LOVE HIM✅

By kimtaelul

27.9K 5K 17.2K

[END] Jika aku tahu mencintaimu akan sesakit ini, aku lebih memilih untuk tidak pernah bertemu dan mengenalmu... More

01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

03

1.5K 282 1.3K
By kimtaelul

Sebelum membaca jangan lupa tekan ⭐ nya ...

Hampir satu menit Miso mematung dengan nampan di tangannya berisi pesanan dari pria tersebut. Pria yang sebenarnya membuat ia terpesona, sekaligus kesal, jika mengingat sikap kelewat dingin yang selalu ditunjukkan pria itu.

Kenapa bisa dia setampan ini?

Hingga memasuki menit kedua, Miso akhirnya mengerjap, menyadarkan diri dari lamunannya. Sepertinya pria itu  memperhatikannya sejak tadi, membuat ia dengan segera menghidangkan minuman beserta camilan pesanan pria tersebut di mejanya. "Selamat menikmati hidangannya," ucapnya dengan senyum yang kelewat manis. Mencoba bersikap tenang, meski kini jantungnya tengah dibuat berdebar tak karuan oleh pria tampan itu.

"Kau pegawai baru ya? pelayananmu sangat buruk," celetuknya tampak meremehkan.

berengsek!

Seketika itu Miso kembali dibuat kesal oleh ucapan menyakitkan pria di hadapannya.

Pria itu lalu menyeruput minumannya dengan santai dan tanpa dosa, membuat Miso merasakan kesal yang berlipat-lipat.

Mungkin pria itu terlalu haus, sehingga tak sadar bahwa ucapannya itu terlalu menusuk.

Meski begitu, Miso tetap menampilkan senyuman, berusaha menahan emosi. Mengingat pria itu adalah pelanggannya saat ini, sehingga ia harus menjaga image sebagai sang pemilik kafe.

Tetapi sangat bisa dipastikan, jika ia bertemu dengan pria itu di tempat lain, mungkin satu tamparan sudah berhasil mendarat di wajah tampannya.

"Tuan yang baik hati, saya meminta maaf jika anda merasa tidak puas dengan pelayanannya. Untuk kedepannya saya akan berusaha perbaiki lagi. Terima kasih atas kritiknya," ucap Miso dengan sopan. "Kalau begitu, saya permisi," lanjutnya seraya membungkuk, kemudian berbalik, meninggalkan pria tersebut.

Namun baru saja dua langkah berjalan, Miso kembali berbalik, saat merasa ada sesuatu yang kurang, yang belum disampaikan. "Ah satu lagi, sepertinya saya harus memberitahu anda bahwa di sini, saya bukanlah pegawai, melainkan, pe-mi-lik dari kafe ini. Terima kasih." Penuh penekanan sekali ia mengucapkan kalimat tersebut.

Setelahnya, Miso pun benar-benar pergi meninggalkan pria itu dengan perasaan kesal.

Sementara sang empu yang dimaksud hanya bergeming, seraya menatap punggung ramping itu menjauh dan menghilang dari pandangan.


Dua puluh menit berlalu, akhirnya Kim Miso bisa meredam kekesalannya dengan menyibukkan diri bersama laptop nya. Bermain game merupakan salah satu cara jitu untuk membuat mood-nya kembali membaik. Pikirnya, tidak baik jika ia harus merasakan kesal yang berkepanjangan, lama-lama ia bisa stres.

Saat fokusnya masih tertuju pada layar laptop, suara notifikasi pesan masuk tiba-tiba saja berbunyi, membuat ia terpaksa menghentikan permainannya.

Segera diraihnya ponsel yang berada tepat di samping laptop dan membuka pesan tersebut. Dan seketika itu pula ia dibuat terkejut oleh isi pesannya yang ternyata berasal dari Park Jimin sang mantan kekasih.

Miso-ya, bisakah kita bertemu?

Mau apalagi?

Belum sempat membalas pesan tersebut, sebuah panggilan dari nomor yang sama kini masuk, membuat Miso terkejut dan refleks menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

📞
"Miso-ya, apa kabar?"


Suara Jimin begitu jelas terdengar di rungu. Tetapi ia bungkam, enggan menjawab. Entah kenapa, saat mendengar kembali suara itu, ingatan pahit dan menyakitkan saat dua tahun lalu kembali hadir, membuat ia meneteskan air matanya ; lagi, untuk kesekian kali.

📞
"Miso-ya, maafkan aku."

Dan semakin deras saja air matanya meluncur membasahi pipi, saat kalimat kedua yang diucapkan Jimin terdengar di rungunya.

📞
"Aku ingin bertemu."

Dengan refleks Miso menggeleng. Sesak di dada kembali terasa. Sungguh, ia ingin melupakan, tetapi pun tak bisa memungkiri, bahwa ia ternyata merindukan Jimin-nya ; dulu.


📞
"Miso-ya, kau mendengarku?" Lagi Jimin berkata. Merasa tak mendapat jawaban apapun, rasa khawatir pun mulai muncul. "Miso-ya, apakah aku harus ke sana? lanjutnya, semakin merasa khawatir karena suara isakan terdengar dari sang lawan bicara. "Miso-ya jawab aku!"

Masih tak ada jawaban.

📞
"Baiklah, aku akan ke san ..."

"Tidak Jimin-ah!" Akhirnya suara itu keluar. Suara yang ia tahan beberapa saat karena terhalang guyuran air mata. "Maaf, kita sudah selesai sejak dua tahun lalu." Entah mendapat keberanian dari mana, ucapan Miso berhasil membuat Jimin bungkam di seberang sana. "Untuk apalagi kita bertemu? Akan membicarakan apa? Kau sudah menikah Jimin-ah, hiduplah dengan tenang dan bahagia bersama istrimu."

📞
"Miso-ya, aku ..."

"Jangan pernah datang dan menganggu hidupku lagi, kumohon!"

Dan panggilan pun diakhiri secara sepihak oleh Miso.

Ya, tindakannya sudah benar. Itu yang Miso yakini, meski setengah hatinya menolak, karena sejujurnya, ia pun sangat merindukan pria itu.

Tak bisa memungkiri, tetapi ia masih waras, tak seharusnya ia merindukan pria yang kini sudah beristri.

Miso menyugar surainya, merasakan kepalanya sedikit pening, tampaknya ia butuh refreshing. Pergi keluar mencari angin, sepertinya bukan hal buruk, pikirnya.

Tanpa menunda lagi, ia pun segera menyambar coat coklat miliknya di atas sofa beserta tas selempang dan kunci mobil.

Namun saat sampai parkiran dan akan masuk ke dalam mobil, seseorang tiba-tiba saja memanggilnya. Dan saat ia berbalik, seorang pria telah berdiri tepat di belakangnya seraya mengulurkan tangan, membuat Miso terkejut bukan main.

"Kau?" Miso mencoba mengontrol jantungnya yang kembali berdebar tak karuan.

"Aku hanya ingin minta maaf soal tadi, karena telah menyinggungmu," ucap pria itu, kemudian tersenyum.

Apa aku tidak salah dengar?

Ada rasa senang di hatinya, karena pria itu akhirnya mau mengalah. Tetapi tentu itu tak bisa ia tunjukkan secara langsung, sehingga yang bisa ia lakukan adalah sebaliknya.

"Hanya itu? Hanya soal tadi?" tanyanya dengan gaya sedikit angkuh.

Pria itu pun kemudian tertawa kecil, melihat tingkah wanita di hadapannya itu sangat lucu. "Ya, juga soal tempo hari aku menabrakmu."

"Dua kali lebih tepatnya." Miso memperjelas.

"Ya, benar, dua kali." Lagi-lagi pria itu kembali tersenyum, membuat jantung Miso semakin berdegup kencang.

Ya Tuhan, ada apa dengan jantungku?

Kumohon kendalikan dirimu Kim Miso!

"Baik, aku terima permintaan maafmu." Tanpa ragu Miso pun menerima uluran tangan pria itu dengan senang hati dan tentu dengan keadaan jantung yang masih sama.


Pria itu belum melepas genggaman tangannya,  "Perkenalkan namaku Kim Taehyung."

Dan seketika itu, Miso dibuat terpana oleh pria tampan tersebut. Pria yang baru saja memperkenalkan dirinya.

Detik berikutnya ia mengerjap menyadarkan diri dari pesona pria bernama Taehyung tersebut.

"Ah, ekhem, namaku Kim Miso," balasnya sedikit gugup.

Dan akhirnya genggaman tangan pun terlepas.

Menyadari niat awalnya yang akan pergi, Miso pun segera berpamitan dan memasuki mobil.

Tetapi menyadari Taehyung masih terus memperhatikannya dari luar, Miso menjadi salah tingkah, membuatnya dengan cepat  memasang sabuk pengaman dan melajukan mobilnya meninggalkan pria itu.

Sudah bisa dipastikan, pipinya sudah seperti kepiting rebus, karena pria itu.

Sadarlah Kim Miso.


Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya Miso menghentikan laju mobilnya tepat di sebuah taman. Ia pun segera turun, setelah memarkirkan mobilnya di sisi jalan.

Selanjutnya ia duduk di sebuah kursi tepat di bawah pohon tak jauh dari mobilnya.

Ingatannya pun kembali, saat Park Jimin menghubunginya.

Apakah perkataannya tadi terlalu berlebihan? Terlalu menyakitkan? Itu yang ada dalam benak Kim Miso saat ini.

Tetapi biarlah, bukankah pria itu yang lebih dulu memulai?

Saat pikirannya tengah bergelut memikirkan sang mantan kekasih, tiba-tiba saja dari arah samping terdengar suara pria memanggil namanya, membuatnya terkejut.

"KIM MISO!" Pria itu melambaikan tangan ke arahnya.

Dilihatnya dengan seksama, seorang pria berkulit putih tengah berjalan menghampirinya. "Yoongi?" Miso membuka setengah kacamata hitam yang dipakainya, meyakinkan jika yang dilihatnya adalah benar.

"Sedang apa kau di sini?" tanya pria itu, kemudian duduk di sebelahnya.

"Aku yang harusnya bertanya, sedang apa kau di sini?" balas Miso.

"Entahlah, aku merasakan seperti ada sebuah tarikan magnet yang membuatku ingin ke tempat ini, dan ternyata aku bertemu denganmu. Mungkin ini suatu pertanda bahwa kita berjodoh," ucap pria putih tersebut dengan pandangan lurus ke depan tanpa menoleh wanita di sampingnya.

"Ckk, ucapanmu membuatku ingin muntah Yoong!" timpal Miso sinis.

"Yakk Kim Miso!!" Pria itu tampaknya mulai kesal.

"Wae?"

"Mulutmu itu benar-benar ..." Pria bernama Yoongi itu menjeda, meralat ucapannya. "Itu pasti efek karena kau tak bisa move on dari mantan sialanmu."

"Yakk! Jaga bicaramu Min Yoongi! Berhentilah mengurusi hidupku!"

Mendengar ucapan sarkas Miso, pria itu pun memutuskan pergi tanpa bicara sepatah katapun.

Tidak bisakah kau memberi sedikit ruang untukku?

Min Yoongi, pria itu memang begitu, selalu bersikap dingin, tapi terkadang juga hangat dan manis. Hanya saja ia tidak bisa menunjukkan, terlebih pada wanita yang disukainya. Ia lebih memilih memendam atau menunjukkannya dengan memberi kode tak jelas seperti yang dilakukannya pada Miso barusan.

Sudah satu tahun pria itu menyukai Miso, sejak pertama kali ia datang dari Jepang. Saat itu tanpa sengaja mereka bertemu di Magic Shop Cafe, dan ternyata, tanpa diduga, ayah keduanya merupakan rekan kerja, dan sejak saat itu, mereka akhirnya menjadi akrab.


Hari ini seperti biasa, Kim Miso menjalani hari-harinya dengan menyibukkan diri di kafe. Memantau keadaan dengan berjalan mengeliling, melihat para pelanggan yang datang. Dan tanpa sengaja, fokusnya tiba-tiba mengarah pada seseorang yang baru saja datang dari arah pintu.

Seketika itu Miso dibuat kikuk, karena seseorang tersebut kini tersenyum padanya.

Namun tak ingin menyia-menyiakan kesempatan, Miso pun membalas senyuman manis itu dengan senyumannya yang tak kalah manis. "Selamat datang Taehyung-ssi," sapanya dengan perasaan gugup dan jantung yang kembali berdebar tak karuan.

Taehyung membalas sapaan Miso dengan ramah, tak seperti sebelumnya. Dan itu tentu membuat Miso semakin dibuat terpana oleh sikap lembutnya.

"Ingin pesan apa?"

"Jus strawbery," katanya pada Miso.

"Baiklah, ditunggu sebentar." Miso pun memanggil salah satu pegawainya untuk segara membuatkan pesanan Taehyung.

Setelahnya Miso berniat meninggalkan Taehyung, tetapi pria itu malah memintanya duduk bersama.

Tentu saja, dengan senang Miso mengabulkan permintaan Taehyung, karena sejujurnya ia pun menginginkan hal yang sama.

"Jadi, kau adiknya Seokjin hyung?"

"Ya, aku adiknya, kau pasti kaget."

"Hmm." Taehyung mengangguk, "karena setahuku adiknya hanya Jungkook. Yang sering kulihat datang ke kantor hanya dia," jelasnya pada Miso. "Aku pun tahu kafe ini karena Jin hyung yang merekomendasikan. Pantas saja, karena pemiliknya adalah adiknya sendiri," lanjutnya sambil terkekeh.

Tak lama minuman pun datang.

"Sepertinya kafemu akan jadi salah satu tempat tongkrongan favoritku," lanjut Taehyung.

Ucapannya tentu membuat Miso semakin senang dan bahagia. Bagaimana tidak? Itu berarti, ia akan sering bertemu dengan Taehyung.

"A-ah terima kasih." Miso membalas, "sepertinya kau juga akan menjadi pelanggan favoritku mulai sekarang." Seketika pipinya menjadi merona, setelah mengucapkan kalimat lantang tersebut.

Jatuh cinta bisa terjadi kapan saja, bahkan dalam hitungan detik. Ya, secepat itu. Cinta tidak bisa ditebak kepada siapa ia akan berlabuh. Itulah yang dirasakan oleh Miso saat ini.

Setelah hati yang telah lama mati karena rasa sakit di masalalu, kini Kim Miso telah menghidupkan kembali hatinya pada cinta yang baru.

Ya, Miso telah menjatuhkan hatinya pada Taehyung, pria yang menurutnya sempurna. Cinta memang buta bukan? bahkan ia tak merasa takut jika sewaktu-waktu cinta itu bisa membuatnya kembali pada kehancuran.



Setelah hari itu, hampir setiap hari Taehyung selalu datang ke Magic Shop Cafe. Terhitung sudah dua minggu, ia menjadi pelanggan setia kafe tersebut. Bahkan tak sungkan, ia meminta sang pemilik untuk menemaninya makan atau pun mengobrol.

Semakin hari, keduanya semakin akrab dan dekat saja. Namun kedekatannya itu, entah akan mengarah kemana. Kita lihat saja nanti.


Tepat hari ini adalah hari pernikahan Kim Seokjin dan Han Solav. Semua pun tengah bersiap, umtuk memulai pemberkatan. Seokjin terlihat sangat tampan dengan tuxedo putihnya. World wide handsome adalah sebutan yang cocok untuknya.

Juga Solav dengan gaun putihnya menjadikan ia wanita paling cantik di tengah pesta pernikahan megahnya hari ini.

Namun juga tak kalah cantiknya dengan Kim Miso yang kini mengenakan gaun putih panjang dengan rambut yang dibiarkan terurai.


Dan kali ini Miso didampingi oleh Kim Jungkook sang adik. Ya, tentu saja dengan Jungkook, dengan siapa lagi? Miso tidak memiliki pasangan. Hanya sang adiklah yang selalu siap menjadi pendamping kakak perempuan satu-satunya itu saat dibutuhkan seperti sekarang ini.


Acara pemberkatan pun berjalan dengan lancar. Dan kini tiba saatnya untuk para tamu undangan menikmati hidangan di acara resepsi yang sangat mewah tersebut. Semua tampak bahagia tak terkecuali dengan Miso, ia sangat senang melihat sang kakak telah resmi menikahi wanita yang dicintainya.

Seperti impiannya, Miso pun ingin suatu saat, ia bisa menikah dengan pria yang benar-benar dicintai dan mencintainya dengan tulus. Dulu, pria itu adalah Park Jimin, sebelum pria itu menyakitinya. Tetapi sekarang, ia masih belum bisa memastikan siapa pria yang akan benar-benar mencintainya dengan tulus di masadepan.

Semoga saja saat itu segera tiba.

Miso duduk di kursi tamu undangan bersama sang adik. Jika dilihat sekilas mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Sangat serasi. Bagaimana tidak, adik tersayang yang terpaut usia lima tahun dengannya itu memang sangat tampan, tidak sedikit para gadis yang terpesona oleh ketampanan seorang Kim Jungkook. Bahkan terkadang membuatnya risih karena banyak gadis yang selalu menggoda adiknya. Oh tidak, ia tidak ingin kehilangan adik kesayangannya barang sedikitpun. Sebegitu dekatnya ia dengan sang adik, bahkan tak jarang Jungkook sering menginap di apartemen untuk menemaninya.

"Noona mencari siapa?" tanya Jungkook yang sedari tadi memperhatikan sang kakak seperti tengah mencari seseorang.

Menyadari pertanyaan sang adik, Miso pun menjawab, "Tidak, hanya melihat tamu yang datang saja. Ternyata banyak sekali tamu yang datang," ucapnya bohong, karena tentu saja bukan itu alasan sebenarnya.

Kim Miso tengah menunggu seseorang yang beberapa hari ini tak ia temui. Dia adalah Taehyung. Sudah empat hari pria itu tak datang ke kafenya.

Pria itu menghilang tanpa kabar, membuatnya merasa sedih. Namun, meski begitu, ia masih memiliki satu harapan. Berharap, Taehyung akan datang di acara pernikahan sang kakak, mengingat pria itu adalah salah satu karyawan di perusahaan keluarganya.

Dan benar saja, tak berselang lama seseorang yang dinanti pun akhirnya datang. Rupanya Taehyung datang bersama Namjoon yang juga  salah satu teman kerja Seokjin.

Miso yang melihat itu hanya tersenyum senang karena bisa melihat pria yang dirindukannya.

Pria itu berjalan bersama rombongan tim kerjanya menuju pelaminan, dan Miso terus memperhatikan. Hanya memandangnya dari jauh, sudah cukup membuatnya bahagia. Rasa rindunya telah terobati. Jatuh cinta sesederhana itu.

Taehyung sangat tampan dengan setelan jas hitamnya, membuat Miso semakin terpesona, sungguh ia semakin dibuat mabuk kepayang oleh pria itu. Namun seketika fokusnya harus buyar oleh tepukan Jungkook di bahunya.

"Noona, kau dipanggil oleh Jin hyung. Dia menyuruhmu ke sana." Jungkook berkata seraya menunjuk ke arah pelaminan, yang dimana, di sana ada Taehyung.

Tentu saja tanpa menunggu lama dan dengan senang hati, Miso segera menuju pelaminan.

"Ya Oppa ada apa?" tanyanya mendekati sang kakak yang tengah mengobrol bersama Namjoon, Taehyung dan juga seorang wanita cantik di sampingnya.

Siapa wanita ini?

Tentu Miso sedikit terganggu dengan kehadiran wanita itu, karena posisinya berdiri, tepat berada di samping Taehyung.

Wanita itu menatap Miso kemudian tersenyum padanya, membuat ia pun membalas senyuman wanita itu.

Miso melempar senyuman pada Taehyung, membuat dua pasang netra itu kini bersirobok.

"Miso-ya, tolong antarkan Irene ke ruangan eonnie mu," titah Seokjin padanya. "Ah iya, Aku hampir lupa mengenalkanmu pada temanku."

"Hai Miso, masih ingat denganku?" tanya Namjoon.

"Tentu saja aku ingat, kau Kim Namjoon Oppa, kita pernah bertemu sebelumnya," balas Miso lalu tersenyum.

"Ya, dan ini adikku, Kim Taehyung," lanjutnya lagi.

Oh jadi dia adiknya Namjoon oppa.

"Ya aku pun sudah mengenalnya, dia sering datang ke kafeku," jawab Miso lagi dengan senyuman manisnya pada Taehyung.

"Iya hyung, kita sudah saling mengenal," timpal Taehyung seraya membalas senyuman Miso.

"Baguslah kalau begitu," seru Seokjin. "Dan satu lagi, dia ..." Ucapan Seokjin terpotong oleh Taehyung.

"Dia Irene ... pacarku."

D

E

G


Pacar? Taehyung memiliki pacar?

°°°

Kimtaelul
230420

Continue Reading

You'll Also Like

96K 3.8K 10
[REVISI !!] "Ayo, kita nikah om!" I'm sorry I wrote it while closing my eyes it became like this
951K 77.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
1.3K 165 24
Pelangi dan Doni adalah kakak beradik yang saling menyayangi, kekuatan mereka ada pada sang ayah bernama Lucas yang selalu menjaga dan merawat mereka...
28.6K 739 10
"Aku benar-benar merasakannya, Kau akan menjadi milikku, menjadi bagian diriku"