My Step Brother || S2 Discont...

By ImCiici

177K 13.6K 4.4K

[On Going For S2-Discontinue] "Bagaimana bisa aku mempunyai saudara yang begitu mempesona dan cantik, uhh mem... More

1. The Beginning
3. New Home (pt.1)
4. New Home (pt.2)
5. Festival De La Linterna
6. Back To Home
7. What's Wrong With Chenle
8. Fuck Boy
9. He's Who?
10. Time With Old Friends
11. Once Again
12. Chenle, why ?
13. Jisungie Mwoya Mwoya
14. Sweet Morning
β€’The Real Special Partβ€’ NotRevisi
15. Chenle-yaa
16. Avoid
18. Daddy Jeno?
19. China?
20. Ba(D)ay
21. It Hurts
22. Mama?
23. Where Are You?
24. An Emergency
25. The Real Ending
New Story' My Step Brother
Sayhei

2. In Hotel

12.1K 1K 373
By ImCiici

REVISI MY STEP BROTHER
HOPE YOU LIKE IT!

®MyStepBrother

Acara tadi sore membuat Chenle benar-benar terlelap dalam tidurnya sampai melupakan waktu makan malamnya.

Karena, Chenle tidak makan pun dia sudah kenyang dengan ketampanan dari sang kakak re: Lee Jisung. Tapi masalahnya sekarang sudah larut malam dan Chenle merasa lapar sekali dia ingin memakan sesuatu tetapi ia malas untuk membuka matanya. Chenle bergerak kesana-kemari untuk menghilangkan rasa laparnya itu, lalu pergerakan itu terkunci, karena Chenle dipeluk erat oleh seseorang dari belakang dan itu membuat Chenle terbangun dari tidurnya.

"Bisa diam tidak?" Terdengar suara serak khas bangun tidur.

"Hm." Chenle hanya mengucapkan begitu. Dia menjadi diam tapi ada suara yang membuatnya merasakan malu.













Krukkkk...

Krukkkk...

Krukkkk...

"Kau lapar?"

"Eum tidak, tidur lagi saja aku akan ke lantai dasar hotel ini."

"Mau apa? Ini sudah hampir pukul dua pagi."

"Aku ... A-ku mau-" Chenle menghentikan ucapannya, lalu keluar dari kamar hotel.

"Mau apa sayang." Jisung mengikuti Chenle dari belakang.

"Bukan apa-apa, lupakan."

"Lapar? Ayo turun bareng gue." Yang tua memilih menarik tangan adiknya untuk turun ke lantai bawah.

"Hah?" Chenle bingung sesaat dirinya tidak tau harus berbuat apa, jantungnya berdebar saat tangan besar menggenggamnya dengan erat. Sangat pas ukurannya dengan tangan Chenle yang kecil. Chenle tersenyum kecil saking kecilnya Jisung tidak melihatnya.

Mereka pun keluar dari kamar hotel yang tadi sore menggelar acara pernikahan saudara Lee Jeno dan Huang Renjun -ralat udah jadi Lee Renjun. Acaranya sangat megah meriah sih walau cuma dihadirin lima puluh ribu orang. Dikit bangetkan emang dasarnya Lee Jeno itu pelit. Tamu undangan aja cuma segitu.

Kata orang-orang anaknya Lee Jeno itu dingin banget, tapi kenapa dengan Chenle dia perhatian banget, dingin aja engga. orang suhu tubuhnya panas ko jadi engga dingin. Mungkin punya sesuatu yang spesial dengan Chenle, seperti benih-benih bunga didalam hati tumbuh. Kaya gitu kata si Chenle teh.

Mereka berada di satu lift yang membawa mereka ke lantai dasar atau bisa dibilang ke restoran yang ada dihotel.

Mereka didalam lift saja tidak berbicara sama sekali. Hanya terdengar suara nafas saja dan detik jam tangan yang Chenle pakai. Tapi menurut Chenle seperti ada suara jantung berdetak kencang didalam tubuhnya itu. Dia takut kalau Jisung denger, kan berabe kalau sampai kedengeran. Bisa dead ditempat Chenle.

"Le." Jisung memberanikan diri untuk memulai percakapan didalam lift.

Jantung Chenle semakin berdetak setelah disapa dengan suara serak itu, pipi Chenle kelihatan seperti stroberi. Merah ada putih-putihnya dikit.

"I-iya?" Chenle menjadi gugup.

"Elu lucu deh kalau lagi merah gini."

"Ah. A-apaan sih." Chenle pun keluar dari lift karena lift sudah terbuka dan langsung meninggalkan Jisung. Menghilangkan rasa canggung menurut Chenle.

Jisung pun ikut keluar dari lift dengan berlari kecil untuk mengejar Chenle yang sedang berjalan untuk pergi ke salah satu meja yang ada disana.

Mereka telah duduk disana berdua dengan berhadapan satu sama lain. Jisung menatap Chenle dengan tatapan lembut nan dalam. Seakan mengartikan dia sayang dengan Chenle dan yang merasa diperhatikan pun hanya tersipu malu.

"Ngeliatinnya ga usah kaya gitu, iya tau ko aku ganteng."

"Elu cantik Chenle, bukan ganteng." Chenle menggembungkan pipinya dan tidak lupa mengerucutkan bibirnya, membuat Jisung gemas.

"Ishh aku ganteng ya."

"Cantik sayang."

"Tau ah males, mau beli odading mang oleh, biar rasanya seperti airon men."

Jisung memanggil pelayan yang ada disana, restoran di hotel ini buka dua puluh empat jam. Jadi mau dateng jam berapa pun ada.

"Mau pesen apa?" tanya Jisung.

"Tapi bayarin ya?"

"Iya tenang aja." Jisung mengusak rambut Chenle, saking gemasnya seorang Lee Chenle.

"Aku mau pesen cake yang ini, donat rasa greentea, pasta, burger, sosis, steak, ayam, minumnya vanilla late, lemon tea. Udah itu aja. Oh iya, tambah pizza sama bubble." Chenle bilang itu semua dengan senyumnya yang tanpa dosa.

Jisung hanya bisa menarik nafas panjangnya dan dikeluarkan. Mbak pelayannya menulis semua itu, dan bertanya pada Jisung.

Jisung cuma jawab vanilla late doang. Tanpa makanannya. Jisung berharap Chenle akan menyisakan satu makanannya. Setelah mbak pelayannya pergi, Jisung dan Chenle dilanda keheningan.

"Kamu kok ga dingin ke aku?" tanya Chenle

"Emang mau gue dinginin?"

"Ga mau sih."

"Nah, ya udah nikmatin aja, selagi gue masih hangat ke elu Le."

"Ohh o-kay." Chenle juga takut jika Jisung menjauh darinya.

Makanan datang dan tanpa basa-basi chenle memakan makanan itu dengan lahap seperti tidak pernah makan selama beberapa hari.

Jisung hanya melihat Chenle yang sedang makan, sesekali dia hanya menyicipi vanilla latenya tanpa mengalihkan pandangannya terhadap Chenle.














(Anggap depannya chenle)











Chenle pun seakan terusik acara makan besarnya langsung menatap jisung dengan tatapan marahnya.

"Jangan memandangku seperti itu, kau terlihat seperti om-om yang akan menculik anak kecil tau." Dengan gemasnya Jisung mencubit pipi Chenle yang penuh itu. Pipi Chenle pun memerah karena cubitan itu, ia langsung berpura-pura menikmati makanannya tanpa melihat ke arah sang kakak.

Chenle benar-benar menggemaskan -batin Jisung

Seperti pemikiran Jisung yang diatas, dia kira Chenle Tidak akan menghabiskan makanannya, namun Jisung salah menduganya. Makanan yang tadi dipesan Chenle hanya menyisakan piringnya saja. Makanannya sudah habis.

"Kau makan sebanyak itu?"

"Memang kenapa? Engga pernah liat ya orang ganteng makan sebanyak itu, terserah saya dong. Yang penting saya kenyang." Jisung hanya menggelengkan kepalanya.

"Ampun dah Le, gue bayar dulu ya."

"Keysip."

Jisung sedang membayar tagihan semua pesanannya, Jisung tidak membeli makanan dia hanya minum saja. Tadinya dia berharap Chenle menyisakannya cuma apa daya seorang cogan diabaikan oleh cecan.

Nasib gue kok gini amat ya -batin Jisung

Waktu Jisung kembali ke meja. Dia melihat seorang bidadari yang sedang tidur dengan nyenyak, pas dia mendekat eh ternyata Chenle ketiduran dimeja makan.

"Le, bangun."

"Bangun le."

"Chenle-ya."

Sudah tiga kali Jisung membangunkan Chenle tapi tetap saja Chenle tidak bangun. Akhirnya dengan sekuat tenaga Jisung mengendongChenle ke dalam kamar walau itu harus melewati beberapa lantai.


©MyStepBrother

Setelah melewati dua puluh tujuh lantai akhirnya Jisung sampai di kamar yang mereka tempati dengan hati-hati Jisung menurunkan Chenle. Supaya tidak terganggu Jisung pun keluar kamar dan mencari kamar kosong yang ada hotel itu.

Jisung merebahkan diri dikamar dan tidur disana, walaupun mata terpejam, dia tetap saja tidak tidur.

Jisung sedang memikirkan bagaimana dia akan bersikap pada Chenle hangat atau dingin? Apa dia bisa hangat seperti sekarang. Atau mungkin nanti dia akan menjadi dingin seperti kata orang.

Jisung berharap Chenle dapat merubah dia, yang tadinya sedingin kutub berubah menjadi sehangat pelukan Chenle. Eh?

Senyum Jisung terpancar sangat indah, dia seakan tidak peduli sekarang jam berapa, yang dia pedulikan hanya Chenle dan masa depannya.

Sebenarnya Jisung sangat mengenal Chenle, sebut saja Jisung itu secret adminer. Karena Jisung mengenal Chenle itu dari kelas satu SMP. Jisung waktu dulu culun ga secakep sekarang dan jangan lupakan sikap dinginnya.

Memang benar Jisung telah menyukai adik tirinya selama ini, tanpa ia duga Ayahnya pun menyukai Ibunya Chenle entah itu keberuntungan atau hanya kegagalan untuk memiliki Chenle.

Jisung hanya menyerahkan semuanya kepada tuhan dan author yang mengetahuinya.

Semoga awal yang baik untuk hubungan saudara ini, tanpa ada rasa lebih dan Jisung hanya bisa memendam rasanya saja.

Jisung tidak tau dengan perasaan Chenle apakah dia akan mempunyai perasaan yang lebih atau hanya sekedar perasaan saudara.

Tanpa Jisung sadari pria itu terlelap dengan senyum cerah dalam tidurnya.

Semoga ya dia bisa memiliki chenle-nya.












©MyStepBrother

TBC!!

Double up!!

Revisi: 231120

Continue Reading

You'll Also Like

118K 12K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
876 61 10
kelanjutan dari 200 ->
307K 28.6K 21
ini cerita gimana Chenle yang awalnya menjadi sekretaris, sekarang menjadi istri bos nya ⚠️ WARNING ⚠️ - bxb area - bahasa non baku - baku - Jichen...
1.7M 119K 72
Alina Pramesti, seorang sekretaris yang merangkap sebagai baby sitter untuk anak dari bosnya. Alin yang memang menyukai anak kecil tentu senang saat...