Waktu menunjukkan pukul 13:45.
Dara menulis rekam medis pasien secepat mungkin. Semuanya harus selesai tepat waktu. Dara tidak ingin terlambat. Pokoknya begitu jarum jam itu tepat di angka 2, Dara harus keluar dari igd itu.
“Pasien yang di bed 4 bagaimana dok?” tanya salah seorang perawat.
“Rawat jalan saja. Ini resepnya sudah kutulis. Statusnya sedang kukerjakan, tunggu sebentar.” Jawab Dara.
“Ini hasil laboratorium pasien yang di bed 2 dok.” Kata salah seorang perawat yang lainnya.
“Ah, dokter Minzy mana? Berikan saja padanya, aku masih mengurus status pasien bed 4 ini.” Kata Dara lalu melanjutkan menulis.
5 menit kemudian Dara sudah menyelesaikan semuanya. Dara mencari-cari hpnya di saku sneli bagian dalam dan mulai mengetik pesan untuk temannya yang akan masuk pada shift selanjutnya, Park Bom.
-Kau dimana? Jangan telat, aku harus pergi jam 2 tepat-
Tak lama pesan Dara dibalas.
-Iya bawel, ini sudah hampir sampai. Kau mau kemana sih?- (Bommie)
-Ketemu pacar. Buruan!-
-Sejak kapan kau punya pacar?- (Bommie)
Minzy datang menghampiri Dara
“Eonni, Kenapa kau menyuruh perawat memberikan ini padaku?” tanyanya sambil meletakkan kertas lembar hasil laboratorium di atas meja di hadapan Dara.
“Karena tadi aku sibuk hehe”.
“Itu kan pasienmu eonni. Aku tidak tau anamnesa dan pemeriksaannya. Melihatnya saja tidak.” Kata Minzy protes.
Dara melihat jam tangannya.
13.53.
“Kau masih ada pasien lainnya?” tanya Dara.
“Tidak, sudah selesai semua.”
“Bantu aku please...” rengek Dara.
“Apa?”
“Selesaikan pasien yang di bed 2 itu. Dari hasil labor ini sepertinya dia DBD. Sesuai dengan hasil anamnesa dan pemeriksaanku tadi. Tolong lanjutkan urus rawat inapnya untukku ya?” kata Dara memohon.
“Kenapa aku?” Minzy menatap eonninya heran.
“Minzy-yaa, tolong aku kali ini. Aku ada perlu. Begitu Bommie sampai aku akan langsung pergi. Yayaya?” rengek Dara lagi.
“Kau mau kemana sih eonni? Tidak biasanya buru-buru pulang begini.”
“Bertemu pacar, aku tidak mau terlambat. Acaranya memang jam 4. Tapi kan aku harus pulang dulu, belum lagi nanti di perjalanan.” Jelas Dara
“Pacar? Kenapa aku tidak tau kau punya pacar?” Minzy terlihat bingung.
“Oh ayolah kau tau siapa pacarku. Cuma dia pacarku selama 5 tahun ini. Tidak ada yang lain.”
“Maksudmu idol itu?!” Tanpa sadar Minzy meninggikan suaranya sehingga beberapa perawat melihat ke arah kami.
“Sssstt.. kau berisik sekali, ini igd, sedang ada pasien disana” Dara menunjuk ke arah satu-satunya pasien yang tersisa di bed 2.
“Makanya jelaskan dulu apa maksudmu.” Dumel Minzy.
Dara baru hendak membuka mulut ketika dia melanjutkan,
“Ah, konser? Sepertinya beberapa hari yang lalu aku melihat spanduknya di pinggir jalan. Konsernya hari ini?”.
Dara mengangguk.
Kemudian Park Bom datang menuju ke meja kami. Dara langsung membereskan barang-barangnya.
Dara melihat jam tangannya, 13:57. Baiklah, waktunya pergi.
“Hey tunggu, kau mau langsung pergi? Aku butuh penjelasan tentang pacarmu dulu” Bom menghadang Dara
“Aku tak punya banyak waktu, tanya saja padanya.” Kata Dara menunjuk Minzy kemudian bergegas pergi meninggalkan igd.
***
Begitu sampai di rumah Dara langsung mandi dan berganti pakaian serta tidak lupa merias wajah. Meski idolnya itu tidak melihatnya pun setidaknya ia harus tetap tampil menarik. Mungkin saja ia beruntung bisa berjabat tangan dengannya, karena untuk konser kali ini ia membeli tempat di paling depan!
Ia melihat jam menunjukkan pukul 14:45. Oh tidak, ia harus pergi sekarang.
Dara segera melajukan mobilnya di jalanan.
***
“G-DRAGON!!!”
“KYAAA OPPA!!!”
“GD OPPA!!”
Teriakan fans terdengar dimana-mana saat G-Dragon selesai menyanyikan lagu terakhirnya.
“GOMAWO! GOMAWO! GOMAWO!”
Dara juga tak kalah bersemangat berteriak mengikuti fans-fans lainnya. 2 jam barusan sangat luar biasa. Dara benar-benar terpana melihat idolnya itu di atas panggung. Ah sayang ia tak bisa menjabat tangannya. Tapi setidaknya ia berhasil selfie dengan G-Dragon tepat berada di belakangnya. Ah senangnya!
Fans mulai keluar satu per satu. Dara memilih menunggu hingga sepi. Dara tidak mau berdesak-desakan begitu. Bisa-bisa nanti ia terjatuh.
Sambil menunggu antrian keluar Dara melihat kembali foto-foto yang berhasil dia abadikan. Ah pacarnya semakin tampan saja! Apalagi senyumannya itu, ya tuhan!
Saat berhasil keluar, Dara segera mencari toilet. Dara sengaja menahannya sejak 1 jam yang lalu. Mana mungkin Dara meninggalkan pacarnya di tengah penampilannya, itu tidak sopan.
Setelah selesai buang air kecil, Dara mencuci tangan di wastafel dan memperbaiki riasannya. Saat Dara sedang menyisir ulang rambutnya, Dara mendengar suara dari luar toilet. Dara bergegas keluar untuk memeriksa.
“Ya! Kenapa kau tidak membalas pesanku?!” teriak suara itu.
“Apa kau memang mau menjauhiku?” lanjutnya.
Siapa itu? Dara hanya bisa menatap punggungnya dari sini. Tapi Dara seperti mengenal suaranya. Dimana Dara pernah mendengar suara itu. Lalu Dara melihatnya menenggak minuman dari botol di tangan kirinya. Apa itu alkohol? Dara mencoba keluar perlahan-lahan. Ia tidak ingin tertangkap basah sedang menguping pembicaraan pria itu. Saat hendak melangkah menjauh tiba-tiba,
PRANG!
Dara kaget hingga membeku di tempat. Pria itu membanting handphonenya! Dara menatap handphone yang tergeletak tak berdaya itu. Layarnya pecah. Belum kembali kesadaran Dara, ia kembali dikagetkan dengan suaranya,
“Nuguseyo?” ujar pria itu dingin.
Ah sial, Dara ketahuan. Dara tak berani mengangkat wajahnya. Pandangannya masih tertuju pada handphone yang pecah itu.
“Hello!!! What are you looking?” ujarnya lagi.
“Mianhae-yo” Dara membungkukkan badan dan segera berbalik bersiap untuk pergi.
BRUK!
Aduh Apalagi itu? Dara kembali membalikkan badannya. Oh tidak. Pria itu terbaring. Apa dia terjatuh? Dara menatapnya sesaat dan melihatnya tak bergerak. Dara segera mendekatinya dan terpana! G-Dragon! Ya ampun dia G-Dragon bagaimana ini?!
Dara segera mengecek nadi dan nafasnya. Oke, bagus. Tapi kenapa dia tidak sadar begini. Dara melihat botol yang terlepas dari tangan kirinya. Apa itu memang alkohol? Apa dia mabuk? Dara mengambil botol itu. Oke, itu memang alkohol. Sekarang bagaimana ini. Apa yang harus Dara lakukan??!!
Dara mengambil handphonenya yang pecah itu. Berharap masih berfungsi, tapi handphone itu mati total. Dara melihat sekeliling, tidak ada orang yang lewat. Ya ampun bagaimana ini. Kalau ia pergi mencari bantuan, apa ia tinggalkan GD disini? Mana mungkin! Bagaimana nanti jika ada wartawan yang melihat. Pasti dia langsung jadi headline di berita.
G-Dragon terkapar akibat mabuk setelah menyelesaikan konsernya.
Tidak tidak. Itu buruk. Dara mencoba mengangkatnya. Pria itu terlihat kurus tapi ternyata lumayan berat untuk Dara. Dara kesulitan memapahnya. Dimana backstage nya? Aku harus kemana? Batin Dara. Kenapa dia bisa keluar jauh dari ruangannya? Ya ampun G-dragon kau kenapa?!
Dari kejauhan Dara melihat seorang pria berjalan mendekat. Siapa dia? Bagaimana kalau dia wartawan? Dara menundukkan kepala G-Dragon agar tidak bisa terlihat. Semakin dekat rasanya Dara mengenali pria itu. Sepertinya Dara pernah melihatnya. Dan jarak mereka semakin dekat.
“Oh! Soonho oppa!” teriak Dara setelah berhasil mengenali pria itu.
Soonho memandang Dara heran. Ya ampun syukurlah Dara bertemu manajernya. Dara sudah kebingungan akan membawa pacarnya itu kemana.
“Oppa, bisa bantu aku? Dia pingsan. Sepertinya dia kebanyakan minum.” Kata Dara.
Soonho terlihat panik setelah mengenali artisnya. Dia segera membantu Dara memapahnya.
“Kau siapa?” katanya menatap Dara.
Tidak mungkin Dara menjawab ia adalah pacarnya kan. Ia bisa dikira gila.
“Ummm... fans?”
PS:
Jangan lupa vote, comment, dan follow yaaa
Terimakasiii~~