Satya and His Daughter

By itsputia

707K 89.5K 6.3K

Satya, single parent yang bercerai 9 tahun yang lalu ketika anaknya baru berusia 9 tahun. Ini cerita tentang... More

Prologue
Morning Routine
Perkara Dasi
Ketika Alika PMS
Kecewa
Cancelled
Strong Dad
Facial Wash
Who's Brian?
Daddy's Dream
Gossip Time
SATYA POV
Ketika Alika berulah
Ketika Alika Jatuh Cinta
Ketika Alika Jatuh Cinta (2)
Jaerend-Calvin
Scars
Scars (2)
Kelinci
Random Chat With Alika
Mainan Baru Alika
SNMPTN
🤡🤡🤡
Ta'aruf (1)
Ta'aruf (2)
Akhirnya Dari Ta'aruf
Maaf Untuk Alika
Lebaran
She Said Sorry
Ayah Terbaik Sedunia
H-1
SBMPTN
The Result
Selametan?
Hearing Session With Calvin (I)
Hearing Session With Calvin (II)
Mama Suka Riel
Fokus Alika
Goodbye Pili
Sepi (Satya Ver.)
Sepi (Alika Ver.)

Broken

14.4K 2.2K 166
By itsputia

Jam tiga sore susai sholat. Gue balik naik ke kantor dengan perasaan gak tenang. Jam ditangan gue nunjukin pukul tiga lebih lima belas.

Alika biasanya baru pulang sekolah jam segini dan sekarang lagi otw ke tempat les.  Baru mau ngerogoh saku celana, gue keinget kalau hp gue gue tinggal dikantor. Padahal baru mau nanyain Alika lagi dimana.

Perasaan gak enak gue menuntun langkah kaki gue buat berjalan cepat menuju kantor. Waktu sampai meja, pas banget gue lihat layar hp gue yang lagi ada panggilan masuk dari Alika.

Gue tersenyum sambil meraih benda kotak itu.

"Assalamualaikum, anak Ayah lagi dimana?"

"Maaf pak, ini Papa nya Alika?"

Perasaan gak enak gue langsung kembali. Kini dada gue bergemuruh menunggu penjelasan seorang lelaki yang lagi pakai hp Alika buat nelpon.

"Pak, ini Alika nya kecelakaan. Sekarang sedang kami bawa ke RS terdekat."

Mata gue memejam sejenak. Kemudian gue langsung bergegas ngambil kunci mobil.

"Saya izin pulang duluan, anak saya kecelakaan." Kata gue ke anak-anak kantor sambil berjalan keluar.

Gue udah gak liatin ekspresi anak-anak kantor karena yang ada di otak gue adalah Alika.

"Keadaan anak saya gimana Pak? Ini saya perjalanan ke RS."

"Belum tau Pak, tapi ini seragam lengan kirinya sobek, wajahnya juga berdarah. Tadi langsung dibawa ambulance."

Gue makin panik.

"Kalau boleh tau ini siapa ya Pak?"

"Saya guru nya Pak, kebetulan saya langsung dipanggil sama murid-murid waktu kecelakaan. Oh iya Pak ini Calvin juga lumayan parah."

Astaga, Calvin juga.

"Tapi hp nya dipassword, bisa tolong hubungi keluarga Calvin Pak?"

"Iya ini segera sama sampai kan. Calvin keadannya gimana?"

"Calvinnya ngeluh kakinya sakit tadi pak. Tapi belum tau apakah patah tulang atau cuma sakit biasa."

"Terimakasih Pak, saya tutup dulu."

Gue langsung bergegas ngabarin Jaerend.



***



Gue duduk di sebuah kamar rumah sakit dengan Alika yang terbaring dengan infus disana.

Disisi lain ada seragam sekolah dia yang basah dan bercak darah.

Menurut pengakuan guru nya tadi, Alika lagi boncengan sama Calvin ke tempat les. Biasanya juga seperti ini. Mereka kalau ke tempat les bareng, baru nanti baliknya gue yang jemput Alika.

Nah dari samping ada siswi naik motor tiba-tiba ngelempar Alika yang dibonceng Calvin dengan plastik yang berisi air. Mungkin karena ngelempar nya cukup keras dan ngenai Calvin juga, sepeda Calvin oleng.

Sementara di belakang juga ada motor yang sialnya gak jaga jarak. Jadinya Calvin sama Alika jatuh dan dikemudian ditabrak sepeda motor dari belakang.

Setelah diusut, perempuan yang ngelempar Alika pakai plastik berisi air itu, adalah orang yang berantem sama Alika sebulan yang lalu.

Anak sekolah jaman sekarang kenapa ngeri banget sih?

Gue kali ini gak mau diem, gue udah bilang sama guru Alika tadi buat manggil orangtua si anak dan pelaku tentunya buat minta maaf secara langsung ke gue.

Gue gak nuntut ganti rugi, karena gue gak tau keadaan ekonomi anaknya gimana. Jadi gue minta dia dapet sanksi dari sekolah aja.

Alika nerima tiga jahitan di pelipisnya, tulang bahunya retak hampir patah sehingga perlu dipasang pen. Sementara Calvin, tulang kakinya geser.

Gue tadi udah sempet ketemu Jaerend buat bahas ini, dia setuju buat gak ngebawa kasus ini kemeja hijau. Padahal kalau mau dibawa sih gampang aja, karena ada Jano tetangga gue yang punya banyak kenalan lawyer litigasi.



***


"Ayah..."

Ya Tuhan, denger Alika manggil gue dengan nada merintih ngebuat gue sakit.

"Sakit." Katanya

Kemudian dia nangis.

"Sabar dulu ya, baru dijahit lukanya. Jadi masih sakit."

"Alika mau makan?" Tawar gue, dia menggeleng.

"Alika mau apa nak?" Tanya gue pelan sambil merapikan rambutnya.

"Ayah, Aku mau pindah sekolah aja."

"Anaknya udah ayah minta buat minta maaf kok. Nanti sama guru kamu juga dapet hukuman."

"Dia udah lama benci sama Alika Yah,  dari sebelum beratem gara-gara pacarnya. Tapi Aku diem. Dia sama gengnya suka iri karena dulu waktu kelas sepuluh Alika gak pernah mau ngasih liat tugas kemereka."

Gue mencoba mendengarkan.

"Awalnya aku gak peduli mereka suka ngejelekin Alika. Tapi sekarang aku takut Yah." Dia kembali menangis.

Tenyata, ada yang gue gak tau juga. Gu pikir Alika selama ini udah cerita semuanya ke gue.

"Tadi berapa orang yang isengin kamu?"

"Dua."

"Nanti Ayah coba bilang ya sama guru kamu."

"Jangan."

Gue mengeryitkan dahi, "Kenapa?"

"Nanti Alika makin dibenci karena ngaduin mereka Yah."

Iya bener juga, bagaimanpun sebenernya orangtua tuh jangan terlalu ikut campur urusan anaknya.

Tapi kalau udah begini, gue nggak bisa kalau nggak ikutan nimbrung. Masalahnya ini udah kebangetan. Kadang anak-anak perlu dikasih pengalaman pahit juga supaya jadi pelajaran buat kedepannya.

"Tapi kamu udah kelas tiga sayang, gak bisa pindah sekarang. Udah mau ujian."

Alika terdiam.

"Tahan sebentar bisa? Ayah janji nanti minta guru kamu buat ngawasin mereka, ya?"

Kembali terdiam.

"Calvin gimana Yah?"

"Dia ada kamar sebelah. Kakinya tulangnya geser katanya."

"Aku gak enak sama Calvin, dia padahal gak salah apa-apa. Tapi ikutan kena gara-gara aku."

Pasti sih, Alika jadi gak enak. Gue pun gitu setelah tau penyebab kecelakaan mereka. Tadi gue sempet mau bayarin  penanganan buat Calvin, tapi Jaerend nya nolak.

'Udah gausah Sat, Bukan salah Alika juga. Itu anak yang bikin kecelakaan palingan lagi diomelin orangtuanya.'

"Gausah dipikirin ya? Orangtua Calvin gakpapa kok."


***


Alika masuk RS kemarin sore, dan sampai balik ke Sore lagi Mamanya belum kelihatan nengokin.

"Mama mana Yah?"

Ini pertanyaan yang paling gue wanti-wanti buat gak ditanyain. Akhirnya Alika nanyain juga.

"Ayah udah bilang Mama?"

"Udah, ditunggu ya? Nanti pasti dateng."

"Tadi aku chat Mama, katanya dia baru dateng besok." Alika kelihatan kecewa.

Gue pun begitu. Ini anaknya lagi sakit pasca kecelakaan. Apa dia gak panik? Dan terpantau Haru masih belum nelpon segala macem.

Cara berpikir Haru memang nggak bisa ditebak sedari dulu.

"Kalau besok Mama kesini, jangan disuruh masuk Yah. Udah, aku gak butuh Mama lagi. Lagian dia juga gak pernah ada buat Alika."

Kalau biasanya gue bakalan protes buat gak ngomong kayak gitu. Kali ini gue cuma diem.

Ada perasaan kecewa yang menuntun gue untuk menjadi sedikit egois dan mengiyakan permintaan Alika.

Alika udah nahan sakit gara-gara kecalakaan, terus dia harus sakit hati gara-gara Mama nya.

Bayangin perasaan dia sekarang, dia mau ketemu Mama nya dan tadinya berharap kalau Mamanya bakalan dateng, ternyata Mamanya gak dateng buat jengukin dia.

"Yah?"

"Hmmmm?"

"Aku tuh anak dia beneran gak sih? Kenapa sampai segininya dia sama anak sendiri? Aku tau, aku gak boleh beci sama Mama. Tapi aku sakit Yah. Apa jangan-jangan aku ini anak yang gak pernah diharapin ya Yah?"

Hatiku mencelos, Alika berlinangan air mata. Gue juga gak sanggup lihatnya, sekarang gue sendiri udah berkaca-kaca.

Gue orang dewasapun gak paham sama pola pikir Haru.




***



"Assalamualaikum."

"Wa'allaikum salam. Maaf ya mas tadi aku diruang operasi."

"Kalau udah selesai kenapa gak telpon balik?"

"Ya aku kira mas bakalan telpon lagi, makanya aku gak telpon balik. Alika gimana mas?"

"Cuma mau bilang aja, besok kalau udah senggang gausah kesini."

"Udah keluar dari RS?"

"Mulai sekarang aku gak bakal ngasih tau kabar Alika. Oh iya, uang yang tiap bulan kamu kasih ke rekening yang kamu buatin buat Alika, kartu sama buku tabungannya udah aku kirim ke rumah kamu."

"Mas?"

"Udah cukup aku nahannya. Aku pikir kamu bakal berubah."

"Mas Sa-"





Continue Reading

You'll Also Like

19.3M 860K 56
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

368K 44.7K 100
hanya fiksi! baca aja kalo mau
56.1K 3.4K 27
Sapta Priga Ayodya (37th) pikir ia akan bisa melupakan Agrima Dewantara (25th), setelah mengakhiri hubungan mereka karena perbedaan umur yang jauh. N...
80K 13.7K 44
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan...