Istri Muda

By Ninda_rayanti

23.8K 1.2K 7

Siapapun tak tahu bagaimana putaran takdir berlaku untuk kisah ini. Tak tahu pula apakah takdir menjadi peme... More

I. Beginning
II. Sudden Marriage
III. Still Like Before
IV. Because We're Married
V. About Zeka
VI. Baba
VII. More Sorrow
VIII. Start Loving
IX. Real Wife
X. Your World, My World Too
XI. Knowing Your Heart
XII. Destiny, My Wife
XIII. More I Handsome or Korean Artist?
XIV. The Past is Back
XV. You're A Beautiful Lady
XVI. First Contention
XVII. Him and Her
XVIII. The Scary Proposals
XIX. Proposal Baby (Zeka's Junior or Cashya's Junior)
XXI. Trying Forgiven
XXII. My Mother's Twin
XXIII. I Miss You
XXIV. Amarra's Mission
XXV. Who is Amarra?
XXVI. Surprize for You, Amarra.
XXVII. I'm Lucky to Have You
XXVIII. Small Reunion
XXIX. Relationship Best Friends
XXX. Surprize Preparing
XXXI. Dating Day
XXXII. Sweet Surprize
XXXIII. Sweet Conflic
XXXIV. Troublemaker Past
XXXV. The Conspiration
XXXVI. Handsman Beneviva
XXXVII. The Karma
XXXVIII. Born Surprize
XXXIX. Baby Nona and Baby Basta
XL. Happy Ever After
Announcement
Announcement (Bukan updatean cerita)

XX. Afraid to Lose You

487 29 0
By Ninda_rayanti

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

"Argh, Mas Zeka. Sakit!" Cashya berteriak kesakitan sembari memegang tangan Zeka yang dilanda ketakutan.

Dokter yang menangani Cashya mulai berkeringat pucat saat ia melihat tangannya penuh dengan darah.

"Suster postpartum hemorrhage." Dokter berteriak.

Zeka seperti akan pingsan saat dokter mengatakan hal itu, sebab dahulu saat Serafina melahirkan Cashya pun begitu dan berhujung dengan Serafina yang koma selama sepuluh hari.

Masalahnya ini Cashya, istrinya dengan usia yang begitu belia. Ia takut kehilangan Cashya. Bukan Cashya namanya jika tidak bersikukuh untuk melahirkan normal.

Saat bayi itu telah lahir, monitor detak jantung Cashya juga terhenti dan Zeka menangisi jasad Cashya yang telah tiada dalam keadaan menggendong putri mereka.

***

"Nggak-Nggak! Cashya jangan tinggalkan aku. CASHYA!"

Teriakkan Zeka membuat Cashya terbangun, sementara Zeka masih dalam kubangan mimpi buruknya. Cashya mencoba membangunkan Zeka dengan menepuk-nepuk pipinya lembut. "Mas, bangun."

Zeka membuka mata dengan air mata yang telah mengalir. Begitu ia menemukan Cashya, Zeka langsung memeluknya dan terisak di pundak kecil Cashya.

"Ada apa, Mas? Kamu mimpi buruk ya." Cashya berusaha menenangkan suaminya.

"Jangan tinggalkan aku, Shya." Hanya itu respon Zeka.

Cashya menepuk bahu Zeka. "Kamu pasti mimpi buruk. kali ini mimpi apa lagi, Mas?"

Air mata Cashya mengalir, jujur ia tidak sanggup melihat Zeka seperti ini. Semenjak Cashya mengatakan bahwa ia siap mengandung anak Zeka, entah kenapa Zeka selalu mimpi buruk.

Kali ini Cashya dan Zeka sama-sama menangis, mereka sama-sama memiliki ketakutan satu sama lain. Cashya yang takut jika Zeka mengalami depresi, Zeka yang takut untuk kehilangan Cashya.

"Aku bermimpi, kamu pergi untuk selamanya Cashya. Pergi setelah kamu melahirkan anak pertama kita."

Zeka menangis, bukan hanya menangis biasa namun ia terisak. Ya, seorang Zeeshan Kamayel Auriga terisak di pelukkan seorang Caera Barsha Davidya Maheswara.

Tuhan, hilangkan kekhawatiran suamiku. Jadikanlah setiap ketakutan dalam dirinya menjadi jawaban bahwa ia akan bahagia di kemudian hari. Tuhan, jagalah aku dan suamiku dari marabahaya di luaran sana Tuhan. Gantilah tangisan deras suamiku ini dengan senyuman kebahagiaan di kemudian hari.

***

Dengan pagi yang cerah Zeka dan Cashya terbangun dari tidur mereka yang lebih baik, Cashya tersenyum melihat Zeka dan Zeka melamun memikirkan sesuatu.

"Mas."

Zeka menoleh mendengar suara lembut istrinya, senyumnya ia paksa untuk mengembang. Cashya sudah menangkup pipi Zeka pelan.

"Aku tahu kamu khawatir, tapi aku yakin Tuhan pasti memiliki rencana lain dibalik ketakutanmu ini, Mas. Kalau kata orang awam, mimpi adalah bunga tidur.

Namun jika anak psikologi yang bicara, mimpi adalah alam bawah sadar kita yang di fantasikan ketika kita bermimpi. Alam bawah sadar kita yang mengkonfirmasi jika kita sedang tidak baik-baik saja. Aku tahu, kamu cemas. Tapi mimpi itu bukan suatu ramalan, yang menjadikan mimpi itu menjadi sebuah peristiwa nyata karena kita terus memikirkannya dan secara tidak sengaja justru memunculkan peristiwa-peristiwa yang kita takutkan terjadi."

Zeka memeluk Cashya, hanya Cashyanyalah yang membuat Zeka tenang. Ia mengerti apa yang istrinya sampaikan, namun ada yang mengganjal untuk Zeka. "Tunggu, kamu belajar ilmu psikologi dari mana? Jurusan kamu Ilmu Seni Rupa? Jangan bilang itu ilmu yang kamu adaptasi dari pengalaman Indah."

Cashya tertawa, ia kembali menatap Zeka pelan. "Aku pernah dengerin diplomasinya anak psikologi dari kampus lain, Mas. Karena bagus, yaudah aku kutip aja. Kebetulan juga bahasanya sudah dipermudah agar anak dari jurusan lain yang mendengarnya dapat memahami maknanya."

"Syukurlah kalau begitu." Zeka lega mendengarnya, ia takut jika Indah sudah mengajarkan beberapa value hidup pada istrinya yang tidak baik.

Semenjak tahu jika Indah itu belok, sebisa mungkin Zeka menjauhkan Cashya dari Indah. Begitu pula saat Amar datang membawa sebuah bingkisan apapun, sebisa mungkin Cashya menjauhkan Zeka dari Amar. Rasanya Cashya dan Zeka menjadi risih, waspada dengan lawan jenis mereka sendiri karena bisa saja lawan jenis mereka merebut apa yang sudah mereka miliki.

"Shya."

Cashya menoleh saat suara berat Zeka keluar. Menatap mata suaminya lekat.

"Hari ini jadi ke pameran buku?"

Cashya ingat mengenai pamflet itu, hari ini adalah hari terakhir mereka membuka diskon besar-besaran di suatu toko buku. Tanpa berbasa-basi dan semangat pejuang 45, Cashya menjawab.

"JADI!"

Membuat Zeka tertawa dengan tingkah ajaib Cashya, sementara Cashya malah jadi malu-malu dengan responnya yang terlalu semangat.

***

Amar menatap Indah dengan sanksi di hadapannya, ia melipat tangan di dada acuh. "Semua rencana yang kamu usulkan gagal, Indah."

Indah jengah menatap lelaki lemah di hadapannya, ia tersenyum sinis. "Menurut lo yang bikin semua rencana ini gagal siapa? Lo cuma komen ini gagal-itu gagal tapi lo nggak pernah mikirin gimana caranya misahin mereka. Semua ide selalu datangnya dari gue dan memangnya selama eksekusi rencana lo selalu berhasil? Tau kejadiannya kaya gini, lebih baik gue kerja sendiri dan bunuh Zeka."

Amar menahan langkah Indah. "Jangan macem-macem lo sama mate gue!"

Indah tertawa. "Mate lo? Lo pikir Cashya bukan mate gue? Yang dengan seenaknya mate lo ambil? Dasar lelaki lemah! Mental kacang."

Air muka Amar langsung berubah merah, tangannya ia kepal kuat. Namun sebelum amarah itu keluar, Lusi menghampiri mereka dari dalam rumah.

Lusi keluar, mendengar keributan Amar dan Indah. "Kalian lagi bertengkarin apa sih? Sudahlah, Ibu tahu dalam setiap hubungan pasti ada kesalah pahaman. Amar jangan kasar sama Indah, Indah juga harus sabar menghadapi Amar, ya?"

Amar dan Indah tidak menjawabnya, membuat Lusi hanya mengangkat bahu bingung. Menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dan kembali masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah, Lusi hanya bisa menangis sembari berharap putranya kembali dekat padanya.

Amar menuju gudang belakang, dengan kemarahan luar biasa ia mengambil senapan yang membuat Indah terperangah. "Dia nggak tau seberapa menderitanya gue!"

Ia mengambil senapan itu dan mengisinya pula dengan peluru. Penuh tergesa-gesa Amar kembali masuk ke rumah dan menemukan Lusi sedang menangis.

Lusi terkejut melihat putranya membawa senapan panjang yang itu adalah benda curian almarhum ayahnya. "Amar, taruh. Itu benda ilegal."

"Peduli apa anda dengan hidup saya? Anda tidak tahu rasa sakit yang saya alami setelah dipermainkan perempuan. Lalu setelahnya anda menambahkannya dengan luka garam yang cukup menyayat hati. Saya nggak peduli anda siapa dan dari mana asal saya lahir. Anda sudah menjadi pembunuh bagi jiwa putra anda sendiri." Amar penuh kemarahan.

Duaarr ...

Tubuh Indah serasa gemetar, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Amar menembak ibunya sendiri.

Sementara Lusi yang masih tersadar sedikit, air matanya mengalir sebelum ia menutup mata suaranya berucap lirih. "Maafkan Ibu, Nak."

Amar tidak menangis sama sekali, ia justru tertawa sangat puas. Indah baru menyadari jika Amar sakit jiwa.

"Sakit jiwa lo, Mar!" Indah berucap sembari bergetar ketakutan.

Amar berbalik menatap Indah, dirinya tersenyum. "Sakit jiwa? Lalu apa bedanya sama lo? Lo rela melakukan apapun demi bisa bersama Cashya, lo cintakan sama Cashya? Sama seperti gue yang mencintai Om Zeka. Dan lo ... songong, banyak omong. Bilang gue lemah lagi, lo nggak tahu siapa gue. Lo nantangin gue! Sekarang giliran lo!"

Duarrr ...

Amar menembak Indah tepat di kepalanya, membuat akhirnya kepala itu pecah berceceran.

Hendar dari luar mendengar suara senapan, dengan cepat ia berlari masuk ke dalam. Melihat istrinya dan Indah sudah tergetak tak bernyawa. Saat kemudian Hendar melihat ke arah Amar, Amar telah menembak jantungnya tanpa mengatakan apapun.

Saat Hendar masih sedikit tersadar, ia melihat air mata Amar tumpah. "Sebetulnya aku tidak ingin kejadian ini terjadi, tapi kalian yang memaksa jiwaku untuk kejam.

Ibu yang selalu memboikotku seperti robot untuk mendekati calon mangsa perusahaan yang mau kalian rebut. Ya, Cashya tidak salah. Cashya berhak terbawa perasaan karena perilaku manisku saat itu, karena itu arahan dari Ibu. Ibu tidak tahu jika aku sudah lama membenci yang namanya perempuan. Ibu yang akhirnya membawa aku dan Ayah untuk menetap di Barcelona, agar menjauh dari Cashya dan memberikan waktu untukku sebagai setting dari perasaan menyesal untuk Cashya ketika kita kembali nanti.

Ayah yang dengan bodohnya seperti kambing yang di cucuk hidungnya, hanya bisa mengikuti apa mau Ibu karena cinta buta.

Lalu Indah, yang mengatakan jika aku lelaki lemah dan tidak sabar. Memangnya kamu pikir aku tidak bisa melakukannya sendiri? Memangnya kamu pikir aku tidak memiliki rencana? Ada, cara agar Om Zeka bisa bersamaku adalah dengan membunuh Cashya!"

***

Jangan lupa taburan kalimat dan bintangnya 🌟

Continue Reading

You'll Also Like

835K 79.4K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
286K 7.3K 30
Kamu kenal dengan orang ini may " Maya pun melihat foto yg di tunjukkan oleh orang di hadapan nya "Kenal memang nya kenapa?" "Apa kamu suka sama dia...
6.5M 335K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
216K 13.6K 37
Gelar playboy santun yang disandangnya mendadak ternodai Bocah berparas malaikat namun berperilaku iblis itu sungguh membuat hatinya ketar ketir Co...