yang ada di sisi tubuhnya dan menelepon seseorang.

Seseorang mengangkatnya di ujung sana. "Hallo, Lova sayang. Ada apa?"

Suara Amarra terdengar begitu ramah padanya, sedikit lama akhirnya Allova berucap. "Kenapa Ami bohong sama kami?"

Amarra kaget dengan ucapan Allova. "Maksud kamu apa sih, Sayang? Kamu di mana sekarang?"

Allova mematikan ponselnya secara sepihak, membuat Amarra di seberang sana menggeram marah. Jari jemari lentiknya ia kepal sampai rasanya telapak tangannya sakit karena terlalu kencang mengepal akibat tertancap kuku.

Tak lama Amarra mengambil tasnya dan segera ke rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi.

***

Allova masuk ke dalam ruangan Zeka, air matanya mengalir membuat Cashya menoleh. "Va?"

Allova mendekat ke arah Cashya."Maafin aku, Shya udah bikin harapan palsu buat kamu."

Cashya tersenyum, ia menyentuh tangan Allova. "Terlepas dari apakah kamu benar-benar sepupu aku atau tidak, Va. Kamu sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri, gimanapun selama Mas Zeka koma kamu dan Tante Amarra sudah menemani aku selama Mas Zeka koma."

Mata Zeka, Qattar dan Aisha membulat. "Amarra? Amarra Denova?" Kaget mereka.

Allova kaget karena mereka mengenal ibunya, "Iya? Amarra Denova. Tante Aisha, Om Qattar dan Om Zeka kenal sama Ami?"

Zeka memejamkan matanya, ia tidak mengerti mengapa Cashya selalu dikelilingi orang-orang jahat yang mengancam nyawanya. Tak lama mata Zeka terbuka, tatapannya tajam menatap Allova. Seketika Zeka yang ramah berubah menjadi sedingin es seperti ketika Zeka memperlakukan bawahan-bawahannya.

"Katakan, apa niat Amarra sebetulnya Allova? Kamu putrinya, pasti pasti kamu tahu rencana jahat apa yang akan Amarra lakukan." Zeka berucap pelan, namun begitu dingin.

Sementara Gera berdiri, ia tidak mengerti apa yang Zeka maksudkan. "Maksud lo apa, Ka? Nuduh istri gue punya rencana jahat sama ibunya?"

Air mata Sarah menetes. "Jangan ada keributan di sini. Ini pasti salah paham, Gera dan Allova pasti tidak tahu siapa Amarra yang sebenarnya. Zeka, bijaklah sedikit."

"Apapun yang menyangkut keselamatan istriku, akan Zeka prioritaskan Bunda." Zeka membalas.

Cashya bingung. "Ini ada apa sebetulnya?"

Qattar berucap dengan datar, tanpa memperdulikan rasa kebingungan beberapa orang. "Amarra Denova Alexandria. Dia adalah kawan kami semasa SMA, kawan yang berubah jadi musuh dalam selimut. Awalnya kami akrab. Saya, Zeka, Amarra, Serafina dan Aisha saat di sekolah.

Sampai pada suatu hari Zeka mengakui jika dia mencintai Serafina, dengan sambutan janji omongkosong yang Serafina ucapkan untuk membalas cinta Zeka. Tak lama dari ungkapan itu, kami semua tahu jika Amarra mencintai Zeka secara sepihak. Amarra berusaha merebut Zeka dari Serafina, namun usahanya gagal. Tahu sendiri Zeka saat sudah mencintai satu perempuan, maka ia sudah berkomitmen hanya pada orang itu.

Kami pada awalnya mengira jika rasa cinta Amarra hanya sebentuk rasa yang mudah teralihkan, tapi kami salah. Perasaan itu yang awalnya cinta berubah menjadi dendam dan ambisi jika Amarra harus memiliki Zeka.

Berkali-kali Amarra nyaris membunuh Serafina, tapi Amarra cukup pintar dalam memusnahkan barang bukti. Saat semuanya sudah terbukti dia salah, terdengar kabar jika rumah Amarra kebakaran dan kedua orangtuanya meninggal sekaligus. Namun anehnya jasad Amarra menghilang, bertahun-tahun sudah kasus itu menggantung dan kami tidak mengira jika Amarra mengubah bentuk wajahnya persis seperti Serafina."

Allova tertohok, ia tidak percaya ibunya setega itu. "Nggak-nggak mungkin. Ami nggak mungkin sejahat itu!"

Tak lama pintu di ketuk seseorang, Aisha yang paling dekat dengan pintu membukanya. Seorang lelaki muda berusia pertengahan tiga puluh tahun tersenyum. "Ruang rawat Bapak Zeka?"

Aisha mengangguk, ia mempersilakan lelaki itu masuk. Cashya yang mengenali lelaki itu langsung bangkit. "Pak Taufan."

"Siapa Shya?" Zeka bertanya.

"Aku nyewa detektif untuk jagain kamu selama aku nggak ada di samping kamu." Cashya menjawab dengan pelan.

Pak Taufan tersenyum. "Maaf jika saya mengganggu waktu berkumpulnya. Tapi ada yang mau saya laporkan Bu."

Cashya mengerutkan kening, ia penasaran. Sementara Pak Taufan segera mengeluarkan alat perekam suara hasil dari sebuah penyadapan. "Semenjak Ibu Cashya mengenal Ibu Amarra, saya tidak bisa memantau pergerakan orang-orang disekitar Bapak Zeka, Bu. Karena entah kenapa semua kamera yang saya pasang rusak. Tapi saya sudah membuat pengaman ganda yaitu dengan memasang alat penyadap suara di berbagai sudut."

Pak Taufan memberikannya pada Cashya, ia lalu kembali melanjutkan. "Ada beberapa suara Ibu Amarra yang saya rasa itu cukup untuk menjadi bukti siapa Ibu Amarra itu jika Ibu Allova dan Bapak Gera tidak percaya."

Gera menghela napas. "Jangan bilang anda menyadap suara kami semua, tadi?"

Pak Taufan mengangguk kikuk. Membuat semuanya menghela napas.

***

Jangan lupa taburan kalimat dan bintangnya 🌟

Continue Reading

You'll Also Like

1M 148K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
112K 10.8K 44
[Ali Prilly Series] Higest rank : #1 nessa : 2 Agustus 2020 Judul awal "Istri Kedua" Setiap orang memiliki impian mereka masing-masing. Pernikahan ad...
357K 9K 29
Apa jadinya jika seorang Herry Febriady yang pergi dari rumah untuk memutuskan pertunangannya justru mengalami kecelakaan yang membuatnya kehilangan...
448K 11.3K 25
'Aiza mukhbita' Gadis cantik berumur 20 tahun yang sejak kecil hidup terpisah dari kedua orang tuanya. Ayahnya menitipkannya kepada Oma dan Opanya di...